Gerakan Pasang Implan Serentak di KBB, Target Akseptor KB Baru Terlampaui 150%
A
A
A
BANDUNG BARAT - Pelayanan pemasangan implan serentak digelar oleh Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Bandung Barat (KBB) di 16 kecamatan. Kegiatan yang bekerja sama dengan Dinas Kesehatan KBB ini melayani pemasangan implant dan IUD, baik cabut maupun bongkar pasang dengan target sasaran wanita usia subur.
"Gol dari kegiatan ini pada akhirnya adalah sebagai salah satu upaya mengendalikan laju pertumbuhan penduduk di KBB yang sekarang jumlahnya sudah mencapai 1,6 juta jiwa," ucap Kepala DP2KBP3A KBB Asep Wahyu FS di Ngamprah, Jumat (13/7/2018).
Asep mengatakan, implan dan IUD merupakan alat kontrasepsi yang efektif untuk mengatur jarak kehamilan wanita pasangan usia subur dengan rentang waktu hingga tiga tahun. Pemasangan alat kontrasepsi ini memberikan kepastian pengaturan kelahiran dan terhindar dari lupa atau malas karena memiliki waktu yang pasti. Sebab, metode implan dan IUD merupakan alat kontrasepsi jangka panjang.
Pada pelayanan serentak itu berhasil meraih 655 akseptor baru implant, 80 akseptor yang berpindah dari suntik ke implan. Jadi, keseluruhan akseptor baru Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) sebanyak 735 akseptor. Dengan demikian, target atau proyeksi permintaan masyarakat akseptor baru MKJP yang diberikan pemerintah untuk KBB berhasil terlampaui lebih dari 150%.
"Capaian itu adalah sebuah kebanggaan bagi KBB dan itu semua bisa terealisasi berkat kerja keras para petugas KKBPK di lapangan seperti para kepala UPT KB, PLKB, TPD, dan para bidan di setiap puskesmas, termasuk juga Dinas Kesehatan sebagai mitra kami di masyarakat," tuturnya.
Dirinya tetap meminta kepada para petugas di lapangan untuk memantau pascapelayanan serentak implan ini sehingga apabila terjadi masalah atau efek samping dapat segera ditindaklanjuti. Peran serta aktif masyarakat juga dibutuhkan agar program ini bisa dwisukses, yakni sukses pelaksanaan dan implementasinya serta dapat menjadi pengendali pertumbuhan penduduk di KBB.
"Kegiatan ini merupakan salah satu perwujudan dari strategi Peningkatan Pembangunan Keluarga yang terdapat dalam Rencana Strategis BKKBN 2015-2019, seperti yang digaungkan pada puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XXV Tahun 2018 di Manado, Sulawesi Utara pekan lalu," pungkasnya.
"Gol dari kegiatan ini pada akhirnya adalah sebagai salah satu upaya mengendalikan laju pertumbuhan penduduk di KBB yang sekarang jumlahnya sudah mencapai 1,6 juta jiwa," ucap Kepala DP2KBP3A KBB Asep Wahyu FS di Ngamprah, Jumat (13/7/2018).
Asep mengatakan, implan dan IUD merupakan alat kontrasepsi yang efektif untuk mengatur jarak kehamilan wanita pasangan usia subur dengan rentang waktu hingga tiga tahun. Pemasangan alat kontrasepsi ini memberikan kepastian pengaturan kelahiran dan terhindar dari lupa atau malas karena memiliki waktu yang pasti. Sebab, metode implan dan IUD merupakan alat kontrasepsi jangka panjang.
Pada pelayanan serentak itu berhasil meraih 655 akseptor baru implant, 80 akseptor yang berpindah dari suntik ke implan. Jadi, keseluruhan akseptor baru Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) sebanyak 735 akseptor. Dengan demikian, target atau proyeksi permintaan masyarakat akseptor baru MKJP yang diberikan pemerintah untuk KBB berhasil terlampaui lebih dari 150%.
"Capaian itu adalah sebuah kebanggaan bagi KBB dan itu semua bisa terealisasi berkat kerja keras para petugas KKBPK di lapangan seperti para kepala UPT KB, PLKB, TPD, dan para bidan di setiap puskesmas, termasuk juga Dinas Kesehatan sebagai mitra kami di masyarakat," tuturnya.
Dirinya tetap meminta kepada para petugas di lapangan untuk memantau pascapelayanan serentak implan ini sehingga apabila terjadi masalah atau efek samping dapat segera ditindaklanjuti. Peran serta aktif masyarakat juga dibutuhkan agar program ini bisa dwisukses, yakni sukses pelaksanaan dan implementasinya serta dapat menjadi pengendali pertumbuhan penduduk di KBB.
"Kegiatan ini merupakan salah satu perwujudan dari strategi Peningkatan Pembangunan Keluarga yang terdapat dalam Rencana Strategis BKKBN 2015-2019, seperti yang digaungkan pada puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XXV Tahun 2018 di Manado, Sulawesi Utara pekan lalu," pungkasnya.
(zik)