Di Jambi Dinamai Lukah Gilo, Penonton Jakarnaval Sebut Jelangkung

Di Jambi Dinamai Lukah Gilo, Penonton Jakarnaval Sebut Jelangkung
A
A
A
JAKARTA - Berbagai macam kesenian dan kebudayaan ditampilkan dalam parade Jakarnaval 2018 pada Minggu (8/7/2018) di sepanjang Jalan Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat. Baik kebudayaan, kesenian, dan kendaraan hias pun dipamerkan dihadapan masyarakat.
Salah satunya, kebudayan asal Semabu, Jambi, berupa Lukah Gilo. Lukah Gilo sejenis permainan Jelangkung, hanya saja dalam permainan ini yang digunakan itu berupa Lukah atau semacam alat untuk menangkap ikan. Saat kebudayaan tersebut melintas di hadapan masyarakat, masyatakat pun sempat meringis seolah takut, khususnya anak-anak.
"Itu kayak Jelangkung ya. Serem banget kayak di film-film," ucap Sumiyati (42) yang menyaksikan Jakarnaval bersama dua buah hati dan para tetangganya.
Sudah menjadi pengetahuan publik kalau Jelangkung itu bernuansa cerita-cerita horor. Saat ini, giliran berbagai macam kendaraan hias yang berparade, termasuk kendaraan taktis TNI pun turut dipamerkan pula.
Kendaraan yang sangat jarang dilihat oleh orang-orang itu pun kini dipamerkan, seperti kendaraaan taktis Pindad Komodo dan Amfibi milik TNI itu. Lalu, mobil milik Damkar berupa Bronto Skylift, mobil unik lainnya, termasuk angkutan massal yang sudah terintegrasi OK Otrip.
Masyarakat yang melihat parade Jakarnaval 2018 itu tampak antusias menantikan pertunjukan yang ditampilkan satu persatu secara berurutan itu. Apalagi, ada sejumlah akrobatik pula yang dilakukan peserta parade.
Bersasarkan pantauan, pada Minggu (8/7/2018) Jalan Medan Merdeka Barat tampak lebih banyak dipadati masyarakat dibandingkan menjelang sore hari tadi. Apalagi, pawai pun tengah berlanjut mengelilingi kawasan Monas.
Dalam festival itu, ada berbagai macam kebudayaan dan kesenian yang ditampilkan, baik kebudayaan dan kesenian betawi, Sumatera, maupun Jawa dan masih banyak lagi. Misalnya saja ada ondel-ondel, dram band, tanjidor, Tari Piring, Tari Topeng Betawi, Lenggang Nyai, Barongsai, dan juga fashion yang bakal dikenakan para atlet saat Asian Games mendatang.
Adapun pesertanya, ada dari berbagai SKPD, BUMD, Komunitas Seni, para atlet Asean Games, dan anak-anak sekolahan. Masyarakat yang hadir pun tak jarang melakukan selfie dengan latar belakang pawai Jakarnaval 2018, baik anak muda maupun orang tua.
Namun, paling banyak masyarakat yang datang menyaksikan event itu bersama keluarganya. Bukan hanya masyarakat, petugas keamanan yang menjaga kegiatan itu juga tak jarang yang mengambil foto dan berselfie diri pula seperti masyarakat pada umumnya. Hingga kini, pawai tersebut masih terus berlanjut.
Salah satunya, kebudayan asal Semabu, Jambi, berupa Lukah Gilo. Lukah Gilo sejenis permainan Jelangkung, hanya saja dalam permainan ini yang digunakan itu berupa Lukah atau semacam alat untuk menangkap ikan. Saat kebudayaan tersebut melintas di hadapan masyarakat, masyatakat pun sempat meringis seolah takut, khususnya anak-anak.
"Itu kayak Jelangkung ya. Serem banget kayak di film-film," ucap Sumiyati (42) yang menyaksikan Jakarnaval bersama dua buah hati dan para tetangganya.
Sudah menjadi pengetahuan publik kalau Jelangkung itu bernuansa cerita-cerita horor. Saat ini, giliran berbagai macam kendaraan hias yang berparade, termasuk kendaraan taktis TNI pun turut dipamerkan pula.
Kendaraan yang sangat jarang dilihat oleh orang-orang itu pun kini dipamerkan, seperti kendaraaan taktis Pindad Komodo dan Amfibi milik TNI itu. Lalu, mobil milik Damkar berupa Bronto Skylift, mobil unik lainnya, termasuk angkutan massal yang sudah terintegrasi OK Otrip.
Masyarakat yang melihat parade Jakarnaval 2018 itu tampak antusias menantikan pertunjukan yang ditampilkan satu persatu secara berurutan itu. Apalagi, ada sejumlah akrobatik pula yang dilakukan peserta parade.
Bersasarkan pantauan, pada Minggu (8/7/2018) Jalan Medan Merdeka Barat tampak lebih banyak dipadati masyarakat dibandingkan menjelang sore hari tadi. Apalagi, pawai pun tengah berlanjut mengelilingi kawasan Monas.
Dalam festival itu, ada berbagai macam kebudayaan dan kesenian yang ditampilkan, baik kebudayaan dan kesenian betawi, Sumatera, maupun Jawa dan masih banyak lagi. Misalnya saja ada ondel-ondel, dram band, tanjidor, Tari Piring, Tari Topeng Betawi, Lenggang Nyai, Barongsai, dan juga fashion yang bakal dikenakan para atlet saat Asian Games mendatang.
Adapun pesertanya, ada dari berbagai SKPD, BUMD, Komunitas Seni, para atlet Asean Games, dan anak-anak sekolahan. Masyarakat yang hadir pun tak jarang melakukan selfie dengan latar belakang pawai Jakarnaval 2018, baik anak muda maupun orang tua.
Namun, paling banyak masyarakat yang datang menyaksikan event itu bersama keluarganya. Bukan hanya masyarakat, petugas keamanan yang menjaga kegiatan itu juga tak jarang yang mengambil foto dan berselfie diri pula seperti masyarakat pada umumnya. Hingga kini, pawai tersebut masih terus berlanjut.
(whb)