Gunung Agung Kembali Erupsi Semburkan Abu Setinggi 2.500 Meter
A
A
A
KARANGASEM - Gunung Agung erupsi lagi sekitar pukul 12.20 Wita, Rabu (4/7/2018). Letusan kali ini membuat kolom abu yang teramati setinggi 2.500 meter di atas puncak gunung atau 5.642 meter di atas permukaan laut.
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 24 mm dan durasi 1 menit 58 detik.Berdasarkan data Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) saat ini status Gunung Agung masih berada dilevel III.
(PVMBG) merekomendasikan agar masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki, pengunjung dan wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di zona perkiraan bahaya yaitu di seluruh area di dalam radius 4 km dari kawah puncak Gunung Agung.
PVMBG juga menyebut zona perkiraan bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual.
Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan, jika material erupsi masih terpapar di area puncak. Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung.
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 24 mm dan durasi 1 menit 58 detik.Berdasarkan data Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) saat ini status Gunung Agung masih berada dilevel III.
(PVMBG) merekomendasikan agar masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki, pengunjung dan wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di zona perkiraan bahaya yaitu di seluruh area di dalam radius 4 km dari kawah puncak Gunung Agung.
PVMBG juga menyebut zona perkiraan bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual.
Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan, jika material erupsi masih terpapar di area puncak. Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung.
(vhs)