Kapal Marak Tenggelam Pengamat: Ada Pembiaran soal Keselamatan Pelayaran

Selasa, 03 Juli 2018 - 21:16 WIB
Kapal Marak Tenggelam Pengamat: Ada Pembiaran soal Keselamatan Pelayaran
Kapal Marak Tenggelam Pengamat: Ada Pembiaran soal Keselamatan Pelayaran
A A A
JAKARTA - Dunia maritim nasional kembali berkabung. Pasalnya, setelah Kapal Motor (KM) Sinar Bangun tenggelam di Danau Toba, Sumatera Utara, Senin 18 Juni 2018 lalu, KM Lestari Maju mengalami hal yang sama di Perairan Selayar, Sulawesi Selatan, sekitar pukul 14.00 Wita tadi.

Direktur Eksekutif Pusat Kajian Maritim untuk Kemanusiaan, Abdul Halim berpendapat bahwa ada beberapa penyebab kapal mengalami tenggelam. Pertama, kata dia, karena adanya pengabaian dari pemerintah berkaitan dengan keamanan dan keselamatan pelayaran.

"Kedua, tuanya armada pelayaran laut nasional," kata Abdul Halim kepada SINDOnews, Selasa (3/7/2018).

Kemudian yang ketiga, lanjut dia, karena pentingnya sosialisasi keamanan dan keselamatan pelayaran sejak pendidikan usia dini diabaikan. Dirinya pun menilai tenggelamnya KM Sinar Bangun dan Lestari Maju merupakan bom waktu atas berbagai persoalan pelayaran yang dibiarkan bertahun-tahun. "Pembiaran yang berujung pada jatuhnya korban jiwa," ujarnya.

Agar ke depan kecelakaan serupa tidak terulang, dirinya pun menyarankan agar alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk peningkatan kualitas dan kuantitas armada pelayaran nasional yang disalurkan melalui Kementerian Perhubungan diaudit terlebih dahulu.

"Pascaaudit, hasilnya bisa dijadikan sebagai landasan perbaikan menyeluruh sistem pelayaran laut nasional," katanya.

SINDOnews mencatat ada beberapa kejadian kecelakaan kapal yang menyebabkan korban jiwa dalam sebulan terakhir selain KM Sinar Bangun, yaitu tenggelamnya Kapal Motor Arista jenis Jolloro yang mengangkut 35 penumpang tenggelam di Selat Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu 13 Juni 2018 yang menyebabkan 13 penumpangnya tewas. (Ini Beritanya: Ini 13 Korban Tewas Tenggelamnya KM Arista di Selat Makassar).

Lalu, Speedboat berpenumpang 30 orang dari Toboali, Bangka Belitung tujuan Sungai Lumpur, OKI tenggelam setelah dihantam ombak di Selat Bangka atau sekitar Pulau Maspari, Sumsel, Rabu 13 Juni 2018. (Baca: Speedboat Karam di Selat Bangka, 1 Penumpang Tewas dan 2 Hilang.

Kemudian, perahu boat ditumpangi sekitar 30 wisatawan lokal saat hendak menuju Pulau Satonda, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) terbalik, Sabtu 16 Juni 2018 yang mengakibatkan satu penumpangnya tewas. (Klik: Perahu Wisata Terbalik, 30 Penumpang Jatuh ke Laut dan 1 Tewas).

Selanjutnya KM Ramos Risma Marisi yang berangkat dari Dermaga Pulau Sibandang Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) menuju Dermaga Nainggolan Kabupaten Samosir terdampar di Perairan Danau Toba, Jumat malam 22 Juni 2018. (Berita sebelumnya: Penumpang KM Risma Marisi Ditemukan Tewas dengan Luka di Kepala).

Kemudian Kapal kargo KM Berkat Anugerah di Perairan Pulau Dato, Kabupaten Lingga, Kepri yang menyebabkan satu tewas dan satu lagi hilang pada Minggu 24 Juni 2018. (Baca juga: Kapal Kargo Tenggelam di Kepri, 1 Tewas dan 1 Hilang).
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6967 seconds (0.1#10.140)