Festival Edukasi Leluhur Batak Bantu Wujud Merawat Kebudayaan Lokal
A
A
A
MEDAN - Festival Edukasi Leluhur Batak 4-10 Juli mendatang sangat cocok dengan
program pemerintah ingin menjadikan Danau Toba sebagai 10 besar destinasi pariwisata nasional.
Hal ini juga paralel dengan upaya tanpa henti memperjuangkan Geopark Nasional Kaldera Toba menjadi Geopark Network Unesco. Festival akan diadakan di Simullop, Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.Siaran pers yang diterima redaksi menyebutkan adapun tujuan acara tersebut untuk membantu mewujudkan Geopark Nasional Kaldera Toba menjadi Geopark Global Network Unesco. Kegiatan ini digagas Komunitas Rumahela Raja Isombaon sebagai bagian dari Parsadaan Pomparan Ni Si Raja Batak bersama pemerintah.
Pendiri Rumahela Hinca Panjaitan XIII di Jakarta, Selasa (2/7/2018) mengatakan, program itu harus didukung, termasuk juga oleh masyarakat dan komunitasnya untuk terus menerus merawat kearifan lokal budaya Batak.
"Untuk memajukan ekonomi kreatif baik disektor bebatuan (geologi), tumbuh-tumbuhan herbal (biologi) dan keragaman budaya adalah penting," ujar Hinca yang juga Sekjen Partai Demokrat di Medan, Selasa (3/7/2018).
Dia mengatakan jangan pernah lelah untuk berkarya sekaligus menjaga apa yang sudah diciptakan Tuhan. "Saya berharap, festival yang akan diselenggarakan tiap tahun ini bisa menjadi kalender tetap pariwisata nasional dan internasional," sebutnya.
Dalam festival tersebut nantinyaakan diadakan perjalanan budaya leluhur Batak. Misalnya saja pengunjung dan masyarakat akan diajak menuju Mual (mata air) Simullop, simulasi pengambilan air dan pengelekkan mata mual. Lalu ada penanaman pohon dan upacara pengibaran bendera tiga warna, pentas seni dan hiburan serta diakhiri penjemputan dan panyambutan bendera tiga warna.
"Presiden Joko Widodo kami undang. Dan sejumlah tokoh nasional, bupati samosir juga berkenan hadir katanya. Mari bergandeng tangan, mohon dukungannya agar dunia sayang tanah Batak," kata Hinca.
program pemerintah ingin menjadikan Danau Toba sebagai 10 besar destinasi pariwisata nasional.
Hal ini juga paralel dengan upaya tanpa henti memperjuangkan Geopark Nasional Kaldera Toba menjadi Geopark Network Unesco. Festival akan diadakan di Simullop, Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.Siaran pers yang diterima redaksi menyebutkan adapun tujuan acara tersebut untuk membantu mewujudkan Geopark Nasional Kaldera Toba menjadi Geopark Global Network Unesco. Kegiatan ini digagas Komunitas Rumahela Raja Isombaon sebagai bagian dari Parsadaan Pomparan Ni Si Raja Batak bersama pemerintah.
Pendiri Rumahela Hinca Panjaitan XIII di Jakarta, Selasa (2/7/2018) mengatakan, program itu harus didukung, termasuk juga oleh masyarakat dan komunitasnya untuk terus menerus merawat kearifan lokal budaya Batak.
"Untuk memajukan ekonomi kreatif baik disektor bebatuan (geologi), tumbuh-tumbuhan herbal (biologi) dan keragaman budaya adalah penting," ujar Hinca yang juga Sekjen Partai Demokrat di Medan, Selasa (3/7/2018).
Dia mengatakan jangan pernah lelah untuk berkarya sekaligus menjaga apa yang sudah diciptakan Tuhan. "Saya berharap, festival yang akan diselenggarakan tiap tahun ini bisa menjadi kalender tetap pariwisata nasional dan internasional," sebutnya.
Dalam festival tersebut nantinyaakan diadakan perjalanan budaya leluhur Batak. Misalnya saja pengunjung dan masyarakat akan diajak menuju Mual (mata air) Simullop, simulasi pengambilan air dan pengelekkan mata mual. Lalu ada penanaman pohon dan upacara pengibaran bendera tiga warna, pentas seni dan hiburan serta diakhiri penjemputan dan panyambutan bendera tiga warna.
"Presiden Joko Widodo kami undang. Dan sejumlah tokoh nasional, bupati samosir juga berkenan hadir katanya. Mari bergandeng tangan, mohon dukungannya agar dunia sayang tanah Batak," kata Hinca.
(vhs)