Penjelasan Kodam Cenderawasih soal Penyanderaan Anggota Raider oleh OPM

Kamis, 21 Juni 2018 - 18:30 WIB
Penjelasan Kodam Cenderawasih soal Penyanderaan Anggota Raider oleh OPM
Penjelasan Kodam Cenderawasih soal Penyanderaan Anggota Raider oleh OPM
A A A
JAYAPURA - Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Kol Inf M Aidi Nubic angkat bicara soal klaim penyanderaan anggota Raider dan istrinya oleh Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) atau tentara Organisasi Papua Merdeka di Puncak Jaya. Kol Inf M Aidi Nubic yang juga juru bicara Kodam Cenderawasih ini mengatakan, tidak ada penyanderaan oleh KKSB terhadap Pratu Darius anggota TNI dari Batalyon Infanteri Raider Khusus 753/Arga Vira Tama dan istrinya Mega. Menurut dia, Pratu Darius memang merupakan anggota Raider 753/AVT yang merupakan prajurit asli Papua. Namun yang bersangkutan sudah lama disersi alias kabur meninggalkan tugas di daerah operasinya di Pos Pengamanan Yanbi.

"Sebelumnya juga di pos pengamanan tersebut datang seorang wanita yang minta untuk dinikahi oleh Pratu Darius. Mereka bertengkar disitu dan didamaikan oleh Danpos. Beberapa hari kemudian prajurit ini kabur meninggalkan tugas," kata Kapendam saat dihubungi MNC Media, Kamis (21/6/2018).

Perwira menengah Kodam Cenderawasih ini menyebut, jika dalam istilah TNI, yang bersangkutan adalah Kelana Yudha. Kemudian ada kabar jika yang bersangkutan disandera oleh pihak KKSB.

"Saya tidak tahu jika hal ini dikaitkan dengan opini yang dilakukan oleh pihak KKSB jika telah menyandera Prajurit tersebut bersama istrinya. Padahal mereka bukan suami istri karena masih pacaran," timpal Kapendam.

Pada saat dilakukan pencarian oleh pihak Pomdam, lanjut Kapendam, pihak Kodam menanyakan di sekitar pos dan bertemu ke kepala suku setempat yang sempat bertemu dengan Pratu Darius. Prajurit TNI tersebut mengatakan, ke kepala suku jika dia tidak ingin kembali ke tentara atau TNI.

"Berdasarkan monitor dari pihak intelijen yang bersangkutan masih dalam pelariannya dan senjata serta perlengkapan TNInya tidak dibawa. Dan kita monitor dia sedang di Timika.
Jadi ini dijadikan moment oleh pihak KKSB untuk barter dengan tahanan pihak kepolisian. Tapi tidak kita layani hal ini, " ungkap Kapendam.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5487 seconds (0.1#10.140)