Rileks Berdebat dengan Eramas, Djoss Dinilai Tak Punya Beban Masalah
A
A
A
JAKARTA - Debat sesi ketiga antar pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara telah dilaksanakan di Hotel Santika, Medan, Selasa (19/6/2018) malam. Dalam acara itu, Pasangan nomor urut dua, Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus menyampaikan gagasan dan menjawab pertanyaan dengan santai tapi substansial sebagai bentuk berpengalaman dan menguasai materi debat.
Djoss dalam dua jam waktu debat yang disiarkan langsung televisi nasional itu sering menatap lawan debatnya, Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah (Ijeck). Bahkan, Djarot-Sihar selalu mengawali jawaban dan argumentasinya dengan tersenyum sambil mengucapkan terima kasih kepada Edy-Ijeck.
“Djarot sudah berpengalaman berdebat, dia bisa menghadapi dengan elegan dan substansial karena pengalamannya itu,” ujar Pengamat Politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, saat dihubungi wartawan, Rabu (20/6/2018).
Di samping itu, Adi melihat Djarot tenang dalam berdebat lantaran tidak memiliki beban masalah. Maka itu juga, Djarot leluasa bertanya kepada lawan debatnya mengenai komitmen mewujudkan pemerintahan bersih. “Djarot bisa tenang seperti itu kan karena dia bersih dan enggak punya beban masalah apapun,” kata Adi Prayitno.
Diketahui, Djoss dalam debat itu fokus menyampaikan komitmennya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sumatera Utara, sesuai tema yang ditetapkan dalam debat, penegakan hukum dan hak asasi manusia. Menurut pasangan yang diusung PDIP dan PPP itu, peningkatan kesejahteraan merupakan hak asasi semua warga Sumatera Utara.
Kata Djarot, peningkatan kesejahteraan itu bakal dimulai dengan mewujudkan iklim investasi lebih bergairah di Sumatera Utara dengan cara menghadirkan pelayanan terpadu, mempermudah prosedur, menjaga iklim dan keamanan, serta menguatkan sistemnya.
“Tugas utama itu adalah melayani, urusan yang sulit itu justru dibikin mudah. Kalau perizinan mudah dan pemimpinnya melayani dengan hati dan jujur, saya yakin investor akan datang,” kata Djarot.
Selain itu, Djarot juga berjanji akan merevitalisasi balai pelatihan kerja agar tenaga kerja dari Sumut mampu bersaing. Sebagai contoh, untuk sektor pertanian akan diprioritaskan di Dairi dan Karo, sektor perikanan dan pengolahan ikan akan diprioritaskan di Tanjung Balai dan Sibolga.
“Kalau perlu didorong supaya mereka mendapat ISO, supaya diakui dan dihormati saat bekerja di luar negeri. Dengan cara itu juga kita bisa menekan human trafficking,” jelas Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Djoss dalam dua jam waktu debat yang disiarkan langsung televisi nasional itu sering menatap lawan debatnya, Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah (Ijeck). Bahkan, Djarot-Sihar selalu mengawali jawaban dan argumentasinya dengan tersenyum sambil mengucapkan terima kasih kepada Edy-Ijeck.
“Djarot sudah berpengalaman berdebat, dia bisa menghadapi dengan elegan dan substansial karena pengalamannya itu,” ujar Pengamat Politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, saat dihubungi wartawan, Rabu (20/6/2018).
Di samping itu, Adi melihat Djarot tenang dalam berdebat lantaran tidak memiliki beban masalah. Maka itu juga, Djarot leluasa bertanya kepada lawan debatnya mengenai komitmen mewujudkan pemerintahan bersih. “Djarot bisa tenang seperti itu kan karena dia bersih dan enggak punya beban masalah apapun,” kata Adi Prayitno.
Diketahui, Djoss dalam debat itu fokus menyampaikan komitmennya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sumatera Utara, sesuai tema yang ditetapkan dalam debat, penegakan hukum dan hak asasi manusia. Menurut pasangan yang diusung PDIP dan PPP itu, peningkatan kesejahteraan merupakan hak asasi semua warga Sumatera Utara.
Kata Djarot, peningkatan kesejahteraan itu bakal dimulai dengan mewujudkan iklim investasi lebih bergairah di Sumatera Utara dengan cara menghadirkan pelayanan terpadu, mempermudah prosedur, menjaga iklim dan keamanan, serta menguatkan sistemnya.
“Tugas utama itu adalah melayani, urusan yang sulit itu justru dibikin mudah. Kalau perizinan mudah dan pemimpinnya melayani dengan hati dan jujur, saya yakin investor akan datang,” kata Djarot.
Selain itu, Djarot juga berjanji akan merevitalisasi balai pelatihan kerja agar tenaga kerja dari Sumut mampu bersaing. Sebagai contoh, untuk sektor pertanian akan diprioritaskan di Dairi dan Karo, sektor perikanan dan pengolahan ikan akan diprioritaskan di Tanjung Balai dan Sibolga.
“Kalau perlu didorong supaya mereka mendapat ISO, supaya diakui dan dihormati saat bekerja di luar negeri. Dengan cara itu juga kita bisa menekan human trafficking,” jelas Gubernur DKI Jakarta tersebut.
(kri)