10 Penambang Emas Ilegal di Lombok Barat Tewas Menghirup Gas Beracun
A
A
A
MATARAM - Sebanyak 10 penambang ilegal tewas keracunan gas saat menambang di bekas tambang emas di Gunung Suge, Dusun Slodong, Desa Buwun Mas, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Selasa (19/6/2018). Korban berhasil dievakuasi oleh pihak kepolisian dan dibawa ke Puskesmas Sekotong menggunakan mobil milik masyarakat setempat.
Korban diperkirakan mencapai 13 orang dengan rincian 10 orang meninggal dunia dan tiga orang selamat.
Kejadiaan tersebut berawal ketika satu kelompok penambang tradisional yang biasa melakukan proses penambangan (mencari emas) di dalam lubang yang sudah tidak bertuan/telah ditinggalkan oleh pemiliknya. Seluruh korban mulai melakukan proses penambangan masuk kedalam lubang sejak Senin 18 Juni 2018 sekitar pukul 20.00 Wita.
Lalu dalam proses penambangan dirasakan adanya bau asap (barang terbakar), karena dalamnya lubang mencapai sekitar 200 meter beberapa korban tidak bisa menyelamatkan diri dan meninggal akibat sesak nafas atau kekurangan oksigen. Diperkirakan asal asap dari lubang lain karena antara satu lubang dengan lubang lainnya terhubung.
Dari informasi yang dihimpun dari berbagai sumber ada seseorang yang sengaja membakar, ban karet di dalam lubang sehingga asap pembakarannya masuk ke sejumlah lubang lainnya dan terhirup para penambang. Sehingga para penambang sesak dan tewas di dalam lubang.
Kepala Desa Buwun Mas, Rohidi menyatakan bahwa jumlah korban bisa jadi akan bertambah, dan sudah melakukan koordinasi dengan Basarnas untuk membantu evakuasi korban yang masih tersisa.
"Untuk pemulangan jenazah korban yang sebagian besar adalah warga Desa Buwun Mas, kami tunggu hasil pemeriksaan dari puskesmas dulu. Setelah itu kami akan koordinasi dengan keluarga korban untuk proses pemakamannya," kata Rohidi.
Saat berita ini diturunkan suasana Puskesmas Sekotong semakin ramai didatangi warga untuk melihat kondisi jenazah para korban.
Dari hasil pemeriksaan sementara dari Puskesmas Sekotong bahwa meninggalnya korban diduga akibat keracunan gas yang mengakibatkan korban kekurangan oksigen, untuk luka-luka akibat kekerasan ditubuh korban tidak ditemukan.
Korban diperkirakan mencapai 13 orang dengan rincian 10 orang meninggal dunia dan tiga orang selamat.
Kejadiaan tersebut berawal ketika satu kelompok penambang tradisional yang biasa melakukan proses penambangan (mencari emas) di dalam lubang yang sudah tidak bertuan/telah ditinggalkan oleh pemiliknya. Seluruh korban mulai melakukan proses penambangan masuk kedalam lubang sejak Senin 18 Juni 2018 sekitar pukul 20.00 Wita.
Lalu dalam proses penambangan dirasakan adanya bau asap (barang terbakar), karena dalamnya lubang mencapai sekitar 200 meter beberapa korban tidak bisa menyelamatkan diri dan meninggal akibat sesak nafas atau kekurangan oksigen. Diperkirakan asal asap dari lubang lain karena antara satu lubang dengan lubang lainnya terhubung.
Dari informasi yang dihimpun dari berbagai sumber ada seseorang yang sengaja membakar, ban karet di dalam lubang sehingga asap pembakarannya masuk ke sejumlah lubang lainnya dan terhirup para penambang. Sehingga para penambang sesak dan tewas di dalam lubang.
Kepala Desa Buwun Mas, Rohidi menyatakan bahwa jumlah korban bisa jadi akan bertambah, dan sudah melakukan koordinasi dengan Basarnas untuk membantu evakuasi korban yang masih tersisa.
"Untuk pemulangan jenazah korban yang sebagian besar adalah warga Desa Buwun Mas, kami tunggu hasil pemeriksaan dari puskesmas dulu. Setelah itu kami akan koordinasi dengan keluarga korban untuk proses pemakamannya," kata Rohidi.
Saat berita ini diturunkan suasana Puskesmas Sekotong semakin ramai didatangi warga untuk melihat kondisi jenazah para korban.
Dari hasil pemeriksaan sementara dari Puskesmas Sekotong bahwa meninggalnya korban diduga akibat keracunan gas yang mengakibatkan korban kekurangan oksigen, untuk luka-luka akibat kekerasan ditubuh korban tidak ditemukan.
(sms)