Kapolres Sarmi Bantah Ada Kerusakan 118 Rumah dan 3 Korban Gempa
A
A
A
SARMI - Informasi terkait adanya 3 korban dan kerusakan 118 rumah pasca gempa tektonik dengan kekuatan 5,7 SR mengguncang wilayah Kabupaten Sarmi pada Jumat (15/6/2018) pukul 07.57 WIB dipastikan belum mempunyai data valid.
Hal tersebut disampaikan Kapolres Sarmi, AKBP Paul Isak S. Menurut Paul, informasi adanya kerusakan 118 rumah dan ditemukan 3 korban luka akibat dampak gempa tersebut sama sekali tidak benar. Bahkan anggotanya di lapangan di Polsek-polsek jajaran Polres Sarmi yang melakukan patroli dalam rangka Lebaran pun hingga saat ini belum mendapat laporan tersebut.
"Di Sarmi memang tadi ada gempa 5,7 SR , sesuai dengan yang saya lihat dari laporan BMKG. Tetapi dampak dari gempa itu sampai sekarang tidak ada laporan masyarakat dan patroli anggota kami dari wilayah Polsek-polsek jajaran Polres Sarmi, mulai dari Pantai Timur, Bonggo, Pantai Barat tidak ada laporan, kalau ada rumah-rumah yang rusak atau ada yang korban pasca gempa tersebut, makanya saya juga kaget atas laporan itu," ujar Paul saat dikonfirmasi, Jumat (15/6/2018) malam.
Paul melanjutkan, mengenai informasi adanya kerusakan 118 rumah dan 3 orang menjadi korban, setelah pihaknya mengecek langsung ke pihak BPBD ternyata informasi tersebut berkembang dari mulut ke mulut oleh warga tanpa mengecek langsung ke lapangan.
"Itu dari BPBD Sarmi sudah saya cek, ada salah satu Kabid mereka dia hanya dengar-dengar dari mulut ke mulut dia tidak cek lapangan, jadi anggota kami yang ada di Polsek-polsek itu tidak ada laporan mengenai kerusakan rumah dan korban sampai saat ini, jadi informasi itu saya kira belum valid atau belum jelas," jelas dia.
Anggota Polsek di jajaran Polres Sarmi sejak kemarin terus melakukan patroli ke kampung-kampung, namun informasi tersebut juga tidak ada. "Anggota saya yang di Polsek-Polsek, lakukan patroli ke kampung-kampung tapi tidak pernah ada laporan masyarakat tentang rumah yang rusak pasca gempa dan sebagainya termasuk ada informasi tiga Korban alami luka berat akibat terkena reruntuhan bangunan pasca gempa itu tidak ada. Bahkan tadi yang datang silahturahmi itu dari mantri-mantri dari beberapa kampung tidak ada itu yang ngomong-ngomong, kalau ada dampak dari gempa itu, tapi nanti kami cek lagi jangan sampai di kampung yang susah dijangkau gitu yah," tutur paul.
Bahkan menurut Paul, dirinya baru saja melakukan pengecekan melalui sambungan telepon dengan Kapolsek Pantai Barat yang informasinya lokasi gempa berada di daerah tersebut, namun tidak ada laporan tersebut. Bahkan anggotanya sudah disebar sejak adanya berita mengenai informasi itu, namun tidak ada laporan seperti itu.
"Saya baru saja perintahkan Kasat Sabhara untuk cek informasi tersebut juga belum ada informasi dampak gempa tersebut. Bahkan saya sendiri langsung cek ke dengan telepon ke Polsek Pantai Barat yang dibilang ada kerusakan rumah roboh itu, saya telepon di Polsek sana, anggota mengatakan tidak ada kisaran suara atau apapun yang rusak di sana. Masyarakat yang lewat dengan angkot atau yang berjalan kaki yang ditemui anggota ditanya soal informasi tersebut tidak ada, bahkan anggota kami di sana sudah cek langsung ke Puskemas Pantai Barat, juga tidak ada laporan adanya warga yang dibawa datang berobat akibat luka terkena dampak gempa itu," tegas Paul.
Karena itu, Kapolres menyesalkan adanya oknum warga yang memberikan laporan itu ke pihak BPBD. Padahal, informasi tersebut belum terkonfirmasi sebab hanya kabar dari mulut ke mulut saja. Anggota Polsek di jajaran Polres Sarmi hingga malam masih terus melakukan pemantauan dan monitoring terkait informasi tersebut.
"Kami punya Polsek semua saya cek Kapolsek belum ada itu laporannya mengenai kerusakan dan korban apapun pasca gempa itu, bahkan mereka sampaikan bahwa tadi mereka patroli tidak ada informasi masyarakat tentang adanya Kerusakan rumah dan sebagainya. Jadi sekali lagi itu berita belum benar, kami masih cek terus kebenaran dari informasi tersebut," tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, gempa tektonik dengan kekuatan 5.7 SR mengguncang wilayah Kabupaten Sarmi pada 15/6/2018 pukul 07.57 WIB. BMKG melaporkan gempa bumi dengan episenter terletak pada koordinat 1.93 LS dan 138.93 BT, atau tepatnya berlokasi di laut dekat pesisir pada jarak 67 Km arah barat laut Sarmi, Provinsi Papua pada kedalaman 10 km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, tampak bahwa gempa bumi ini termasuk dalam klasifikasi gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Pasifik di New Guinea Trench di sebelah utara Jayapura. Hasil analisis BMKG, mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini dipicu oleh penyesaran miring yang merupakan kominasi antara pergerakan mendatar dan naik (oblique-thrust). Gempa tidak berpotensi tsunami.
Hal tersebut disampaikan Kapolres Sarmi, AKBP Paul Isak S. Menurut Paul, informasi adanya kerusakan 118 rumah dan ditemukan 3 korban luka akibat dampak gempa tersebut sama sekali tidak benar. Bahkan anggotanya di lapangan di Polsek-polsek jajaran Polres Sarmi yang melakukan patroli dalam rangka Lebaran pun hingga saat ini belum mendapat laporan tersebut.
"Di Sarmi memang tadi ada gempa 5,7 SR , sesuai dengan yang saya lihat dari laporan BMKG. Tetapi dampak dari gempa itu sampai sekarang tidak ada laporan masyarakat dan patroli anggota kami dari wilayah Polsek-polsek jajaran Polres Sarmi, mulai dari Pantai Timur, Bonggo, Pantai Barat tidak ada laporan, kalau ada rumah-rumah yang rusak atau ada yang korban pasca gempa tersebut, makanya saya juga kaget atas laporan itu," ujar Paul saat dikonfirmasi, Jumat (15/6/2018) malam.
Paul melanjutkan, mengenai informasi adanya kerusakan 118 rumah dan 3 orang menjadi korban, setelah pihaknya mengecek langsung ke pihak BPBD ternyata informasi tersebut berkembang dari mulut ke mulut oleh warga tanpa mengecek langsung ke lapangan.
"Itu dari BPBD Sarmi sudah saya cek, ada salah satu Kabid mereka dia hanya dengar-dengar dari mulut ke mulut dia tidak cek lapangan, jadi anggota kami yang ada di Polsek-polsek itu tidak ada laporan mengenai kerusakan rumah dan korban sampai saat ini, jadi informasi itu saya kira belum valid atau belum jelas," jelas dia.
Anggota Polsek di jajaran Polres Sarmi sejak kemarin terus melakukan patroli ke kampung-kampung, namun informasi tersebut juga tidak ada. "Anggota saya yang di Polsek-Polsek, lakukan patroli ke kampung-kampung tapi tidak pernah ada laporan masyarakat tentang rumah yang rusak pasca gempa dan sebagainya termasuk ada informasi tiga Korban alami luka berat akibat terkena reruntuhan bangunan pasca gempa itu tidak ada. Bahkan tadi yang datang silahturahmi itu dari mantri-mantri dari beberapa kampung tidak ada itu yang ngomong-ngomong, kalau ada dampak dari gempa itu, tapi nanti kami cek lagi jangan sampai di kampung yang susah dijangkau gitu yah," tutur paul.
Bahkan menurut Paul, dirinya baru saja melakukan pengecekan melalui sambungan telepon dengan Kapolsek Pantai Barat yang informasinya lokasi gempa berada di daerah tersebut, namun tidak ada laporan tersebut. Bahkan anggotanya sudah disebar sejak adanya berita mengenai informasi itu, namun tidak ada laporan seperti itu.
"Saya baru saja perintahkan Kasat Sabhara untuk cek informasi tersebut juga belum ada informasi dampak gempa tersebut. Bahkan saya sendiri langsung cek ke dengan telepon ke Polsek Pantai Barat yang dibilang ada kerusakan rumah roboh itu, saya telepon di Polsek sana, anggota mengatakan tidak ada kisaran suara atau apapun yang rusak di sana. Masyarakat yang lewat dengan angkot atau yang berjalan kaki yang ditemui anggota ditanya soal informasi tersebut tidak ada, bahkan anggota kami di sana sudah cek langsung ke Puskemas Pantai Barat, juga tidak ada laporan adanya warga yang dibawa datang berobat akibat luka terkena dampak gempa itu," tegas Paul.
Karena itu, Kapolres menyesalkan adanya oknum warga yang memberikan laporan itu ke pihak BPBD. Padahal, informasi tersebut belum terkonfirmasi sebab hanya kabar dari mulut ke mulut saja. Anggota Polsek di jajaran Polres Sarmi hingga malam masih terus melakukan pemantauan dan monitoring terkait informasi tersebut.
"Kami punya Polsek semua saya cek Kapolsek belum ada itu laporannya mengenai kerusakan dan korban apapun pasca gempa itu, bahkan mereka sampaikan bahwa tadi mereka patroli tidak ada informasi masyarakat tentang adanya Kerusakan rumah dan sebagainya. Jadi sekali lagi itu berita belum benar, kami masih cek terus kebenaran dari informasi tersebut," tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, gempa tektonik dengan kekuatan 5.7 SR mengguncang wilayah Kabupaten Sarmi pada 15/6/2018 pukul 07.57 WIB. BMKG melaporkan gempa bumi dengan episenter terletak pada koordinat 1.93 LS dan 138.93 BT, atau tepatnya berlokasi di laut dekat pesisir pada jarak 67 Km arah barat laut Sarmi, Provinsi Papua pada kedalaman 10 km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, tampak bahwa gempa bumi ini termasuk dalam klasifikasi gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Pasifik di New Guinea Trench di sebelah utara Jayapura. Hasil analisis BMKG, mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini dipicu oleh penyesaran miring yang merupakan kominasi antara pergerakan mendatar dan naik (oblique-thrust). Gempa tidak berpotensi tsunami.
(kri)