Gerebek Kontrakan di Blitar, Densus Tangkap Dokter dan Penyalur Pupuk

Kamis, 14 Juni 2018 - 11:31 WIB
Gerebek Kontrakan di...
Gerebek Kontrakan di Blitar, Densus Tangkap Dokter dan Penyalur Pupuk
A A A
BLITAR - Tim Detasemen Khusus (Densus) Antiteror 88 menggerebek rumah AR (48) warga Kelurahan Bajang, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar.

Bersama AR, petugas juga mengamankan Nh (40) seorang dokter (pengontrak rumah AR), dan SZ (42) warga Desa Kamulan, Kecamatan Talun.

Penggerebekan berlangsung Rabu 13 Juni 2018 malam. Selain menangkap tiga orang, polisi juga menyita sejumlah barang dari dalam rumah. Informasi yang dihimpun petugas mengamankan satu pucuk senjata api (senpi) jenis pistol, satu unit laptop beserta flash disk serta beberapa dokumen dan buku.

"Iya AR merupakan warga kami. Petugas juga sudah berkomunikasi dengan kami termasuk meminta sejumlah data kependudukan terkait AR, "ujar Lurah Bajang Imam Harimiadi saat dikonfirmasi Koran Sindo Kamis (14/6).

AR seorang distributor atau penyalur pupuk pertanian. Sebelum kembali menjadi penduduk Bajang, AR sempat bertempat tinggal di wilayah Kecamatan Kanigoro. Disana (Kanigoro) AR hidup satu rumah dengan mertuanya. Tidak lama. Sekitar tiga tahunan, kata Imam, AR kembali ke Bajang dengan menempati rumah warisan keluarganya.

"Sempat pindah penduduk Kanigoro. Namun kemudian kembali lagi jadi warga Bajang, "terang Imam. Tidak terpaut jauh dengan kembalinya AR sebagai warga Bajang, muncul Nh. Dokter umum yang merupakan warga Desa Jajar, Kecamatan Talun itu datang sebagai pengontrak rumah.

Bersama keluarganya Nh menempati salah satu bangunan rumah AR. Sementara AR menghuni bangunan yang lain. Sebagai dokter umum, kata Imam, Nh juga berpraktek di rumah kontrakannya. "Yang bersangkutan (Nh) buka praktek dokter untuk masyarakat umum, "terangnya.

Kendati demikian, AR dan Nh memiliki komunikasi sosial yang tertutup. Keduanya, nyaris tidak pernah bergaul dengan lingkungan sekitar. Informasi yang diterima Imam, interaksi mereka hanya dengan komunitasnya.

Sejumlah orang rutin bertamu ke rumah mereka. "Mereka tertutup. Hanya berkomunikasi dengan komunitasnya, "papar Imam. Lalu siapa SZ warga Desa Kamulan, Kecamatan Talun itu?. Imam mengaku tidak begitu tahu. Sosok SZ baru terlihat pada saat terjadi penggerebekan.

Informasi yang dia terima, SZ diduga bagian dari komunitas mereka. Kendati demikian Imam tidak tahu apakah mereka tergabung dalam jaringan. Juga belum tahu peran mereka dalam dugaan sebagai anggota jaringan aksi terorisme. "Saya kurang tahu dengan SZ. Tapi dari komunikasi dengan pak lurah Kamulan memang ada satu warganya yang sudah lama dalam pantauan, " tuturnya.

Saat ini police line masih terpasang di lokasi penggerebekan. Informasi yang dihimpun, ketiga orang beserta sejumlah barang bukti sudah dibawa tim Densus 88. Hingga saat ini pihak kepolisian belum bisa dikonfirmasi.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2218 seconds (0.1#10.140)