Minta Rp250 Juta, Sindikat Joki Seleksi Masuk Mahasiswa Baru di Unjani Dibekuk

Jum'at, 01 Juni 2018 - 11:14 WIB
Minta Rp250 Juta, Sindikat...
Minta Rp250 Juta, Sindikat Joki Seleksi Masuk Mahasiswa Baru di Unjani Dibekuk
A A A
CIMAHI - Sindikat perjokian yang mencoba meluluskan calon mahasiswa ke Fakuktas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani) di Kota Cimahi berhasil dibekuk.

Dalam aksinya mereka menggunakan peralatan canggih berupa balpoint berkamera, ponsel, dan earphone, serta mematok tarif kepada calon korbannya sebesar Rp200 juta-250 juta.

Rektor Unjani Mayjen TNI Witjaksono mengungkapkan, kasus ini terungkap pada saat dilakukan tes masuk Fakultas Kedokteran Unjani pada 6 Mei 2018. Beberapa pelakunya yang satu di antaranya merupakan mahasiswa Unjani semester dua diamankan.

"Saat ujian masuk seleksi Fakultas Kedokteran pengawas mencurigai ada beberapa orang yang melakukan kecurangan. Saat diperiksa mereka memanfaatkan peralatan elektronik untuk saling mengirimkan soal dan jawaban," ujar Witjaksono dalam siaran pers yang dikirim Jumat (1/6/2018).

Dirinya mensinyalir, praktik perjokian itu terjadi karena Fakultas Kedokteran adalah jurusan favorit yang setiap tahun pendaftarnya terus bertambah. Tahun ini saja ada sebanyak 2.500 pendaftar ke Kedokteran Unjani, padahal yang diterima hanya 150 orang.

Ini yang akhirnya membuat siapapun berani membayar mahal agar bisa diterima. "Mereka yang terbukti melakukan kecurangan itu kami langsung coret dari proses seleksi," tegasnya.

Sekretaris Rektor, Brigjen TNI Dedi Hernadi menjelaskan, modus operandi yang dilakukan adalah dengan memfoto soal lalu dikirimkan ke kelompoknya untuk dikerjakan dan mencari jawabannya.

Setelah 30 menit kemudian jawaban dikirim melalui ponsel atau disebutkan langsung karena bisa didengar melalui earphone.
Sementara dalam mencari korbannya dilakukan komplotan ini saat calon mahasiswa melakukan registrasi pendaftaran dengan menghubungi orang tua calon mahasiswa.

"Mereka menjamin bisa meluluskan dengan meminta bayaran Rp200 juta-250 juta. Jika setuju korban diminta Rp5 juta sebagai uang muka lalu diberikan pelatihan bagaimana cara menggunakan perangkat elektronik untuk memfoto soal dan menerima jawaban," ucapnya.

Dedi menyebutkan jika normal biaya masuk ke Fakuktas Kedokteran Unjani besarnya hanya Rp200 juta. Sehingga tarif yang dipatok oleh komplotan ini jauh lebih mahal, karena dari keterangan sempat ada yang diminta Rp600 juta.

Dari hasil pengembangan mereka yang tertangkap ada jaringan komplotan ini yang masih dicari. Di antaranya berinisial R; A; N; S; W; SB; Y; H; dan T, yang perannya sebagai bos dan koordinator lapangan.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4279 seconds (0.1#10.140)