Remaja Korban Tawuran di Ciputat Ternyata Ingin Mencari Adik

Remaja Korban Tawuran di Ciputat Ternyata Ingin Mencari Adik
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Muhamad Zaelani Sidiq (21) hingga kini masih berada di ruang perawatan Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan. Remaja yang baru saja ditinggal wafat sang ayah dua bulan lalu itu, menjadi korban salah sasaran oleh dua kelompok massa yang terlibat tawuran di Jalan Cirendeu Raya, Ciputat Timur, Tangerang Selatan (Tangsel), Minggu (27/5/2018) dini hari.
Dalam peristiwa itu, Zaelani harus kehilangan pergelangan tangan kanannya karena disabet celurit oleh kelompok 'Gang Monas'. Pelakunya pun sudah tertangkap, mereka adalah remaja berinisial ADA (16) dan Asep Sugiyanto (19).
Kapolres Tangsel Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Ferdy Irawan, menjelaskan, dari hasil penyelidikan diketahui jika Zaelani sebenarnya tidak terlibat dengan dua kelompok yang tawuran itu. (Baca juga: Tawuran Berdarah di Ciputat, Pemuda 21 Tahun Kehilangan Tangan)
Zaelani datang ke lokasi hanya untuk mencari sang adik (calon adik ipar). Dia ingin menyuruh sang adik pulang untuk menghindari rencana tawuran dua kelompok remaja saat itu, yakni antara Gang Monas melawan Gang Lestari Cirendeu.
"Tujuan korban datang ke sana sebenarnya untuk mengamankan adiknya, mengajak adiknya kembali agar jangan ikut-ikutan tawuran. Tetapi karena posisi waktu itu sudah berhadap-hadapan, dia langsung masuk ke dalam TKP, dan dianggap pihak lawan korban akan ikut tawuran, sehingga disabetlah dengan celurit oleh tersangka," ujar AKBP Ferdy di Mapolres Tangsel, Senin (28/5/2018).
Tim medis telah mengupayakan penyambungan organ saraf lengan Zaelani yang putus. Namun sejauh ini belum diketahui apakah pergelangan tangan Zaelani akan berfungsi normal kembali atau mengalami cacat permanen.
"Kemarin sudah dilakukan operasi penyambungan tangan, sekarang masih observasi dari pihak dokter. Mudah-mudahan tangannya masih dapat berfungsi," imbuhnya.
Atas dasar kemanusiaan, Polres Tangsel memberikan donasi bantuan kepada korban dan keluarganya. Mengingat Zaelani berasal dari keluarga tak mampu, dimana kesehariannya hanya bekerja sebagai petugas kebersihan di salah satu perumahan di wilayah Cirendeu.
"Korban ini anak yatim, pekerjaannya hanya sebagai petugas kebersihan. Jadi kami memberikan donasi untuk sedikit membantu korban dan keluarganya," tukas Ferdy.
Sementara, kedua pelaku dijerat Pasal Pengeroyokan dan atau Penganiayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 80 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 35/2014 tentang perubahan atas UU Nomor 23/2002 tentang Perlindungan Anak dan atau Pasal 170 KUHP Subsider Pasal 351 KUHP.
Dalam peristiwa itu, Zaelani harus kehilangan pergelangan tangan kanannya karena disabet celurit oleh kelompok 'Gang Monas'. Pelakunya pun sudah tertangkap, mereka adalah remaja berinisial ADA (16) dan Asep Sugiyanto (19).
Kapolres Tangsel Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Ferdy Irawan, menjelaskan, dari hasil penyelidikan diketahui jika Zaelani sebenarnya tidak terlibat dengan dua kelompok yang tawuran itu. (Baca juga: Tawuran Berdarah di Ciputat, Pemuda 21 Tahun Kehilangan Tangan)
Zaelani datang ke lokasi hanya untuk mencari sang adik (calon adik ipar). Dia ingin menyuruh sang adik pulang untuk menghindari rencana tawuran dua kelompok remaja saat itu, yakni antara Gang Monas melawan Gang Lestari Cirendeu.
"Tujuan korban datang ke sana sebenarnya untuk mengamankan adiknya, mengajak adiknya kembali agar jangan ikut-ikutan tawuran. Tetapi karena posisi waktu itu sudah berhadap-hadapan, dia langsung masuk ke dalam TKP, dan dianggap pihak lawan korban akan ikut tawuran, sehingga disabetlah dengan celurit oleh tersangka," ujar AKBP Ferdy di Mapolres Tangsel, Senin (28/5/2018).
Tim medis telah mengupayakan penyambungan organ saraf lengan Zaelani yang putus. Namun sejauh ini belum diketahui apakah pergelangan tangan Zaelani akan berfungsi normal kembali atau mengalami cacat permanen.
"Kemarin sudah dilakukan operasi penyambungan tangan, sekarang masih observasi dari pihak dokter. Mudah-mudahan tangannya masih dapat berfungsi," imbuhnya.
Atas dasar kemanusiaan, Polres Tangsel memberikan donasi bantuan kepada korban dan keluarganya. Mengingat Zaelani berasal dari keluarga tak mampu, dimana kesehariannya hanya bekerja sebagai petugas kebersihan di salah satu perumahan di wilayah Cirendeu.
"Korban ini anak yatim, pekerjaannya hanya sebagai petugas kebersihan. Jadi kami memberikan donasi untuk sedikit membantu korban dan keluarganya," tukas Ferdy.
Sementara, kedua pelaku dijerat Pasal Pengeroyokan dan atau Penganiayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 80 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 35/2014 tentang perubahan atas UU Nomor 23/2002 tentang Perlindungan Anak dan atau Pasal 170 KUHP Subsider Pasal 351 KUHP.
(thm)