Satpol PP Mojokerto Intai Tiga Lokasi Rawan Prostitusi
A
A
A
MOJOKERTO - Selama Ramadhan, Satpol PP Kota Mojokerto akan lebih memperketat pengawasan terhadap tiga lokasi yang dijadikan tempat maksiat, prostitusi Setidaknya ada tiga lokasi yang dinilai rawan menjadi tempat terjadinya tindakan asusila dan prostitusi yang berada di pinggiran dan tengah kota.Kepala Satpol PP Kota Mojokerto Heryana Dodik Murtono mengatakan, tiga tempat yang dinilai rawan terjadinya tindakan asusila dan prostitusi itu di antaranya berada di Kelurahan Meri, Kecamatan Kranggan. Tepatnya di jalan raya kawasan SMP Negeri 5.
Di sepanjang jalan samping dan depan sekolah tersebut, rawan dipakai ajang asusila lantaran kondisinya yang minim penerangan jalan. Sehingga, lokasi tersebut banyak dimanfaatkan muda-mudi jika malam hari.
Selain di Kelurahan Meri, lokasi rawan tindakan asusila dan prostitusi lainnya yakni berada sepanjang jalan jogging track, Jalan Hayam Wuruk. Di lokasi yang menjadi sentra pedagang kaki lima yang berada di bantaran Sungai Brantas ini, petugas beberapa kali mendapati masyarakat yang melakukan transaksi prostitusi.
”Beberapa waktu lalu, kita mendapati perempuan yang janjian dengan laki-laki di lokasi ini. Dan itu biasanya dilakukan malam hari hingga tengah malam,” ujar Dodik, Minggu (27/5/2018).
Lokasi lainnya, yakni Jembatan Rejoto di Kecamatan Prajuritkulon. Jembatan penghubung Kelurahan Pulorejo dan Blooto yang baru setahun ini dibangun ini kondisinya memang minim penerangan dan jauh dari pemukiman warga.
Sehingga, kerap kali dimanfaatkan muda-mudi untuk berpacaran baik siang maupun malam hari. ”Tiga lokasi ini yang seirng kita pantau. Petugas terus melakukan patroli untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan,” kata Dodik.
Selain tiga lokasi ini, lanjut Dodik, kerawanan juga terjadi di sejumlah rumah kos. ”Kami sudah programkan razia rutin di sana (rumah kos) bersama polisi dan TNI. Kita ingin mewujudkan Kota Mojokerto bermoral seperti motto kota ini,” pungkasnya.
Wakil Ketua DPRD Kota Mojokerto Junaedi Malik mengungkapkan, Satpol PP memang harus jeli untuk memantau lokasi-lokasi yang rawan terjadinya praktik asusila dan prostitusi.
Lokasi tersebut juga rawan terjadi tindak kejahatan lainnya. Seperti perampasan dan peredaran narkoba. ”Memang harus dilakukan patroli rutin. Kami juga mendengar kabar itu (lokasi rawan prostitusi),” kata Junaedi Malik.
Di sepanjang jalan samping dan depan sekolah tersebut, rawan dipakai ajang asusila lantaran kondisinya yang minim penerangan jalan. Sehingga, lokasi tersebut banyak dimanfaatkan muda-mudi jika malam hari.
Selain di Kelurahan Meri, lokasi rawan tindakan asusila dan prostitusi lainnya yakni berada sepanjang jalan jogging track, Jalan Hayam Wuruk. Di lokasi yang menjadi sentra pedagang kaki lima yang berada di bantaran Sungai Brantas ini, petugas beberapa kali mendapati masyarakat yang melakukan transaksi prostitusi.
”Beberapa waktu lalu, kita mendapati perempuan yang janjian dengan laki-laki di lokasi ini. Dan itu biasanya dilakukan malam hari hingga tengah malam,” ujar Dodik, Minggu (27/5/2018).
Lokasi lainnya, yakni Jembatan Rejoto di Kecamatan Prajuritkulon. Jembatan penghubung Kelurahan Pulorejo dan Blooto yang baru setahun ini dibangun ini kondisinya memang minim penerangan dan jauh dari pemukiman warga.
Sehingga, kerap kali dimanfaatkan muda-mudi untuk berpacaran baik siang maupun malam hari. ”Tiga lokasi ini yang seirng kita pantau. Petugas terus melakukan patroli untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan,” kata Dodik.
Selain tiga lokasi ini, lanjut Dodik, kerawanan juga terjadi di sejumlah rumah kos. ”Kami sudah programkan razia rutin di sana (rumah kos) bersama polisi dan TNI. Kita ingin mewujudkan Kota Mojokerto bermoral seperti motto kota ini,” pungkasnya.
Wakil Ketua DPRD Kota Mojokerto Junaedi Malik mengungkapkan, Satpol PP memang harus jeli untuk memantau lokasi-lokasi yang rawan terjadinya praktik asusila dan prostitusi.
Lokasi tersebut juga rawan terjadi tindak kejahatan lainnya. Seperti perampasan dan peredaran narkoba. ”Memang harus dilakukan patroli rutin. Kami juga mendengar kabar itu (lokasi rawan prostitusi),” kata Junaedi Malik.
(vhs)