IFLC Minta Perempuan dan Anak Dilindungi dari Korban Terorisme
A
A
A
JAKARTA - Indonesian Feminist Lawyers Club (IFLC) mengecam aksi terorisme yang melibatkan anak-anak dan perempuan. Karena, perempuan dan anak saat ini telah menjadi korban kekerasan dalam aksi terorisme.
Ketua IFLC Nur Setia Alam mengatakan, berkaca dari kasus bom di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur, IFLC melihat kasus-kasus terorisme belakangan ini menempatkan perempuan bukan lagi sebagai 'pemain pembantu' yang menyiapkan logistik dan perlengkapan
perang. Namun sudah 'naik kelas' menjadi eksekutor dan pasukan perang. Bahkan, beberapa perempuan menjadi aktor kunci pemenangan aksi terorisme.
"Karenanya, IFLC mencoba mendapatkan intisari dari persoalan keterlibatan perempuan dalam radikalisme dan terorisme guna tercapainya suatu kesepakatan bersama," ujar Nur dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (26/5/2018).
Meski perempuan adalah pelaku, kata dia, tetapi mereka tetap korban dari ketidaktahuan dan ketidakberdayaan yang dimanfaatkan pihak-pihak yang memiliki rencana keji dan sistematik untuk tujuan terorisme.
"Kami juga meminta seluruh lembaga terkait dapat terus memperjuangkan keadaan aman dan nyaman serta meminimalisasi adanya 'korban' dari pihak perempuan dan anak pada aksi terorisme," pungkasnya.
Ketua IFLC Nur Setia Alam mengatakan, berkaca dari kasus bom di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur, IFLC melihat kasus-kasus terorisme belakangan ini menempatkan perempuan bukan lagi sebagai 'pemain pembantu' yang menyiapkan logistik dan perlengkapan
perang. Namun sudah 'naik kelas' menjadi eksekutor dan pasukan perang. Bahkan, beberapa perempuan menjadi aktor kunci pemenangan aksi terorisme.
"Karenanya, IFLC mencoba mendapatkan intisari dari persoalan keterlibatan perempuan dalam radikalisme dan terorisme guna tercapainya suatu kesepakatan bersama," ujar Nur dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (26/5/2018).
Meski perempuan adalah pelaku, kata dia, tetapi mereka tetap korban dari ketidaktahuan dan ketidakberdayaan yang dimanfaatkan pihak-pihak yang memiliki rencana keji dan sistematik untuk tujuan terorisme.
"Kami juga meminta seluruh lembaga terkait dapat terus memperjuangkan keadaan aman dan nyaman serta meminimalisasi adanya 'korban' dari pihak perempuan dan anak pada aksi terorisme," pungkasnya.
(mhd)