Begini Penampakan Abu Letusan Freatik Merapi di Boyolali
A
A
A
BOYOLALI - Kawasan Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah sempat diguyur hujan abu tipis pascaerupsi freatik Gunung Merapi, Rabu (23/5/2018) pagi. Warga juga mendengar suara gemuruh ketika erupsi yang berlangsung sekitar pukul 03.30 WIB.
Sekretaris Desa (Sekdes) Tlogolele Neigen Achtah Nur Edy Saputra mengatakan, warganya khususnya di Dusun Stabelan yang berjarak sekitar 3 kilometer dari puncak Merapi, masih beraktivitas seperti biasa pascaerupsi freatik. Meski demikian, aparat desa telah mengimbau agar mereka tetap waspada dan diharapkan menggunakan masker yang telah dibagikan.
"Tadi pagi sempat hujan abu tipis sekitar pukul 05.30 WIB sampai 06.30 WIB," kata Neigen Achtah Nur Edy Saputra saat dihubungi SINDOnews, Rabu (23/5/2018).
Meski terjadi hujan abu tipis selama sekitar satu jam, masyarakat tetap beraktivitas seperti biasa, dan sekarang kembali normal. Saat ini, puncak Merapi tidak kelihatan karena tertutup awan. Hujan abu tipis juga tidak berdampak terhadap tanaman warga. Warga tidak khawatir atau ketakutan tanamannya bakal rusak mengingat abu vulkanik sangat tipis sekali.
Warga juga belum ada yang berniat panen dini karena khawatir gunung teraktif di dunia ini bakal meletus. Dinas Sosial (Dinsos) Boyolali juga telah meninjau ke Tempat Penampungan Pengungsi Sementara (TPPS) di Dukuh Tlogolele setelah Merapi naik status dari aktif Normal ke Waspada.Selain menyampaikan sosialisasi agar masyarakat waspada, Dinsos juga siap mengirimkan logistik, masker, dan kebutuhan warga lainnya.
Sekretaris Desa (Sekdes) Tlogolele Neigen Achtah Nur Edy Saputra mengatakan, warganya khususnya di Dusun Stabelan yang berjarak sekitar 3 kilometer dari puncak Merapi, masih beraktivitas seperti biasa pascaerupsi freatik. Meski demikian, aparat desa telah mengimbau agar mereka tetap waspada dan diharapkan menggunakan masker yang telah dibagikan.
"Tadi pagi sempat hujan abu tipis sekitar pukul 05.30 WIB sampai 06.30 WIB," kata Neigen Achtah Nur Edy Saputra saat dihubungi SINDOnews, Rabu (23/5/2018).
Meski terjadi hujan abu tipis selama sekitar satu jam, masyarakat tetap beraktivitas seperti biasa, dan sekarang kembali normal. Saat ini, puncak Merapi tidak kelihatan karena tertutup awan. Hujan abu tipis juga tidak berdampak terhadap tanaman warga. Warga tidak khawatir atau ketakutan tanamannya bakal rusak mengingat abu vulkanik sangat tipis sekali.
Warga juga belum ada yang berniat panen dini karena khawatir gunung teraktif di dunia ini bakal meletus. Dinas Sosial (Dinsos) Boyolali juga telah meninjau ke Tempat Penampungan Pengungsi Sementara (TPPS) di Dukuh Tlogolele setelah Merapi naik status dari aktif Normal ke Waspada.Selain menyampaikan sosialisasi agar masyarakat waspada, Dinsos juga siap mengirimkan logistik, masker, dan kebutuhan warga lainnya.
(zik)