BI Solo Siapkan Rp5 Triliun untuk Penukaran Uang Baru

Jum'at, 18 Mei 2018 - 21:17 WIB
BI Solo Siapkan Rp5 Triliun untuk Penukaran Uang Baru
BI Solo Siapkan Rp5 Triliun untuk Penukaran Uang Baru
A A A
SOLO - Bank Indonesia (BI) Cabang Solo menyiapkan Rp5 triliun untuk melayani penukaran uang pada momen Ramadhan dan Lebaran. Penukaran uang baru dari berbagai pecahan akan dilakukan di 111 titik di wilayah eks Karisidenan Surakarta.

Kepala Kantor Perwakilan BI Cabang Solo Bandoe Widiarto mengatakan, uang baru yang disediakan jumlahnya semakin besar dibanding 2017 sebanyak Rp4,6 triliun. Dari sisi nominal pecahan, nantinya akan didominasi uang pecahan besar yang mencapai sekitar 89%. Sedangkan sisanya uang pecahan kecil dengan nominal Rp10.000 ke bawah.

“Selain perbankan umum, strategi penukaran tahun ini juga melibatkan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Pegadaian,” ujar Bandoe Widiarto di Solo, Jawa Tengah, Jumat (18/5) sore.

Mengingat baru pertama kali dan statusnya pilot project, maka masih terbatas dan tidak semua BPR atau pegadaian dilibatkan. Berdasarkan jumlah lokasi, pihaknya menyiapkan 111 titik penukaran atau lebih banyak dibanding tahun lalu sebanyak 86 titik.

BI akan melayanan penukaran dengan kondisi cacat, rusak, dan ditarik serta penukaran dalam jumlah besar di kantor. Untuk itu, masyarakat dapat dilayani di bank umum, dan pegadaian.

BI juga akan melayani penukaran di terminal, pasar stasiun karena menjadi tempat berkumpulnya masyarakat. Mobil kas keliling akan disiapkan di tempat tempat keramaian. Selain itu juga melayani penukaran uang di enam kantor kabupaten dan satu kota di eks Karisidenan Surakarta.

“Kami juga akan menyiapkan penukaran uang di Benteng Vastenburg Solo,” ucapnya. Penukaran secara serentak akan dimulai pada 22 Mei hingga 7 Juni 2018.

BI akan menerjunkan tim pengawas dalam penyelenggaraan penukaran uang baru. Agar penukaran merata, maka satu orang maksimal dibatasi Rp4.400.000. Agar tidak berpindah pindah ke tempat lokasi penukaran lainnya, screening akan dilakukan dengan menggunakan KTP dan celup tinta.

“Kalau dengan celup tinta di jari, tentunya sulit dihilangkan dan ketahuan kalau pindah pindah. Ini untuk menghindari satu orang memborong dalam jumlah besar,” imbuhnya. Sebab dari pengalaman tahun tahun sebelumnya, ternyata banyak yang melakukan pola seperti itu.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8655 seconds (0.1#10.140)
pixels