Kapolri Kunjungi Anak Terduga Pelaku Ledakan Bom Rusunawa Wonocolo
A
A
A
SURABAYA - Kapolri Jenderal Polisi Muhammad Tito Karnavian mengunjungi tiga anak terduga pelaku yang selamat dari ledakan bom di lantai lima Blok B No 2, Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin 14 Mei 2018. Ledakan ini merupakan salah satu dari rentetan ledakan bom di Surabaya. Kamar tersebut ditinggali enam orang anggota keluarga, dua orang tua dan empat orang anak.
Akibat peristiwa tersebut, sang ayah Anton Febrianto (47), istrinya Puspita Sari (47) dan satu anak tertua atas nama Halyah (17) dari terduga pelaku dinyatakan meninggal dunia. Sedangkan tiga adiknya yang lolos dari ledakan, adalah anak kedua Ainur Rahmad (15), anak ketiga Faizah Putri Hasanah (11) mengalami luka di bagian paha sebelah kiri, dan anak keempat Hudan (11) luka pada hidung.
Dalam kejadian itu, Ainur Rahmad dibantu oleh warga sekitar menyelamatkan kedua adiknya dari ledakan untuk dibawa ke RS Siti Khodijah dan saat ini sudah di rujuk ke RS.Bhayakara Polda Jawa Timur.
Dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Selasa (15/5/2018), Ainur Rahmad kepada Kapolri menceritakan bahwa kegiatan ayahnya Anton Febrianto sehari-hari menjadi penjual jam tangan online dan seringkali mendengarkan ceramah melalui internet. Ainur juga mengatakan bahwa ayahnya seringkali mengajaknya berjihad, namun ditolak dengan alasan tidak sesuai pemikirannya dan bertolak belakang dengan ajaran Islam.
Pada kesempatan itu, Ainur Rahmad juga membenarkan bahwa bom yang meledak pada malam itu memang benar milik ayahnya dan dirakit sendiri hasil belajar melalui internet. Awalnya Ainur tidak memahami bahwa yang dirakit oleh ayahnya itu adalah sebuah bom hingga menyebabkan terjadinya ledakan di kamar yang ditinggalinya bersama.
Akibat peristiwa tersebut, sang ayah Anton Febrianto (47), istrinya Puspita Sari (47) dan satu anak tertua atas nama Halyah (17) dari terduga pelaku dinyatakan meninggal dunia. Sedangkan tiga adiknya yang lolos dari ledakan, adalah anak kedua Ainur Rahmad (15), anak ketiga Faizah Putri Hasanah (11) mengalami luka di bagian paha sebelah kiri, dan anak keempat Hudan (11) luka pada hidung.
Dalam kejadian itu, Ainur Rahmad dibantu oleh warga sekitar menyelamatkan kedua adiknya dari ledakan untuk dibawa ke RS Siti Khodijah dan saat ini sudah di rujuk ke RS.Bhayakara Polda Jawa Timur.
Dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Selasa (15/5/2018), Ainur Rahmad kepada Kapolri menceritakan bahwa kegiatan ayahnya Anton Febrianto sehari-hari menjadi penjual jam tangan online dan seringkali mendengarkan ceramah melalui internet. Ainur juga mengatakan bahwa ayahnya seringkali mengajaknya berjihad, namun ditolak dengan alasan tidak sesuai pemikirannya dan bertolak belakang dengan ajaran Islam.
Pada kesempatan itu, Ainur Rahmad juga membenarkan bahwa bom yang meledak pada malam itu memang benar milik ayahnya dan dirakit sendiri hasil belajar melalui internet. Awalnya Ainur tidak memahami bahwa yang dirakit oleh ayahnya itu adalah sebuah bom hingga menyebabkan terjadinya ledakan di kamar yang ditinggalinya bersama.
(wib)