Bandara Kertajati Diyakini Dongkrak Geliat Pariwisata Jabar
A
A
A
MAJALENGKA - Kehadiran Bandaudara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka, diyakini akan meningkatkan aktivitas pariwisata, khususnya di kawasan timur Provinsi Jabar. Sejumlah organisasi dan pengusaha pariwisata pun mulai membangun sinergitas dengan PT BIJB selaku pengelola bandara menjelang pengoperasian Bandara Kertajati, akhir Mei 2018 itu.
Melalui Focus Group Discussion (FGD) bertajuk "Potensi Pasar Wisatawan Dari/Ke Jawa Barat" yang digelar di Prama Grand Preanger, Kota Bandung, Sabtu 12 Mei 2018, sejumlah organisasi dan pengusaha pariwisata memberikan banyak masukan kepada PT BIJB untuk memaksimalkan potensi pariwisata di Jabar.
Sekretaris Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Jabar Djoni Sofyan mengatakan, selama ini, mayoritas wisatawan hanya terpusat ke wilayah Barat, seperti kawasan Puncak Bogor, Cianjur, dan Bandung Raya, seperti Lembang, Ciwidey, dan sekitarnya. Hal itu bisa dilihat dari jumlah wisatawan asal Timur Tengah yang cukup dominan di kawasan tersebut.
"Namun, wisatawan Timur Tengah kini mulai banyak yang berkunjung ke daerah Kuningan dan Garut. Dengan komplementer dan rute baru dari Kertajati, travel agensi harus mengatur dan mempersiapkan promosi rute wisata di Jawa Barat yang kebanyakan masih seputar lifestyle and leisure dari Kertajati," papar Djoni.
Djoni mengatakan, bukan tidak mungkin aktivitas pariwisata di Cirebon, Kuningan, Majalengka, dan Sumedang pun meningkat pesat seiring dengan beroperasinya Bandara Kertajati. Oleh karenanya, kata dia, pemerintah dan berbagai stakeholder harus menyiapkan kawasan wisata di daerahnya masing-masing agar tidak hanya jadi penonton geliat pariwisata tersebut.
Menurut dia, sejumlah objek wisata alam di Jabar masih menjadi daya tarik utama wisatawan asal Timur Tengah dan Barat. Pemerintah bersama berbagai pihak pun harus menyiapkan berbagai paket wisata, misalnya ke Geopark Palabuhanratu-Ciletuh, Pangandaran, dan kawasan lainnya.
"Bisa tidak pemerintah daerah sekitar Bandara Kertajati dan daerah lain mempersiapkan itu semua. Kalau tidak bisa, ya ditarik semua ke Bandung lagi semua wisatawannya," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Keuangan PT BIJB Muhammad Singgih mengatakan, soft launching bandara berkode KJT tersebut akan digelar 24 Mei 2018 mendatang. Melalui soft launching, Bandara Kertajati akan tercatat sudah beroperasi secara internasional sekaligus membuka penerbangan komersial selanjutnya yang rencananya dimulai Juni 2018.
"Kita harus terus tingkatkan traffic penerbangan ke daerah lain dengan kerja sama dan sinergisitas. Kita optimis jikaD Tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan) beroperasi, dari Bandung ke Kertajati cuma 45 menit dan penumpang pun semakin banyak ke Kertajati," tuturnya.
Melalui Focus Group Discussion (FGD) bertajuk "Potensi Pasar Wisatawan Dari/Ke Jawa Barat" yang digelar di Prama Grand Preanger, Kota Bandung, Sabtu 12 Mei 2018, sejumlah organisasi dan pengusaha pariwisata memberikan banyak masukan kepada PT BIJB untuk memaksimalkan potensi pariwisata di Jabar.
Sekretaris Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Jabar Djoni Sofyan mengatakan, selama ini, mayoritas wisatawan hanya terpusat ke wilayah Barat, seperti kawasan Puncak Bogor, Cianjur, dan Bandung Raya, seperti Lembang, Ciwidey, dan sekitarnya. Hal itu bisa dilihat dari jumlah wisatawan asal Timur Tengah yang cukup dominan di kawasan tersebut.
"Namun, wisatawan Timur Tengah kini mulai banyak yang berkunjung ke daerah Kuningan dan Garut. Dengan komplementer dan rute baru dari Kertajati, travel agensi harus mengatur dan mempersiapkan promosi rute wisata di Jawa Barat yang kebanyakan masih seputar lifestyle and leisure dari Kertajati," papar Djoni.
Djoni mengatakan, bukan tidak mungkin aktivitas pariwisata di Cirebon, Kuningan, Majalengka, dan Sumedang pun meningkat pesat seiring dengan beroperasinya Bandara Kertajati. Oleh karenanya, kata dia, pemerintah dan berbagai stakeholder harus menyiapkan kawasan wisata di daerahnya masing-masing agar tidak hanya jadi penonton geliat pariwisata tersebut.
Menurut dia, sejumlah objek wisata alam di Jabar masih menjadi daya tarik utama wisatawan asal Timur Tengah dan Barat. Pemerintah bersama berbagai pihak pun harus menyiapkan berbagai paket wisata, misalnya ke Geopark Palabuhanratu-Ciletuh, Pangandaran, dan kawasan lainnya.
"Bisa tidak pemerintah daerah sekitar Bandara Kertajati dan daerah lain mempersiapkan itu semua. Kalau tidak bisa, ya ditarik semua ke Bandung lagi semua wisatawannya," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Keuangan PT BIJB Muhammad Singgih mengatakan, soft launching bandara berkode KJT tersebut akan digelar 24 Mei 2018 mendatang. Melalui soft launching, Bandara Kertajati akan tercatat sudah beroperasi secara internasional sekaligus membuka penerbangan komersial selanjutnya yang rencananya dimulai Juni 2018.
"Kita harus terus tingkatkan traffic penerbangan ke daerah lain dengan kerja sama dan sinergisitas. Kita optimis jikaD Tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan) beroperasi, dari Bandung ke Kertajati cuma 45 menit dan penumpang pun semakin banyak ke Kertajati," tuturnya.
(wib)