Polisi Selidiki Penyebab Kelangkaan Elpiji 3 Kg di Blitar
A
A
A
BLITAR - Selama dua pekan terakhir stok elpiji 3 kg di sejumlah wilayah Kota dan Kabupaten Blitar, Jawa Timur mengalami kekosongan. Tim Satgas Pangan Polres Blitar Kota turun tangan melakukan penyelidikan. Sejumlah agen penjualan elpiji dicek guna memastikan penyebab kelangkaan.
"Kita melakukan pengecekan di sejumlah agen elpiji," ujar Kasatreskrim Polres Blitar Kota AKP Heri Sugiono.
Salah satu agen elpiji yang didatangi adalah PT Petro Jaya Gas. Stok elpiji dipastikan aman. Begitu juga distribusi dari agen ke pangkalan.
"Hanya saja memang terjadi peningkatan permintaan," ungkap Heri yang mengaku juga mengecek gudang penyimpanan elpiji.
Penyebab meningkatnya permintaan elpiji 3 kg menjadi fokus penyelidikan. Aktivitas usaha makro, perhotelan serta rumah makan dicurigai sebagai penyebab meningkatnya permintaan.
Heri menegaskan, elpiji 3 kg hanya untuk kebutuhan rumah tangga dan usaha mikro. Dia mengimbau diluar rumah tangga dan usaha mikro untuk tidak menggunakan elpiji 3 kg. Jika dilanggar polisi tidak segan mengambil tindakan.
"Dalam hal ini kami telah menurunkan petugas ke lapangan untuk mencari penyebab peningkatan permintaan," jelasnya.
Yani Budi Sarwono, Direktur PT Petro Jaya Gas, salah satu agen elpiji di Kota Blitar mengakui meningkatnya permintaan sebagai penyebab kelangkaan elpiji 3 kg. Padahal dari pasokan 22 ribu tabung per hari telah ditambah 11 ribu tabung.
"Semua langsung digelontorkan ke masyarakat dan langsung ludes," ujarnya.
Dari pengalaman yang sudah sudah, kata Yani situasi ini selalu terjadi tiap menjelang bulan puasa. Saat ini harga jual elpiji juga naik dari Rp16.000 menjadi Rp23.000. Namun sejauh ini pasokan dari agen ke pangkalan berjalan lancar.
"Kita melakukan pengecekan di sejumlah agen elpiji," ujar Kasatreskrim Polres Blitar Kota AKP Heri Sugiono.
Salah satu agen elpiji yang didatangi adalah PT Petro Jaya Gas. Stok elpiji dipastikan aman. Begitu juga distribusi dari agen ke pangkalan.
"Hanya saja memang terjadi peningkatan permintaan," ungkap Heri yang mengaku juga mengecek gudang penyimpanan elpiji.
Penyebab meningkatnya permintaan elpiji 3 kg menjadi fokus penyelidikan. Aktivitas usaha makro, perhotelan serta rumah makan dicurigai sebagai penyebab meningkatnya permintaan.
Heri menegaskan, elpiji 3 kg hanya untuk kebutuhan rumah tangga dan usaha mikro. Dia mengimbau diluar rumah tangga dan usaha mikro untuk tidak menggunakan elpiji 3 kg. Jika dilanggar polisi tidak segan mengambil tindakan.
"Dalam hal ini kami telah menurunkan petugas ke lapangan untuk mencari penyebab peningkatan permintaan," jelasnya.
Yani Budi Sarwono, Direktur PT Petro Jaya Gas, salah satu agen elpiji di Kota Blitar mengakui meningkatnya permintaan sebagai penyebab kelangkaan elpiji 3 kg. Padahal dari pasokan 22 ribu tabung per hari telah ditambah 11 ribu tabung.
"Semua langsung digelontorkan ke masyarakat dan langsung ludes," ujarnya.
Dari pengalaman yang sudah sudah, kata Yani situasi ini selalu terjadi tiap menjelang bulan puasa. Saat ini harga jual elpiji juga naik dari Rp16.000 menjadi Rp23.000. Namun sejauh ini pasokan dari agen ke pangkalan berjalan lancar.
(rhs)