Warga Korban Proyek Tol Histeris saat Diminta Tinggalkan Gedung Dewan

Senin, 07 Mei 2018 - 11:12 WIB
Warga Korban Proyek Tol Histeris saat Diminta Tinggalkan Gedung Dewan
Warga Korban Proyek Tol Histeris saat Diminta Tinggalkan Gedung Dewan
A A A
KENDAL - Sejumlah ibu-ibu, warga korban penggusuran proyek Jalan Tol Batang-Semarang menangis dan histeris saat diminta meninggalkan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Senin (7/5/2018) siang. Mereka menangis karena bingung harus tinggal di mana karena pemerintah setempat belum menyiapkan penampungan sementara.

Rusunawa yang dijanjikan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kendal juga belum disiapkan sehingga sebanyak 140 warga berencana mendirikan tenda di sekitar proyek tol. Hampir sepuluh hari warga dari delapan desa yang menjadi korban penggusuran Jalan Tol Batang-Semarang, bertahan dan menginap di gedung DPRD Kabupaten Kendal.

Warga korban proyek tol ini diminta untuk meninggalkan gedung Dewan, meskipun belum ada kejelasan akan tinggal di mana. Ketika diminta untuk meninggalkan gedung Dewan yang menjadi tempat berteduh sementara, sejumlah ibu-ibu ini menangis .

Mereka tidak kuasa menahan sedih karena bingung harus tinggal di mana, sementara rumahnya sudah dibongkar paksa. Bahkan ibu-ibu ini histeris dan enggan untuk meninggalkan gedung Dewan karena belum ada kejelasan terkait nasibnya.

Rikanah, seorang korban penggusuran tol mengaku kecewa dengan sikap Pemkab Kendal dan Bupati Kendal yang tidak peduli dengan nasib warganya. Apalagi selama tinggal dan menginap di gedung DPRD Kendal, warga mengaku banyak mendapatkan ancaman agar segera pergi.

Perwakilan warga korban penggusuran tol, Hasan Alimin mengatakan, sesuai kesepakatan memang pada Senin (7/5/2018), warga harus meninggalkan gedung DPRD. “Karena belum jelas akan tinggal di mana, warga korban penggusuran tol terus berjuang dan mendirikan tenda di sekitar proyek pembangunan Jalan Tol Batang-Semarang,” katanya.
Warga Korban Proyek Tol Histeris saat Diminta Tinggalkan Gedung Dewan

Ketua DPRD Kendal Prapto Utono mengatakan, pihaknya sudah berupaya membantu warga dengan bertemu anggota DPR RI dan Ombusdman, namun hasilnya belum jelas. Dia juga mengaku sudah mengirim surat kepada Bupati Kendal terkait tempat penampungan yang akan dijadikan tempat tinggal sementara warga korban penggusuran proyek tol, namun belum ada jawaban.

140 warga korban penggusuran Jalan Tol Batang-Semarang ini terpaksa menginap di gedung DPRD Kendal karena sudah tidak memiliki tempat tinggal. Ganti rugi yang diberikan pemerintah dinilai tidak adil karena banyak ukuran yang tidak sesuai sehingga warga meminta untuk dilakukan pengukuran ulang.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7705 seconds (0.1#10.140)