1.765 Warga Rawan Terpapar Erupsi Gunung Marapi

Kamis, 03 Mei 2018 - 13:00 WIB
1.765 Warga Rawan Terpapar...
1.765 Warga Rawan Terpapar Erupsi Gunung Marapi
A A A
AGAM - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam, Sumatera Barat menyatakan 1.765 warga yang bermukim pada radius lima kilometer dari Gunung Marapi rawan terpapar langsung erupsi.

Seperti diketahui, Rabu (2/5/2018) pukul 07.03 WIB, gunung berapi dengan tinggi 2.891 meter di atas permukaan laut (mdpl) mengeluarkan erupsi dengan intensitas abu tebal dan tinggi 4.000 meter di atas puncak kawah dan tertiup lemah ke arah tenggara. Status gunung tersebut masuk level dua atau waspada, sementara durasi gempa yang terjadi tercatat selama 485 detik dengan amplitudo 10 milimeter.

Dengan kondisi tersebut, warga diimbau untuk tidak melakukan aktivitas di radius tiga kilometer. "Sebanyak 1.765 jiwa tersebut berasal Kecamatan Sungaipua. Saat ini mereka masih bertahan di rumah masing-masing karena arah angin ke Kabupaten Tanah Datar," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Agam, Yunaidi S.

Menurut dia, tim petugas gabungan terdiri atas Kelompok Siaga Bencana (KSB), Satgas BPBD, anggota Dandim 0304 Agam, Polres Bukittinggi, PMI Agam, dan lainnya siaga di Markas PMI di Batu Palano. "Tim sudah siap jika sewaktu-waktu dibutuhkan untuk mengevakuasi warga," terangnya.

Kepala Seksi Observasi BMKG Stasiun Pemantau Atmosfer Global (PAG) Koto Tabang Budi Satria mengungkapkan, kualitas udara di sekitar wilayah Gunung Marapi yang berada di Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam masih dalam kondisi baik. Pascaerupsi, kata dia, kualitas udara di sekitar wilayah Gunung Marapi secara umum masih bagus, indeks standar pencemaran udara (ISPU) yakni 29. "Pada nilai 29, kualitas udara masih tergolong baik dan tidak mengganggu kesehatan manusia, tumbuhan, maupun hewan," terangnya.

Budi menjelaskan, beberapa saat setelah erupsi, terjadi penurunan kualitas udara yakni mencapai 35, namun angka tersebut masih tergolong baik. Oleh sebab itu, BMKG Koto Tabang mengimbau masyarakat sekitar Gunung Marapi yang berpotensi terkena dampak dari erupsi tersebut tidak cemas dengan kualitas udara.

"Hingga saat ini, kualitas udara masih dalam kategori baik. Untuk itu, masyarakat tidak perlu cemas," katanya. Menurut dia, pada angka di bawah 50, tingkat kualitas udara tidak memberikan efek buruk bagi kesehatan manusia atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan, atau yang lainnya.

Kemudian pada angka 51-100 kualitas udara kategori sedang, pada kondisi ini kualitas udara yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan, tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif. Selanjutnya, 101-199 masuk pada kategori tidak sehat, yakni tingkat kualitas udara yang bersifat merugikan pada manusia atau kelompok hewan yang sensitif serta bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan.

Pada angka 200-299 tergolong sangat tidak sehat, tingkat kualitas udara dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar. "Dan pada tingkat paling berbahaya yakni 300-500, pada kategori ini tingkat kualitas udara secara umum dapat merugikan kesehatan yang serius pada populasi," tandasnya.

Pjs BPBD Tanah Datar Devol Resmon mengungkapkan, erupsi Gunung Marapi belum berdampak ke Kabupaten Tanah Datar. Meski belum berdampak, pihaknya tetap berkoordinasi dengan instansi lain. Dia menyebutkan sebagian besar Gunung Marapi berada di Kabupaten Tanah Datar, sehingga pihaknya selalu mengingatkan masyarakat untuk tetap meningkatkan kewaspadaan.

Beberapa daerah yang berada dekat dengan gunung tersebut adalah Kecamatan X Koto, Kecamatan Pariangan, dan Kecamatan Salim pauang. "Sekali pun Kecamatan Salimpauang berada jauh dari kawah, tetapi kami tetap mengimbau untuk tetap waspada," ujarnya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1412 seconds (0.1#10.140)