GAW Kototabang, Inovasi BMKG di Belantara Hutan Tropis

Rabu, 02 Mei 2018 - 16:42 WIB
GAW Kototabang, Inovasi BMKG di Belantara Hutan Tropis
GAW Kototabang, Inovasi BMKG di Belantara Hutan Tropis
A A A
AGAM - Di tengah rimbunnya hutan Kototabang, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) hadir dengan Unit Observasi Global Atmosopheric Watch (GAW) yang merupakan Stasiun Pemantau Atmosfir Global Kototabang di Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat.

Stasiun GAW merupakan bagian dari sistem monitoring dan riset yang dikoordinasi oleh World Meteorological Organization (WMO) atau Organisasi Meteorologi Dunia. Sejak resmi mulai beroperasi tahun 1996 sebagai salah satu unit kerja di BMKG, Stasiun Pemantau Atmosfer Global Bukit Kototabang merupakan salah satu stasiun di zona ekuatorial yang penting dalam program pengamatan atmosfer secara global.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkapkan, letak stasiun GAW Kotoabang berada di daerah yang strategis yaitu di daerah khatulistiwa menjadikannya memiliki keistimewaan dalam memantau kondisi atmosfer dan kualitas udara.

“GAW Kototabang mampu memantau pola sebaran polutan dari belahan bumi Utara dan belahan bumi Selatan secara seimbang. Selain itu lokasi stasiun yang berada di antara rimbunnya hutan Sumatera Barat yang masih terjaga eksistensinya, menjadikan GAW Kototabang sebagai salah satu andalan WMO dalam hal pengamatan udara di kawasan ekuatorial,” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam siaran pers yang diterima SINDOnews, Rabu (2/5/2018).

Kata dia, peran Stasiun GAW Kototabang tak bisa dipungkiri lagi bagi Indonesia dan dunia. GAW Kototabang menjadi penyelamat Indonesia dari tudingan global saat Indonesia dianggap sebagai salah satu emitter karbon terbesar di dunia,

“BMKG akan terus berkomitmen dalam mengawasi dan memberikan analisis maupun peringatan dini terkait dengan kualitas udara, khususnya mengenai emitter karbon dalam rangka memenuhi komitmen Indonesia pada dunia,” ucap Dwikorita saat peresmian prasasti renovasi gedung Stasiun GAW Kototabang.

Selain acara peresmian prasasti renovasi gedung Stasiun GAW Kototabang, pada hari Selasa tanggal 1 Mei 2018 sekaligus menjadi acara peluncuran aplikasi berbasis Android yang diberi nama GAWku. Aplikasi itu berisikan informasi tentang parameter kualitas udara seperti konsentrasi Ozon (O3), Carbon Monokasida (CO), Particulate Matter 10 (PM10), Sulfur Dioksida (SO2), Natrium Monoksida (NO), Nitrogen Dioksida (NO2) yang dapat diakses setiap saat melalui aplikasi ini secara real time.

Selain itu, Dwikorita juga mengungkapkan BMKG akan terus menindaklanjuti komitmen dalam mengembangkan Pusat Perubahan Iklim di Indonesia. Saat ini BMKG telah melakukan berbagai kemitraan dengan beberapa lembaga seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dan beberapa Perguruan Tinggi, untuk menjaga komitmen Indonesia dalam upaya pengurangan emisi karbon.

Dalam penandatanganan prasasti renovasi gedung dan pelaunchingan aplikasi GAWku, Kepala BMKG didampingi Deputi Bidang Klimatologi, Herizal; Kepala Balai Besar MKG Wilayah I Medan Edison, Kurniawan; Koordinator BMKG Provinsi Sumatera Barat Rahmat, Triyono. Selain itu, Kepala Stasiun GAW Kototabang, Hartanto; Kepala Stasiun Meteorologi Minangkabau, Achadi Subarkah Raharjo; Kepala Stasiun Klimatologi Padang Pariaman, Heron Tarigan; dan Kepala Stasiun Maritim Teluk Bayur, Syafrizal. Hadir pula pada kesempatan tersebut Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) LAPAN Bukittinggi, Syafrijon.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.1996 seconds (0.1#10.140)
pixels