Pengeras Suara Memble, Acara Gelaran Seni Budaya KPU Dikeluhkan
A
A
A
BANDUNG BARAT - Sosialisasi pagelaran seni budaya serentak dalam rangka pemilu nasional 2019 oleh KPU Kabupaten Bandung Barat (KBB) dikeluhkan. Pasalnya, pengeras suara pada kegiatan yang digelar di lapangan sepak bola Desa Cikande, Kecamatan Saguling, (KBB), Sabtu (21/4/2018), tidak terdengar jelas oleh masyarakat yang hadir.
Salah seorang warga yang hadir Yeni Trimurtidewi (40), mengatakan, sosialisasi yang baik adalah yang bisa dimengerti oleh masyarakat. Namun, bagaimana hal itu bisa tersampaikan jika soundsistem yang dipakai seperti ini dimana suaranya tidak terdengar dengan jelas. Padahal kalau dikemas lebih baik hasilnya pasti akan maksimal.
"Ini soundnya jelek karena suara pecah jadi tidak terdengar jelas sampai ke belakang (seluruh lapang) acara," tuturnya.
Warga lainnya Sentot Hidayatuloh (35), menyebutkan, suara sound sistemnya tidak balance antara kanan dan kiri. Pria yang juga punya pengalaman mengelola soundsistem untuk indoor ini menilai, sound yang dipakai kualitasnya kurang bagus sementara tegangan listrik tinggi jadi suara tidak keluar.
"Suaranya jadi merekbek (pecah) karena suplai listrik yang tinggi tidak didukung dengan sound yang bagus," ungkapnya.
Komisioner KPU KBB Ai Wildani Sri Aidah mengaku berterima kasih atas kritikan dan koreksi yang disampaikan. Pihaknya akan mengoreksi dan akan menyampaikan hal tersebut ke bagian sound sistem agar diperbaiki. Ini dikarenakan sosialisasi pagelaran seni budaya ini merupakan instruksi KPU pusat yang harus dilakukan secara serentak dalam rangka pemilu nasional 2019.
KPU KBB sengaja memilih pagelaran seni berupaya wayang golek karena itu disesuaikan dengan muatan lokal daerah KBB. Tujuan kegiatan ini untuk memberikan kesempatan partai politik bersosialisasi langsung kepada masyarakat soal visi misi dan nomor urut partai. Mengingat semua parpol memiliki nomor urut baru termasuk parpol baru.
"Untuk sound sistem itu jadi masukan kami. Sedangkan dipilihnya tempat ini karena dapil satu khususnya Kecamatan Saguling dianggap sosialisasinya masih kurang dan perlu sentuhan," ucapnya.
Salah seorang warga yang hadir Yeni Trimurtidewi (40), mengatakan, sosialisasi yang baik adalah yang bisa dimengerti oleh masyarakat. Namun, bagaimana hal itu bisa tersampaikan jika soundsistem yang dipakai seperti ini dimana suaranya tidak terdengar dengan jelas. Padahal kalau dikemas lebih baik hasilnya pasti akan maksimal.
"Ini soundnya jelek karena suara pecah jadi tidak terdengar jelas sampai ke belakang (seluruh lapang) acara," tuturnya.
Warga lainnya Sentot Hidayatuloh (35), menyebutkan, suara sound sistemnya tidak balance antara kanan dan kiri. Pria yang juga punya pengalaman mengelola soundsistem untuk indoor ini menilai, sound yang dipakai kualitasnya kurang bagus sementara tegangan listrik tinggi jadi suara tidak keluar.
"Suaranya jadi merekbek (pecah) karena suplai listrik yang tinggi tidak didukung dengan sound yang bagus," ungkapnya.
Komisioner KPU KBB Ai Wildani Sri Aidah mengaku berterima kasih atas kritikan dan koreksi yang disampaikan. Pihaknya akan mengoreksi dan akan menyampaikan hal tersebut ke bagian sound sistem agar diperbaiki. Ini dikarenakan sosialisasi pagelaran seni budaya ini merupakan instruksi KPU pusat yang harus dilakukan secara serentak dalam rangka pemilu nasional 2019.
KPU KBB sengaja memilih pagelaran seni berupaya wayang golek karena itu disesuaikan dengan muatan lokal daerah KBB. Tujuan kegiatan ini untuk memberikan kesempatan partai politik bersosialisasi langsung kepada masyarakat soal visi misi dan nomor urut partai. Mengingat semua parpol memiliki nomor urut baru termasuk parpol baru.
"Untuk sound sistem itu jadi masukan kami. Sedangkan dipilihnya tempat ini karena dapil satu khususnya Kecamatan Saguling dianggap sosialisasinya masih kurang dan perlu sentuhan," ucapnya.
(rhs)