Rumah Dinas Bupati Karawang Disulap Jadi Galeri Budaya
A
A
A
KARAWANG - Pemkab Karawang memulai pembangunan galeri kebudayaan di Jalan Siliwangi, Karawang, dan ditargetkan rampung pada Oktober 2018. Semula, di atas lahan seluas 8.000 meter itu, dipergunakan sebagai rumah dinas Bupati Karawang, namun tidak pernah digunakan oleh bupati.
Galeri kebudayaan dibangun menggunakan anggaran APBD sebesar Rp6 miliar dengan berbagai fasilitas pagelaran seni, budaya dan juga kuliner. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Karawang, Acep Jamhuri mengatakan, proses pembangunan galeri kebudayaan sudah masuk dalam tahap pembuatan Desain Engenering Desain (DED).
“Nama resminya belum ada, sementara itu masih kita sebut Rumah Dinas Bupati. Konsepnya seperti di Saung Udjo Bandung, yaitu tempat pagelaran seni, budaya dan kuliner. Bangunan yang sudah ada di RDB akan dipertahankan, lalu kami membangun fasilitas lainnya. Akses jalan masuk pun akan berubah,” kata Acep, Rabu (18/4/2018).
Acep menjelaskan, potensi pendapatan asli daerah dari sektor pajak hotel dan restoran di Karawang cukup tinggi. Galeri kebudayaan ini dibangun untuk mengali potensi tersebut. Kelak, akan dibangun tempat pementasan seni, sarana edukasi budaya dan kuliner, dan tentu saja yang berasal dan khas Karawang.
"Kita harapkan jika sudah berjalan nantinya bisa untuk meningkatkan potensi pajak hotel dan restoran. Tentunya kita akan menyndang banyak orang luar Karawang untuk datang ke sini," katanya.
Menurut Acep galeri kebudayaan itu pun dipersiapkan sebagai tempat penyambutan tamu undangan dari berbagai kabupaten dan kota di Jawa Barat, dalam pentas Porpemda se Jawa Barat yang akan berlangsung akhir tahun ini. Kabupaten Karawang di tunjuk sebagai tuan rumah penyelenggaran dan nantinya tamu undangan akan dijamu di Galeri Budaya.
"Pembukaan Porpemda nanti akan diresmikan oleh gubernur yang terpilih dalam pemilihan gubernur Jawa barat dan tempatnya di galeri budaya," ujarnya.
Acep mengatakan pelaksanaan pembangunan galeri kebudayaan ini akan dimulai pada Mei hingga Oktober bisa digunakan. Proses pembangunan yang hanya memakan waktu sekitar 4 bulan ini karena tidak membongkar bangunan yang sudah ada.
"Bangunan yang ada tidak kita bongkar hanya penyesuaian dibeberapa titik. Kita lebih banyak membangun dilahan yang masih kosong itu juga tidak terlalu banyak," katanya.
Galeri kebudayaan dibangun menggunakan anggaran APBD sebesar Rp6 miliar dengan berbagai fasilitas pagelaran seni, budaya dan juga kuliner. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Karawang, Acep Jamhuri mengatakan, proses pembangunan galeri kebudayaan sudah masuk dalam tahap pembuatan Desain Engenering Desain (DED).
“Nama resminya belum ada, sementara itu masih kita sebut Rumah Dinas Bupati. Konsepnya seperti di Saung Udjo Bandung, yaitu tempat pagelaran seni, budaya dan kuliner. Bangunan yang sudah ada di RDB akan dipertahankan, lalu kami membangun fasilitas lainnya. Akses jalan masuk pun akan berubah,” kata Acep, Rabu (18/4/2018).
Acep menjelaskan, potensi pendapatan asli daerah dari sektor pajak hotel dan restoran di Karawang cukup tinggi. Galeri kebudayaan ini dibangun untuk mengali potensi tersebut. Kelak, akan dibangun tempat pementasan seni, sarana edukasi budaya dan kuliner, dan tentu saja yang berasal dan khas Karawang.
"Kita harapkan jika sudah berjalan nantinya bisa untuk meningkatkan potensi pajak hotel dan restoran. Tentunya kita akan menyndang banyak orang luar Karawang untuk datang ke sini," katanya.
Menurut Acep galeri kebudayaan itu pun dipersiapkan sebagai tempat penyambutan tamu undangan dari berbagai kabupaten dan kota di Jawa Barat, dalam pentas Porpemda se Jawa Barat yang akan berlangsung akhir tahun ini. Kabupaten Karawang di tunjuk sebagai tuan rumah penyelenggaran dan nantinya tamu undangan akan dijamu di Galeri Budaya.
"Pembukaan Porpemda nanti akan diresmikan oleh gubernur yang terpilih dalam pemilihan gubernur Jawa barat dan tempatnya di galeri budaya," ujarnya.
Acep mengatakan pelaksanaan pembangunan galeri kebudayaan ini akan dimulai pada Mei hingga Oktober bisa digunakan. Proses pembangunan yang hanya memakan waktu sekitar 4 bulan ini karena tidak membongkar bangunan yang sudah ada.
"Bangunan yang ada tidak kita bongkar hanya penyesuaian dibeberapa titik. Kita lebih banyak membangun dilahan yang masih kosong itu juga tidak terlalu banyak," katanya.
(wib)