Perahu Karet Arung Jeram Terbalik, 1 Mahasiswi UNP Kediri Tewas

Senin, 16 April 2018 - 18:27 WIB
Perahu Karet Arung Jeram Terbalik, 1 Mahasiswi UNP Kediri Tewas
Perahu Karet Arung Jeram Terbalik, 1 Mahasiswi UNP Kediri Tewas
A A A
KEDIRI - Aksi arung jeram sekelompok mahasiswa pecinta alam Universitas Nusantara PGRI (UNP) Kediri berujung maut. Baru 200 meter lepas dari titik pemberangkatan, perahu karet yang ditumpangi enam mahasiswa menghantam batu sungai.

Perahu terbalik, seluruhnya tercebur ke Sungai Pait Desa Kandangan, Kabupaten Kediri. Arus deras sungai menyeret mereka. Satu persatu berhasil menyelamatkan diri. Kecuali Mufidatul Anisa (19) mahasiswi jurusan Matematika semester dua.

Remaja putri asal Desa Teken, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk itu tewas. "Korban terseret arus sejauh 1 kilometer," ujar Kepala Sub Bagian Humas Polres Kediri AKP Setyo Budi kepada wartawan.

Saat megap-megap digulung arus air korban sempat ditolong warga setempat. Yang bersangkutan juga sempat dilarikan ke Puskesmas Kandangan. Namun kondisinya sudah tidak sadarkan diri. Diduga benturan batu sungai menjadi penyebab kematian.

"Diduga korban mengalami benturan keras," papar Setyo Budi. Olahraga ekstrim dengan start di Dusun Mloyo, Desa Mlancu, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Kediri dan finish di base camp mereka di Gang Keramat Jalan Sooko, Kecamatan Kandangan seketika dihentikan.

Satu persatu peserta arung jeram yang selamat, yakni Khusnul Solikah, Jumrotun Munawaroh, Nurlatif Doni Fatria, Heru Kurniawan dan Mirza Islami Gigih Hari Saputro diperiksa. Beberapa diantaranya berstatus alumnus Mapala UNP.

Menurut Setyo Budi, pihaknya berencana juga meminta keterangan pihak kampus. Hal itu untuk memastikan apakah kegiatan arung jeram bersifat resmi atau tidak. Terkait kasus ini kepolisian juga mengimbau masyarakat, termasuk kelompok pecinta alam untuk mengukur kemampuan diri sebelum melaksanakan kegiatan.

"Dalam kasus ini kita juga akan meminta keterangan pihak kampus," ujarnya. Igi (35) salah seorang penghobi arung jeram menuturkan tidak sembarang orang bisa menjadi peserta olahraga ekstrim itu. Apalagi aliran sungai yang dipakai tergolong berbahaya.

"Meski ada fasilitas safety, tentu semua itu tidak bisa menjadi jaminan. Karenanya peserta arung jeram minimal memiliki pengalaman soal olahraga air," tandasnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6102 seconds (0.1#10.140)