Bupati Anas Berharap Banyuwangi Semakin Dikenal sebagai Destinasi Syuting Alternatif
A
A
A
BANYUWANGI - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas berharap agar Banyuwangi dapat semakin dikenal sebagai destinasi syuting alternatif. Hal ini disampaikan Bupati Anas, menanggapi rampungnya syuting film “Kulari ke Pantai” garapan Produser Mira Lesmana dan sutradara Riri Riza di Banyuwangi.
Abdullah Azwar Anas berterima kasih daerahnya dipilih untuk syuting film tersebut. Dia bangga, apalagi film itu ditangani duet Mira dan Riri yang dikenal melahirkan berbagai film tersukses dalam sejarah perfilman nasional, seperti Laskar Pelangi, Petualangan Sherina, Ada Apa dengan Cinta, dan Sang Pemimpi.
“Kami berharap Banyuwangi semakin dikenal sebagai destinasi syuting alternatif, baik untuk film, iklan televisi, maupun produksi kreatif lainnya,” kata Anas dalam pernyataa tertulis yang dikirimkan ke SINDOnews, Sabtu (14/4/2018).
Menurut Anas, dengan menjadi destinasi syuting film, nama Banyuwangi ikut terangkat dalam upaya mendatangkan wisawatan ke daerah berjuluk “The Sunrise of Java” tersebut.
Anas mencontohkan film “Laskar Pelangi” yang mampu membangunkan pariwisata Belitung, serta “Ada Apa dengan Cinta 2” yang memunculkan paket wisata AADC di Yogyakarta sehingga memberi dampak ekonomi ke masyarakat. Ubud juga melejit setelah menjadi lokasi syuting “Eat, Pray, Love” yang dibintangi Julia Roberts.
“Sekali lagi, Banyuwangi berterima kasih kepada Mira dan Riri. Semoga filmnya sukses dan menginspirasi banyak orang,” ujar Anas.
Sebelumnya Banyuwangi dipilih sebagai menjadi destinasi akhir setelah para karakter dalam film, yaitu Maisha Kanna (sebagai Sam) dan Lil'li Latisha (Happy) bersama Marsha Timothy (Uci) melakukan perjalanan darat sepanjang 1.025 km.
“Banyuwangi menjadi pilihan destinasi karena tokoh Sam ingin menemui surfer idolanya di Pantai G-Land (Pantai Grajagan). G-Land adalah salah satu pantai dengan ombak tertinggi di dunia, sehingga menjadi incaran para peselancar ternama,” ujar Mira Lesmana.
Di Banyuwangi, syuting film produksi Miles Films tersebut dilakukan di Desa Watukebo, Hotel Blambangan, Pasar Blambangan, RSUD Blambangan, Taman Sri Tanjung, dan Taman Nasional Alas Purwo di mana Pantai Grajagan berada di dalamnya.
“Sebelum menjatuhkan pilihan ke Banyuwangi, saya dan Riri dua kali datang riset lokasi di Banyuwangi. Lokasinya bagus-bagus, saya sampai bingung,” kata Mira Lesmana.
Menurut Mira, pemain dan kru film menikmati syuting di Banyuwangi. Mira berharap ada kesempatan lagi membuat film di Banyuwangi karena masih banyak pilihan tempat serta keunikan budaya yang menarik untuk digali.
“Semua merasa nyaman bekerja di daerah yang bersih, bersahabat, dan ditambah lagi makanan khas lezat, juga kopi yang enak sekali,” kata Mira tentang Banyuwangi.
Sementara Riri Riza mengatakan, Banyuwangi adalah kabupaten modern yang tetap bangga terhadap tradisi yang telah hadir dari generasi ke generasi. Masyarakat Banyuwangi juga terbuka dan hangat.
“Ide film Kulari ke Pantai ini ditulis dengan bayangan shooting di Banyuwangi di kepala kami. Saya senang berkenalan dengan ‘passion’ membangun daerah yang tidak tanggung-tanggung, yang ingin kami gambarkan juga dalam film,” ujarnya.
“Semoga daerah lain bisa melihat dan mengambil inspirasi Banyuwangi dari film ini,” imbuh Riri.
Film “Kulari ke Pantai” adalah film anak dengan pesan edukasi luar biasa. Film ini melanjutkan tradisi duet Mira dan Riri yang dikenal sukses melahirkan film anak legendaris, yaitu “Petualangan Sherina” dan “Laskar Pelangi”.
Dalam film “Kulari ke Pantai”, penonton dibawa menjelajah Pulau Jawa sepanjang 1.025 kilometer melalui perjalanan darat yang penuh kejutan dari Jakarta ke Banyuwangi. Publik juga dibawa ke Pulau Rote, NTT.
Abdullah Azwar Anas berterima kasih daerahnya dipilih untuk syuting film tersebut. Dia bangga, apalagi film itu ditangani duet Mira dan Riri yang dikenal melahirkan berbagai film tersukses dalam sejarah perfilman nasional, seperti Laskar Pelangi, Petualangan Sherina, Ada Apa dengan Cinta, dan Sang Pemimpi.
“Kami berharap Banyuwangi semakin dikenal sebagai destinasi syuting alternatif, baik untuk film, iklan televisi, maupun produksi kreatif lainnya,” kata Anas dalam pernyataa tertulis yang dikirimkan ke SINDOnews, Sabtu (14/4/2018).
Menurut Anas, dengan menjadi destinasi syuting film, nama Banyuwangi ikut terangkat dalam upaya mendatangkan wisawatan ke daerah berjuluk “The Sunrise of Java” tersebut.
Anas mencontohkan film “Laskar Pelangi” yang mampu membangunkan pariwisata Belitung, serta “Ada Apa dengan Cinta 2” yang memunculkan paket wisata AADC di Yogyakarta sehingga memberi dampak ekonomi ke masyarakat. Ubud juga melejit setelah menjadi lokasi syuting “Eat, Pray, Love” yang dibintangi Julia Roberts.
“Sekali lagi, Banyuwangi berterima kasih kepada Mira dan Riri. Semoga filmnya sukses dan menginspirasi banyak orang,” ujar Anas.
Sebelumnya Banyuwangi dipilih sebagai menjadi destinasi akhir setelah para karakter dalam film, yaitu Maisha Kanna (sebagai Sam) dan Lil'li Latisha (Happy) bersama Marsha Timothy (Uci) melakukan perjalanan darat sepanjang 1.025 km.
“Banyuwangi menjadi pilihan destinasi karena tokoh Sam ingin menemui surfer idolanya di Pantai G-Land (Pantai Grajagan). G-Land adalah salah satu pantai dengan ombak tertinggi di dunia, sehingga menjadi incaran para peselancar ternama,” ujar Mira Lesmana.
Di Banyuwangi, syuting film produksi Miles Films tersebut dilakukan di Desa Watukebo, Hotel Blambangan, Pasar Blambangan, RSUD Blambangan, Taman Sri Tanjung, dan Taman Nasional Alas Purwo di mana Pantai Grajagan berada di dalamnya.
“Sebelum menjatuhkan pilihan ke Banyuwangi, saya dan Riri dua kali datang riset lokasi di Banyuwangi. Lokasinya bagus-bagus, saya sampai bingung,” kata Mira Lesmana.
Menurut Mira, pemain dan kru film menikmati syuting di Banyuwangi. Mira berharap ada kesempatan lagi membuat film di Banyuwangi karena masih banyak pilihan tempat serta keunikan budaya yang menarik untuk digali.
“Semua merasa nyaman bekerja di daerah yang bersih, bersahabat, dan ditambah lagi makanan khas lezat, juga kopi yang enak sekali,” kata Mira tentang Banyuwangi.
Sementara Riri Riza mengatakan, Banyuwangi adalah kabupaten modern yang tetap bangga terhadap tradisi yang telah hadir dari generasi ke generasi. Masyarakat Banyuwangi juga terbuka dan hangat.
“Ide film Kulari ke Pantai ini ditulis dengan bayangan shooting di Banyuwangi di kepala kami. Saya senang berkenalan dengan ‘passion’ membangun daerah yang tidak tanggung-tanggung, yang ingin kami gambarkan juga dalam film,” ujarnya.
“Semoga daerah lain bisa melihat dan mengambil inspirasi Banyuwangi dari film ini,” imbuh Riri.
Film “Kulari ke Pantai” adalah film anak dengan pesan edukasi luar biasa. Film ini melanjutkan tradisi duet Mira dan Riri yang dikenal sukses melahirkan film anak legendaris, yaitu “Petualangan Sherina” dan “Laskar Pelangi”.
Dalam film “Kulari ke Pantai”, penonton dibawa menjelajah Pulau Jawa sepanjang 1.025 kilometer melalui perjalanan darat yang penuh kejutan dari Jakarta ke Banyuwangi. Publik juga dibawa ke Pulau Rote, NTT.
(sms)