Pilgub Jabar, KPU Ajak Pemilih Pemula Cerdas Gunakan Hak Pilih
A
A
A
BANDUNG - KPU Jawa Barat (Jabar) terus mensosialisasikan pelaksanaan Pilgub Jabar 2018 kepada para pemilih pemula, khususnya mahasiswa.
Sosialisasi kepada generasi milenial tersebut kali ini digelar lewat kegiatan Electaiment on Campus di Kampus Universitas Komputer (Unikom), Jalan Dipatiukur, Kota Bandung, Sabtu (7/4/2018). Dalam kesempatan itu, KPU Jabar mengajak seluruh pemilih pemula cerdas menggunakan hak pilihnya di ajang pesta demokrasi terbesar di Jabar itu.
Komisioner KPU Jabar Divisi Sumber Daya Manusia dan Hubungan Partisipasi Masyarakat Nina Yuningsih menekankan, pemilih pemula harus ikut bertanggung jawab atas masa depan Jabar lima tahun ke depan, yakni dengan menyalurkan hak pilihnya di Pilgub Jabar 2018.
"Pemilih pemula diharapkan menggunakan hak pilihnya secara cerdas, rasional, dan berkualitas, agar pemimpin terpilih lebih legitimate," tegas Nina.
Terlebih, lanjut Nina, dengan jumlah yang mencapai sekitar 30 persen dari total pemilih Pilgub Jabar, suara pemilih pemula akan sangat menentukan kepemimpinan Jabar lima tahun ke depan.
Menurut Nina, karakter pemilih cerdas, di antaranya tidak terpengaruh perilaku curang seperti politik uang maupun kampanye hitam. Pemilih cerdas, kata Nina, juga memilih berdasarkan hati nuraninya.
"Terlalu murah kalau suara generasi milenial ditebus selembar uang, apalagi terlibat intrik, fitnah, dan hoax," sebut Nina seraya menyebutkan, pemilih cerdas juga akan mengawasi kinerja pemimpinnya yang terpilih kelak.
Senada dengan Nina, mantan Komisioner KPU RI Ferry Kurnia Rizkiansyah yang turut hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan, pemilih pemula jangan jadi penonton sejarah. Sebaliknya, kata Ferry, pemilih pemula harus menjadi pembuat sejarah di Pilgub Jabar 2018.
"Pastikan terdaftar sebagai pemilih serta tahu dan memahami pemilu karena pemilih adalah subyek demokrasi," tegas Ferry seraya kembali mengingatkan bahwa pemilik kedaulatan adalah rakyat, termasuk mahasiswa.
Sebelumnya, Peneliti Pemilu dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan, sebagai penyelenggara Pilgub Jabar 2018, KPU kini tak bisa lagi hanya mengandalkan media konvensional, seperti baliho dan spanduk untuk menyosialisasikan Pilgub Jabar 2018 kepada para pemilih, khususnya pemilih pemula.
Menurut dia, media konvensional yang selama ini kerap digunakan untuk menyosialisasikan pesta demokrasi memiliki keterbatasan. Terlebih, hampir semua masyarakat kini memiliki akses terhadap media teknologi informasi, yakni internet melalui smartphone. Oleh karenanya, KPU juga harus berani menggunakan media internet, khususnya media sosial.
"KPU juga harus mampu menarik perhatian para pemilih muda yang sekarang sebagian besar memiliki akses ke media sosial. Istilahnya, KPU harus menarik suara generasi zaman now," tegas Sri, belum lama ini.
Sosialisasi kepada generasi milenial tersebut kali ini digelar lewat kegiatan Electaiment on Campus di Kampus Universitas Komputer (Unikom), Jalan Dipatiukur, Kota Bandung, Sabtu (7/4/2018). Dalam kesempatan itu, KPU Jabar mengajak seluruh pemilih pemula cerdas menggunakan hak pilihnya di ajang pesta demokrasi terbesar di Jabar itu.
Komisioner KPU Jabar Divisi Sumber Daya Manusia dan Hubungan Partisipasi Masyarakat Nina Yuningsih menekankan, pemilih pemula harus ikut bertanggung jawab atas masa depan Jabar lima tahun ke depan, yakni dengan menyalurkan hak pilihnya di Pilgub Jabar 2018.
"Pemilih pemula diharapkan menggunakan hak pilihnya secara cerdas, rasional, dan berkualitas, agar pemimpin terpilih lebih legitimate," tegas Nina.
Terlebih, lanjut Nina, dengan jumlah yang mencapai sekitar 30 persen dari total pemilih Pilgub Jabar, suara pemilih pemula akan sangat menentukan kepemimpinan Jabar lima tahun ke depan.
Menurut Nina, karakter pemilih cerdas, di antaranya tidak terpengaruh perilaku curang seperti politik uang maupun kampanye hitam. Pemilih cerdas, kata Nina, juga memilih berdasarkan hati nuraninya.
"Terlalu murah kalau suara generasi milenial ditebus selembar uang, apalagi terlibat intrik, fitnah, dan hoax," sebut Nina seraya menyebutkan, pemilih cerdas juga akan mengawasi kinerja pemimpinnya yang terpilih kelak.
Senada dengan Nina, mantan Komisioner KPU RI Ferry Kurnia Rizkiansyah yang turut hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan, pemilih pemula jangan jadi penonton sejarah. Sebaliknya, kata Ferry, pemilih pemula harus menjadi pembuat sejarah di Pilgub Jabar 2018.
"Pastikan terdaftar sebagai pemilih serta tahu dan memahami pemilu karena pemilih adalah subyek demokrasi," tegas Ferry seraya kembali mengingatkan bahwa pemilik kedaulatan adalah rakyat, termasuk mahasiswa.
Sebelumnya, Peneliti Pemilu dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan, sebagai penyelenggara Pilgub Jabar 2018, KPU kini tak bisa lagi hanya mengandalkan media konvensional, seperti baliho dan spanduk untuk menyosialisasikan Pilgub Jabar 2018 kepada para pemilih, khususnya pemilih pemula.
Menurut dia, media konvensional yang selama ini kerap digunakan untuk menyosialisasikan pesta demokrasi memiliki keterbatasan. Terlebih, hampir semua masyarakat kini memiliki akses terhadap media teknologi informasi, yakni internet melalui smartphone. Oleh karenanya, KPU juga harus berani menggunakan media internet, khususnya media sosial.
"KPU juga harus mampu menarik perhatian para pemilih muda yang sekarang sebagian besar memiliki akses ke media sosial. Istilahnya, KPU harus menarik suara generasi zaman now," tegas Sri, belum lama ini.
(nag)