Geger, Siswa di Gresik Gantung Diri di Sekolah

Sabtu, 31 Maret 2018 - 16:46 WIB
Geger, Siswa di Gresik Gantung Diri di Sekolah
Geger, Siswa di Gresik Gantung Diri di Sekolah
A A A
GRESIK - Warga Desa Sidojangkung, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, geger setelah menemukan seorang siswa meninggal gantung diri di sekolah. Bocah berinisial SW yang berusia 15 tahun ditemukan meninggal dengan posisi tergantung di depan kelas Sekolah Dasar di Desa Sidojangkung.

Informasi yang dihimpun, peristiwa itu diketahui pertama kali oleh Matori (56), warga Perum Menganti Satelit, Blok AP-20, RT 31/RW 06, Desa Sidojangkung, Sabtu (31/3/2018). Saat itu, sekitar pukul 05.00 WIB saksi mata sesang jalan-jalan pagi di sekitar lokasi.

“Saya sudah biasa jogging pagi. Saat sampai di sekolah saya melihat ada yang tidak biasa di depan sekolah. Ternyata semakin dekat ada yang tergantung,” akunya kepada polisi.

Mengetahui itu, Matori tidak langsung percaya. Dia pun penasaran dan langsung mendekatinya. Setelah mengetahui bahwa yang tergantung adalah anak-anak, Matori lansung meminta bantuan kepada Andri Purwanto (70), tetangganya.

"Kami berusaha membuka pagar sekolah. Baru setelah ada kepastian dan mengetahui, baru kami memanggil orang tua korban. Kemudian lapor ke Polsek Manganti," ujar Matori kepada petugas.

Tidak berselang lama para tetangga berdatangan melihat kondisi tersebut. Kemudian keluarga korban dan petugas kepolisian tiba di lokasi. Korban dievakuasi dan diperiksa oleh petugas medis. Hasilnya, ada bekas jeratan di leher dan tidak ada bekas tanda kekerasan.

Saat itu, badan korban terlihat terikat kain taplak meja di bagian lehernya. Kemudian dikaitkan pada pagar atas depan ruang kelas.

Polisi langsung melakukan evakuasi dan dibarengi dengan melakukan olah tempat kejadian perkara. Tujuannya untuk menemukan kemungkinan, di luar tindakan bunuh diri. Mengingat korban adalah punya keterbelakangan mental.

Kapolsek Menganti AKP Wavek Arifin menyatakan, bila sudah meminta keterangan orang tua dan keluarga dan para saksi. Memang pihaknya membandingkan dengan hasil olah TKP, ternyata tidak menemukan hal-hal yang di luar kemungkinan bunuh diri. “Berdasarkan keterangan pihak keluarga, korban mempunyai keterbelakangan mental,” katanya.

Bahkan, lanjut Wavek Arifin, korban kerap keluar malam dengan melompat melalui jendela. Atas kejadian tersebut pihak keluarga juga tidak menuntut siapa pun. “Mereka ikhlas dan keluarga tidak menuntut dan kejadian ini dianggap musibah," pungkasnya.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6700 seconds (0.1#10.140)