Masjid Sunan Abinawa dan Gentong yang Menarik Perhatian Peziarah

Sabtu, 31 Maret 2018 - 05:00 WIB
Masjid Sunan Abinawa dan Gentong yang Menarik Perhatian Peziarah
Masjid Sunan Abinawa dan Gentong yang Menarik Perhatian Peziarah
A A A
Di Desa Pekuncen, Kecamatan Pegandon, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, ada sebuah masjid kuno dan tertua di Kendal. Masjid itu bernama Masjid Sunan Abinawa, atau dikenal juga dengan sebutan Masjid Pekuncen.

Masjid ini berdiri di atas lahan 400 meter persegi. Letaknya, sekitar 15 kilometer dari pusat Kota Kendal. Masjid kuno ini dibangun sekitar tahun 1400-an Masehi. Nama masjid berasal dari pendirinya, Sunan Benawa atau biasa disebut Sunan Abinawa.

Masjid dengan pilar dari kayu ini berada di perbukitan. Jika hendak menunaikan salat, warga maupun peziarah harus menaiki tangga halaman masjid.

Sejumlah bagian masjid ini sudah mengalami perbaikan. Tetapi, bagian yang menjadi ciri khas masjid tetap dipertahankan. Bagian yang dimaksud adalah mimbar dari kayu jati yang biasa digunakan untuk berkhotbah dan empat pilar besar di tengah bangunan masjid.

Total, ada sembilan pintu terbuat dari kayu jati di masjid ini. Dua pintu berada di sebelah kiri, empat pintu berada di bagian depan, dan empat pintu lainnya berada di sisi kanan. Di pintu-pintu tersebut, terdapat ukiran tulisan arab.
Masjid Sunan Abinawa dan Gentong yang Menarik Perhatian Peziarah

Ahmad Fauzan, takmir Masjid Pekuncen mengatakan, empat tiang penyangga di tengah bangunan dan mimbar masih utuh sejak masjid kali pertama didirikan. Tidak hanya itu, dua kubah yang terletak di atas bangunan juga masih asli alias belum diganti.

Sementara, plafon yang berada di dalam masjid yang terbuat dari papan jati sudah mengalami perbaikan, bersamaan penambahan teras atau serambi masjid tersebut sekitar 52 tahun lalu.

Beduk berukuran cukup besar juga masih utuh. Namun, kulit beduk sering mengalami perbaikan karena robek. Tiap jumat kliwon, para peziarah datang ke masjid ini untuk mengunjungi makam Sunan Abinawa yang ada di samping masjid dan juga belajar mengaji. Setiap tahun, saat Haul Sunan Abinawa, biasanya warga berkumpul untuk mengaji dan mendapatkan nasi bungkus yang dikenal sebagai nasi sura.

Satu hal yang menarik perhatian para peziarah adalah gentong yang ada di dalam Masjid Pekuncen. Air di dalam gentong yang merupakan peninggalan Sunan Abinawa ini tidak pernah kering. Gentong itu diyakini jadi satu kesatuan dengan sumur yang ada di sebelah selatan masjid.
Masjid Sunan Abinawa dan Gentong yang Menarik Perhatian Peziarah

Biasanya, para peziarah biasanya meminta dan membawa pulang air dari gentong ini. Mereka percaya air itu bisa menyembuhkan penyakit dan memberikan barokah.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1489 seconds (0.1#10.140)