PMI Sleman Gratiskan Kantong Darah

Kamis, 29 Maret 2018 - 06:02 WIB
PMI Sleman Gratiskan Kantong Darah
PMI Sleman Gratiskan Kantong Darah
A A A
SLEMAN - Palang Merah Indonesia (PMI) Sleman, Provinsi DIY, akan menggratiskan biaya pengolahan darah bagi warga Sleman yang membutuhkan darah. Sebagai realisasinya, instansi tersebut sudah mengusulkan kepada Pemkab dan DPRD Sleman agar memasukkan anggaran untuk pengganti pengolahan darah.

Untuk biaya penganti pengolahan darah (BPPD) ini, bagi pasien yang membutuhkan dikenai biaya Rp350.000 per kantong. Ketua PMI Sleman, Sunartono mengatakan, sebenarnya untuk biaya penggantian pengolahan darah tersebut sudah ditanggung BPJS. Namun, hanya satu kantong. Padahal untuk transfusi darah biasanya pasien membutuhkan 2-3 kantong. Sehingga sisanya harus dibayar sendiri oleh pasien tersebut.

“Dengan biaya pengganti tersebut, tentunya sangat memberatkan bagi pasien, karena itu sebagai solusinya kami mengusulkan biaya tersebut ditanggung pemerintah,” kata Sunartono soal rencana PMI gratiskan biaya pengolahan darah, di ruang kerjanya, Rabu (28/3/2018).

Sunartono menjelaskan, untuk darah ini, rata-rata PMI Sleman mengeluarkan 900-1000 kantong darah atau 75% dari kebutuhan darah dari jumlah ideal 1500-1600 kantong darah. PMI Sleman sendiri tidak hanya melayani warga Sleman namun juga luar Sleman. Sehingga dengan asumsi tersebut, maka anggaran yang dibutuhkan untuk program tersebut Rp5,7 miliar per bulan.

“Untuk itu, kami membuat usulan proposal ke pemkab dan DPRD Sleman. Diharapkan bisa diakomdir dalam APBD,” ungkapnya.

Sekretaris Komisi D DPRD Sleman, Arif Kurniawan mengatakan, pada dasarnya sangat mendukung usulan PMI Sleman tersebut. Sebab biaya untuk kebutuhan darah dirasa cukup tinggi.

Sehingga jika biaya tersebut harus ditanggung APBD tentu sangat meringankan beban masyarakat Sleman yang membutuhkan. “Hanya saja tetap akan melihat anggaran yang dibutuhkan, termasuk memampuan keuangan daerah,” kata Arif.

Hal sama diungkapkan wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun. Menurutnya, berdasarkan data yang ia peroleh, kematian ibu hamil tertinggi disebabkan oleh pendarahan. Begitu pula angka pasien cuci darah yang dari tahun ke tahun terus meningkat. Sehingga menurutnya penting untuk memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan darah.

“Kami secepatnya akan berembuk dengan pihak terkait membahas hal tersebut. Termasuk akan berkoordinasi dengan dewan untuk mengusulkan anggaran,” janjinya.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3539 seconds (0.1#10.140)