Derita Jantung Bocor, Maharani Butuh Uluran Tangan Dermawan
A
A
A
PEMALANG - Maharani (16), seorang siswi kelas 11 SMKN 1 Pemalang, Jawa Tengah, menderita jantung bocor. Dia dan keluarganya tak punya biaya berobat.
Jika dilihat kasat mata, kondisi Maharani memang masih sehat seperti anak pada umumnya. Namun, sebenarnya dia menderita penyakit berbahaya yaitu jantung bocor, sehingga kondisinya mudah lelah dan sering sakit.
Putri kedua pasangan Fatechah dan Tugimin, warga Jalan Wilis Dalam No 10 RT 02 RW 6 Dusun Cokrah, Desa Mulyoharjo, Kabupaten Pemalang ini menderita jantung bocor sejak beberapa tahun lalu. Selama ini, Maharani hanya diobati di puskesmas dan sempat dirujuk ke RS Dr Kariadi Semarang untuk operasi.
Untuk berobat memang ada Kartu Indonesia Sehat. Namun, ada beberapa obat yang tidak ditanggung KIS. Selain itu juga tak ada transportasi serta untuk uang untuk menunggui serta kebutuhan lainnya, sehingga kini Maharani dibiarkan saja di rumah.
Lokasi rumah Maharani hanya berjarak kurang dari 2 kilometer dari Pendopo Kabupaten Pemalang. "Saya sudah lama merasa lemas dan mudah sakit, lalu diperiksa di puskesmas, lalu diketahui jantung bocor. Saya berharap bisa sembuh dan kondisi rumah bisa lebih baik, tidak sampai ambruk," jelas Maharani yang dikenal sebagai siswi berprestasi.
Kondisi rumah Maharani sangat mengenaskan. Lantai masih tanah, dinding dari bambu. Atap bocor, kayu sudah lapuk. Kondisi bangunan miring, nyaris ambruk. Rumah kecil ini ditempati enam anggota keluarga, terdiri dari ayah ibu dan empat anaknya.
Keluarga ini hanya mengandalkan dari sang ayah, Tugimin, yang berjualan bakso keliling. Penghasilannya minim sehingga tak mampu untuk biaya perbaikan rumah serta pengobatan Maharani.
Fatechah, ibunda Maharani, mengatakan tak bisa berbuat banyak untuk mengobati putrinya. "Kami kesulitan untuk membiayai pengobatan putri saya. Meski ada KIS, namun tetap membutuhkan biaya untuk obat dan kebutuhan selama menunggu. Dari mana biaya tersebut. Bahkan untuk hidup sehari-hari saja sudah sangat kesulitan," jelas Fatechah, seraya berharap ada dermawan yang bisa membantu putrinya bisa diobati sampai sembuh.
Jika dilihat kasat mata, kondisi Maharani memang masih sehat seperti anak pada umumnya. Namun, sebenarnya dia menderita penyakit berbahaya yaitu jantung bocor, sehingga kondisinya mudah lelah dan sering sakit.
Putri kedua pasangan Fatechah dan Tugimin, warga Jalan Wilis Dalam No 10 RT 02 RW 6 Dusun Cokrah, Desa Mulyoharjo, Kabupaten Pemalang ini menderita jantung bocor sejak beberapa tahun lalu. Selama ini, Maharani hanya diobati di puskesmas dan sempat dirujuk ke RS Dr Kariadi Semarang untuk operasi.
Untuk berobat memang ada Kartu Indonesia Sehat. Namun, ada beberapa obat yang tidak ditanggung KIS. Selain itu juga tak ada transportasi serta untuk uang untuk menunggui serta kebutuhan lainnya, sehingga kini Maharani dibiarkan saja di rumah.
Lokasi rumah Maharani hanya berjarak kurang dari 2 kilometer dari Pendopo Kabupaten Pemalang. "Saya sudah lama merasa lemas dan mudah sakit, lalu diperiksa di puskesmas, lalu diketahui jantung bocor. Saya berharap bisa sembuh dan kondisi rumah bisa lebih baik, tidak sampai ambruk," jelas Maharani yang dikenal sebagai siswi berprestasi.
Kondisi rumah Maharani sangat mengenaskan. Lantai masih tanah, dinding dari bambu. Atap bocor, kayu sudah lapuk. Kondisi bangunan miring, nyaris ambruk. Rumah kecil ini ditempati enam anggota keluarga, terdiri dari ayah ibu dan empat anaknya.
Keluarga ini hanya mengandalkan dari sang ayah, Tugimin, yang berjualan bakso keliling. Penghasilannya minim sehingga tak mampu untuk biaya perbaikan rumah serta pengobatan Maharani.
Fatechah, ibunda Maharani, mengatakan tak bisa berbuat banyak untuk mengobati putrinya. "Kami kesulitan untuk membiayai pengobatan putri saya. Meski ada KIS, namun tetap membutuhkan biaya untuk obat dan kebutuhan selama menunggu. Dari mana biaya tersebut. Bahkan untuk hidup sehari-hari saja sudah sangat kesulitan," jelas Fatechah, seraya berharap ada dermawan yang bisa membantu putrinya bisa diobati sampai sembuh.
(zik)