Longsor Jadi Bencana Paling Mematikan
A
A
A
SEMARANG - Longsor menjadi bencana paling mematikan di Tanah Air sejak 2014 hingga saat ini. Baru-baru ini, 13 orang ditemukan meninggal dunia dan lima korban belum ditemukan dalam bencana longsor di Desa Pasir Panjang, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes, Jateng.
"Longsor menjadi bencana yang paling mematikan sejak tahun 2014 hingga sekarang. Sekitar 40,9 juta jiwa masyarakat Indonesia tinggal di daerah rawan longsor sedang hingga tinggi. Mereka tinggal di pegunungan, perbukitan dan lereng-lereng yang curam dengan kemampuan mitigasinya masih minim. Saat musim hujan seperti saat ini longsor marak terjadi. Sering longsornya kecil, namun karena di bawah terdapat rumah maka terjadi korban jiwa," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, Jumat (2/3/2018).
Dia melanjutkan, bencana longsor penuh ketidakpastian karena sulit dideteksi dan diprediksi. Bahkan, meski tanah sudah bergerak dan merekah hingga lebar mencapai 50 sentimeter dengan panjang ratusan meter, tidak segera terjadi longsor.
"Masyarakat awalnya sudah mengungsi. Namun karena longsor tidak segera terjadi, bahkan hingga berbulan-bulan akhirnya masyarakat kembali ke rumah untuk bekerja dan melakukan aktivitas sehari-hari."
Sutopo menambahkan, jumlah bencana sejak awal tahun ini terus bertambah. Selama Januari hingga Februari 2018 telah terjadi 513 kejadian bencana di Tanah Air. Dari 513 kejadian bencana tersebut terdiri dari puting beliung 182 kejadian, banjir 157, longsor 137, kebakaran hutan dan lahan 15, kombinasi banjir dan tanah longsor 10, gelombang pasang dan abrasi 7, gempa bumi merusak 3, dan erupsi gunung api 2 kali. (Baca Juga: Januari-Februari 2018 Terjadi 513 Bencana di Indonesia(zik)
"Longsor menjadi bencana yang paling mematikan sejak tahun 2014 hingga sekarang. Sekitar 40,9 juta jiwa masyarakat Indonesia tinggal di daerah rawan longsor sedang hingga tinggi. Mereka tinggal di pegunungan, perbukitan dan lereng-lereng yang curam dengan kemampuan mitigasinya masih minim. Saat musim hujan seperti saat ini longsor marak terjadi. Sering longsornya kecil, namun karena di bawah terdapat rumah maka terjadi korban jiwa," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, Jumat (2/3/2018).
Dia melanjutkan, bencana longsor penuh ketidakpastian karena sulit dideteksi dan diprediksi. Bahkan, meski tanah sudah bergerak dan merekah hingga lebar mencapai 50 sentimeter dengan panjang ratusan meter, tidak segera terjadi longsor.
"Masyarakat awalnya sudah mengungsi. Namun karena longsor tidak segera terjadi, bahkan hingga berbulan-bulan akhirnya masyarakat kembali ke rumah untuk bekerja dan melakukan aktivitas sehari-hari."
Sutopo menambahkan, jumlah bencana sejak awal tahun ini terus bertambah. Selama Januari hingga Februari 2018 telah terjadi 513 kejadian bencana di Tanah Air. Dari 513 kejadian bencana tersebut terdiri dari puting beliung 182 kejadian, banjir 157, longsor 137, kebakaran hutan dan lahan 15, kombinasi banjir dan tanah longsor 10, gelombang pasang dan abrasi 7, gempa bumi merusak 3, dan erupsi gunung api 2 kali. (Baca Juga: Januari-Februari 2018 Terjadi 513 Bencana di Indonesia(zik)