Angkut Sabu 3 Ton, Kapal Myanmar Ditangkap

Sabtu, 24 Februari 2018 - 14:00 WIB
Angkut Sabu 3 Ton, Kapal Myanmar Ditangkap
Angkut Sabu 3 Ton, Kapal Myanmar Ditangkap
A A A
BATAM - Upaya penyelundupan sabu-sabu ke Indonesia dengan jumlah sangat besar kembali digagalkan. Kemarin Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) Khusus Kepulauan Riau menangkap kapal berbendera Myanmar yang diduga mengangkut narkotika jenis sabu sekitar 3 ton.

Belum ada keterangan resmi dari pihak berwenang mengenai pengungkapan penyelundupan sabu dengan jumlah tercatat paling besar di Indonesia ini. Hingga tadi malam Kanwi l DJBC Kepulauan Riau dijaga ketat oleh pihak Kepolisian Polres Karimun. Terlihat ada lima polisi dan dua petugas Kanwil berjaga di pintu masuk kantor tersebut.

Dari informasi yang dihimpun KORAN SINDO, sabu yang diangkut Kapal Win Long BH 2998 tersebut mencapai 3 ton beratnya atau temuan terbesar selama ini. Kapal tersebut dicegah kapal patroli BC 20005 di Selat Philips, sekitar Pulau Nipah, Jumat (23/2/2018) siang. Setelah ditangkap, kapal kemudian digiring ke Tanjungbalai, Karimun, bersama dengan 28 awak kapalnya untuk menjalani pemeriksaan.

Sekira pukul 16.30 WIB, terlihat mobil milik Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Karimun tiba di Tanjungbalai dan kemudian disusul kehadiran Dandim 0317/Tbk Letkol Arm Rizal Analdie. Sekitar pukul 17.30 WIB, Kapolres Karimun AKBP Agus Fajaruddin juga menyusul tiba di lokasi.

(Baca Juga: Bea Cukai dan Polisi Tunda Pencarian Narkoba di Kapal Win Long
Kepala Humas Kanwil DJBC Khusus Kepri Refly Silalahi membenarkan tangkapan kapal yang diduga membawa sabu dengan jumlah sangat besar itu. "Maaf, kami belum bisa memberitahukan lebih lanjut perihal penangkapan kapal yang diduga bermuatan sabu oleh karena masih dalam pemeriksaan awal," ujar Refly.

Pihaknya juga masih menunggu Tim K9 atau anjing pelacak dari Batam untuk memeriksa muatan kapal. Penangkapan kapal pembawa sabu kemarin hanya berselang tiga hari dengan penggagalan upaya penyelundupan sebelumnya sebesar 1,6 ton. Bahkan beberapa jam sebelum kasus terbaru diungkap, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menggelar konferensi pers pengungkapan sabu 1,6 ton di Dermaga Bea Cukai, Sekupang.

Atas maraknya penyelundupan sabu ini, Kapolri telah menginstruksikan kepada jajarannya agar tidak ragu untuk menembak mati para bandar narkoba. "Jangan ragu untuk bertindak tegas terhadap mereka bandar narkoba. Jika melawan tembak mati," kata Tito.

Dia mengatakan, kasus kejahatan narkoba di Indonesia tergolong sangat tinggi. Indonesia diketahui menjadi pasar yang potensial bagi para bandar untuk memasok narkoba dari berbagai negara. Harga narkoba di Indonesia yang cukup tinggi juga membuat pemasok selalu berusaha bisa masuk Tanah Air, sekali pun melalui jalur laut. Wilayah di Indonesia seperti Kepulauan Riau yang terdiri atas perairan dan pulau-pulau menjadi tempat favorit bagi para bandar memasok barang-barang haram tersebut.

"Pengungkapan upaya penyelundupan 1,6 ton narkoba ini di satu sisi menjadi sebuah prestasi, namun di sisi lain mengindikasi bahwa Indonesia menjadi pasar yang potensial bagi jaringan narkoba internasional," kata Tito.

Kapolri menduga narkoba jenis sabu ini berasal dari perbatasan China dengan Myanmar. Kawasan tersebut merupakan wilayah tak bertuan dan ada pulau yang digunakan sebagai lokasi untuk memproduksi sabu. Jaringan narkotika internasional ini kemudian mendistribusikan sabu tersebut melalui wilayah China, kemudian menyeberang ke Taiwan dan dikapalkan lewat Laut China Selatan dan masuk ke perairan Indonesia melalui Selat Malaka. Sebagian kemudian ke Samudra Hindia masuk ke Australia.

"Meski tak ada hubungan dengan tangkapan sabu 1,3 ton yang lalu, kemarin sudah kita deteksi dengan jaringan kalau mereka ini ada koneksi dengan jaringan satu dengan jaringan lainnya," ujar Kapolri.

Sri Mulyani mengatakan Bea Cukai menangani 342 kasus penyelundupan narkoba jenis sabu seberat 2,1 ton sepanjang 2017. Namun kali ini di 2018 yang belum genap 2 bulan, dalam penanganan 57 kasus penyelundupan narkoba, telah diamankan 2,932 ton barang bukti. "Indonesia kebanjiran serangan narkoba yang jumlahnya terus meningkat setiap hari, minggu dan bulan," kata Sri.

Menyikapi hal ini, pihaknya akan meningkatkan kinerja serta kewaspadaan. Koordinasi dengan sejumlah pihak terkait seperti kepolisian, TNI AL dan BNN akan terus dilakukan untuk memerangi peredaran dan penyelundupan narkotika. Upaya preventif bukan hanya di laut saja, tetapi juga di darat dengan menempatkan personel kepabeanan di seluruh bandara. Menurut dia, upaya penyelundupan narkotika tidak akan pernah berakhir.

Sri menyebut permintaan pasar terus meningkat meski harga barang haram ini tinggi. Terlebih Indonesia dengan negara yang perekonomiannya yang semakin tumbuh dibarengi kelas menengah yang meningkat, menimbulkan pemikiran tentang sebuah target pasar yang luar biasa besar.

Gubernur Nurdin Basirun juga mengapresiasi seluruh personel Polri dan Bea Cukai yang telah bekerja dengan maksimal dalam mengungkap tangkapan narkoba. "Dengan adanya tangkapan ini, kita sudah menyelamatkan anak bangsa generasi penerus untuk terhindar dari bahaya narkoba," kata Nurdin.

Semua pihak harus selalu mengawasi dan membentengi generasi penerus akan bahaya narkoba. Dia memperkirakan faktor cuaca yang ekstrem dimanfaatkan oleh para penyelundup untuk memasukkan narkoba ke Indonesia dengan berbagai cara.

Wali Kota Batam Muhammad Rudi mengucapkan terima kasih atas pengungkapan kasus ini seraya dirinya berharap langkah preventif terhadap peredaran narkotika terus ditingkatkan. "Fungsi intelijen harus dioptimalkan dalam memberantas narkotika," ujar Rudi.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3984 seconds (0.1#10.140)