Cuaca Ekstrem, BMKG Ingatkan Warga untuk Waspada
A
A
A
JAKARTA - Bencana longsor dan banjir yang terjadi di beberapa wilayah di Jawa Tengah dipicu dari kondisi atmosfer yang sangat labil di Indonesia. Diprakirakan dalam 3 hari kedepan hujan dengan intensitas tinggi masih terjadi di beberapa wilayah Indonesia.
Kabag Humas BMKG Hary T Djatmiko mengatakan, kejadian bencana hidrometeorologi di beberapa wilayah Indonesia seperti longsor di Brebes, banjir di Bandung, Cirebon, Jombang dan Bojonegoro serta angin kencang di Sidoarjo dalam beberapa hari terakhir dipicu oleh kondisi atmosfer yang sangat labil di wilayah Indonesia.
"Kondisi ini dipicu oleh beragam fenomena, dari adanya pola angin baratan yang cukup kuat dan didukung adanya pola daerah pertemuan angin (konvergensi) hingga dipicu oleh skala atmosfer skala lokal maupun skala yang lebih luas di sekitar lokasi bencana serta kondisi uap air dan kelembaban udara yang cukup tinggi," kata Hary lewat keterangan persnya, Sabtu (24/2/2018).
Ia menambahkan, dalam beberapa hari ke depan suplai uap air sebagai pendukung pertumbuhan awan hujan di wilayah Sumatera, Jawa dan Kalimantan relatif tinggi.
Diprakirakan potensi hujan masih terus meningkat dalam 3 (tiga) hari ke depan khususnya di wilayah Sumatera, Jawa, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Papua.
"Besarnya pengaruh lokal dan tingginya pemanasan mengakibatkan periode saat ini hingga akhir Februari nanti memicu peningkatan intensitas hujan lebat yang memungkinkan disertai kilat atau petir dan angin kencang," lanjutnya.
Secara umum, masyarakat dihimbau agar tetap waspada potensi genangan, banjir maupun longsor bagi yang tinggal di wilayah berpotensi hujan lebat terutama di daerah rawan genangan, banjir, banjir bandang, dan longsor.
Kabag Humas BMKG Hary T Djatmiko mengatakan, kejadian bencana hidrometeorologi di beberapa wilayah Indonesia seperti longsor di Brebes, banjir di Bandung, Cirebon, Jombang dan Bojonegoro serta angin kencang di Sidoarjo dalam beberapa hari terakhir dipicu oleh kondisi atmosfer yang sangat labil di wilayah Indonesia.
"Kondisi ini dipicu oleh beragam fenomena, dari adanya pola angin baratan yang cukup kuat dan didukung adanya pola daerah pertemuan angin (konvergensi) hingga dipicu oleh skala atmosfer skala lokal maupun skala yang lebih luas di sekitar lokasi bencana serta kondisi uap air dan kelembaban udara yang cukup tinggi," kata Hary lewat keterangan persnya, Sabtu (24/2/2018).
Ia menambahkan, dalam beberapa hari ke depan suplai uap air sebagai pendukung pertumbuhan awan hujan di wilayah Sumatera, Jawa dan Kalimantan relatif tinggi.
Diprakirakan potensi hujan masih terus meningkat dalam 3 (tiga) hari ke depan khususnya di wilayah Sumatera, Jawa, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Papua.
"Besarnya pengaruh lokal dan tingginya pemanasan mengakibatkan periode saat ini hingga akhir Februari nanti memicu peningkatan intensitas hujan lebat yang memungkinkan disertai kilat atau petir dan angin kencang," lanjutnya.
Secara umum, masyarakat dihimbau agar tetap waspada potensi genangan, banjir maupun longsor bagi yang tinggal di wilayah berpotensi hujan lebat terutama di daerah rawan genangan, banjir, banjir bandang, dan longsor.
(ysw)