Nama Tanjakan Emen Diubah Jadi Tanjakan Aman
A
A
A
SUBANG - Nama tanjakan Emen yang berada di Kampung Cicenang, Desa/Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, menjadi tanjakan Aman, Kamis (15/2/2018). Perubahan nama itu ditandai dengan pemasangan sejumlah rambu lalu lintas dan lampu penerangan.
Penamaan jalur tengkorak atau black spot yang kerap memakan korban itu diawali dengan pembacaan ayat suci Alquran dan doa bersama yang dipimpin oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Ciater. Acara itu dihadiri oleh masyarakat Kampung Cicenang, Desa/Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang.
Acara digelar di dekat lokasi kecelakaan maut bus Premium Fassion bernopol F 7959 AA pada Sabtu 10 Februari 2018 sekitar pukul 17.00 WIB. Peristiwa tersebut menyebabkan 26 penupang bus dan satu pengendara sepeda motor tewas. Selain itu, 17 penumpang bus mengalami luka berat dan ringan.
Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setyadi mengatakan, untuk mencegah kecelakaan fatal dan menurunkan tingkat kecelakaan di jalan yang menghubungkan Kabupaten Bandung Barat (KBB) dan Subang itu, Dirjen Hubdar Kemenhub, Dinas PU Bina Marga, dan Dishub Jabar memasang sejumlah rambu zefron dan lampu penerangan.
"Dengan terpasangnya rambu dan penerangan, serta perubahan nama dari tanjakan Emen menjadi tanjakan Aman tersebut diharapkan, mudah-mudahan, masyarakat, pengemudi, tahu bahwa di kawasan ini terdapat tanjakan, turunan, dan belokan-belokan tajam. Mudah-mudahan tak terjadi lagi kecelakaan di jalur ini," kata Budi.
Selain itu, ujar dia, Dinas PU Bina Marga Jabar akan membangun escape road di turunan Cicenang yang berada di kawasan tanjakan Aman. Escape road ini disiapkan jika pengemudi merasakan ketidakberesan pada rem kendaraannya bisa masuk ke jalur itu. Jadi, kendaraan tidak melaju liar di jalur menurun.
Dia mengemukakan, kecelakaan baik yang memakan korban jiwa maupun luka-luka memang kerap terjadi jalur wisata tersebut. Dalam lima tahun terakhir, hampir setiap tahun, dari 2012, 2013, 2014, 2015, sampai awal 2018, terjadi insiden kecelakaan di jalan dengan kondisi menanjak, menurun, dan berbelok tajam itu. "Jumlah korban paling banyak terjadi pada 2018 ini," ujarnya.
Penamaan jalur tengkorak atau black spot yang kerap memakan korban itu diawali dengan pembacaan ayat suci Alquran dan doa bersama yang dipimpin oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Ciater. Acara itu dihadiri oleh masyarakat Kampung Cicenang, Desa/Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang.
Acara digelar di dekat lokasi kecelakaan maut bus Premium Fassion bernopol F 7959 AA pada Sabtu 10 Februari 2018 sekitar pukul 17.00 WIB. Peristiwa tersebut menyebabkan 26 penupang bus dan satu pengendara sepeda motor tewas. Selain itu, 17 penumpang bus mengalami luka berat dan ringan.
Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setyadi mengatakan, untuk mencegah kecelakaan fatal dan menurunkan tingkat kecelakaan di jalan yang menghubungkan Kabupaten Bandung Barat (KBB) dan Subang itu, Dirjen Hubdar Kemenhub, Dinas PU Bina Marga, dan Dishub Jabar memasang sejumlah rambu zefron dan lampu penerangan.
"Dengan terpasangnya rambu dan penerangan, serta perubahan nama dari tanjakan Emen menjadi tanjakan Aman tersebut diharapkan, mudah-mudahan, masyarakat, pengemudi, tahu bahwa di kawasan ini terdapat tanjakan, turunan, dan belokan-belokan tajam. Mudah-mudahan tak terjadi lagi kecelakaan di jalur ini," kata Budi.
Selain itu, ujar dia, Dinas PU Bina Marga Jabar akan membangun escape road di turunan Cicenang yang berada di kawasan tanjakan Aman. Escape road ini disiapkan jika pengemudi merasakan ketidakberesan pada rem kendaraannya bisa masuk ke jalur itu. Jadi, kendaraan tidak melaju liar di jalur menurun.
Dia mengemukakan, kecelakaan baik yang memakan korban jiwa maupun luka-luka memang kerap terjadi jalur wisata tersebut. Dalam lima tahun terakhir, hampir setiap tahun, dari 2012, 2013, 2014, 2015, sampai awal 2018, terjadi insiden kecelakaan di jalan dengan kondisi menanjak, menurun, dan berbelok tajam itu. "Jumlah korban paling banyak terjadi pada 2018 ini," ujarnya.
(wib)