Bandara Ahmad Yani Baru Bisa Operasi Mei 2018
A
A
A
SEMARANG - Terminal baru Bandara Internasional Ahmad Yani ditargetkan beroperasi pada Mei 2018 mendatang, dengan syarat minimum, kelayakan. Secara keseluruhan Bandara terapung pertama di Indonesia ini akan selesai seluruhnya pada awal 2019.
Direktur Utama PT Angkasapura Faik Fahmi mengatakan, pengembangan bandara Ahmad Yani merupakan bagian dari tiga pengembangan bandara di Indonesia yakni, Bandara Internasional Baru Yogyakarta dan Bandara Syamsuddin Noor Banjarmasin. Anggaran yang disiapkan untuk pengembangan tiga bandara tersebut sebesar Rp6,4 triliun.
"Bandara ditarget beroperasi dengan syarat minimum pada Mei 2018. Yakni terminal penumpang, gedung parkir satu lantai, terminal kargo, masjid, gedung pertolongan kecelakaan penerbangan dan pemadam kebakaran," katanya saat topping off (penutupan atap) Terminal Bandara Ahmad Yani Semarang, Minggu (11/2/2018).
Pengembangan Bandara Ahmad Yani sendiri senilai Rp2,07 triliun ini terdiri dari lima paket. Paket satu pekerjaan lahan dan jalan akses sudah selesai 100 %. Paket dua, pekerjaan apron dan taxiway juga sudah 100 %.
Paket tiga, pekerjaan pembangunan terminal akan selesai November 2018. Sedang paket empat, yakni bangunan penunjang dan lanskap serta paket lima pekerjaan water management akan selesai pada 2019.
Terminal bandara baru ini memiliki luas 58.652 meter persegi atau sembilan kali lebih luas dibanding terminal lama yang hanya 6.708 meter persegi. Luasan apron mencapai 75.522 meter persegi dan dapat menampung 13 pesawat narrow body.
Terminal baru bandara ini bisa dikatakan sebagai terminal terapung karena dibangun di atas lahan lunak dan sebagian besar berair dengan menggunakan tiang pancang pancang dan metode prefabricated vertical drain (PVD) untuk memadatkan lahan lunak tersebut. PVD sendiri merupakan sistem drainase buatan yang dipasang di dalam lapisan tanah lunak.
Bandara Ahmad Yani Semarang mengusung konsep floating airport yang dipadukan dengan konsep ecogreen. Pada area bandara juga ditanami 24 ribu pohon mangrove untuk mendukung pelestarian lingkungan.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebutkan, dengan luas Bandara Ahmad Yani yang baru sembilan kali lebih luas dari bandara lama, maka akan dapat mengatasi over capcity yang selama ini terjadi. Terminal baru mampu menampung penumpang hingga 6 juta penumpang per tahunnya.
"Kapasitas bandara lama hanya 800 ribu penumpang pertahun, namun realisasi penumpang pada 2017 mencapai 4,4 juta orang," tambahnya.
Setelah Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang dibangun baru, masyarakat akan diberi alternatif dua bandara baru di Purbalingga dan Blora.
Untuk bandara Purbalingga yakni Bandara Jenderal Sudirman di Wirasaba, Purbalingga merupakan pengembangan dari Pangkalan TNI Angkatan Udara. Saat ini sudah mulai dilakukan proses pengadaaan tanah.
Sementara itu Menteri BUMN Rini Soemarno mengaku, Pemerintah, telah menetapkan pengembangan bandara udara sebagai proyek prioritas nasional untuk mendukung konektivitas udara.
"Pengembangan dan perluasan Bandara Udara Ahmad Yani Semarang merupakan bagian dari program prioritas pemerintah dalam mendorong konektivitas udara dan pertumbuhan ekonomi daerah," tandasnya.
Direktur Utama PT Angkasapura Faik Fahmi mengatakan, pengembangan bandara Ahmad Yani merupakan bagian dari tiga pengembangan bandara di Indonesia yakni, Bandara Internasional Baru Yogyakarta dan Bandara Syamsuddin Noor Banjarmasin. Anggaran yang disiapkan untuk pengembangan tiga bandara tersebut sebesar Rp6,4 triliun.
"Bandara ditarget beroperasi dengan syarat minimum pada Mei 2018. Yakni terminal penumpang, gedung parkir satu lantai, terminal kargo, masjid, gedung pertolongan kecelakaan penerbangan dan pemadam kebakaran," katanya saat topping off (penutupan atap) Terminal Bandara Ahmad Yani Semarang, Minggu (11/2/2018).
Pengembangan Bandara Ahmad Yani sendiri senilai Rp2,07 triliun ini terdiri dari lima paket. Paket satu pekerjaan lahan dan jalan akses sudah selesai 100 %. Paket dua, pekerjaan apron dan taxiway juga sudah 100 %.
Paket tiga, pekerjaan pembangunan terminal akan selesai November 2018. Sedang paket empat, yakni bangunan penunjang dan lanskap serta paket lima pekerjaan water management akan selesai pada 2019.
Terminal bandara baru ini memiliki luas 58.652 meter persegi atau sembilan kali lebih luas dibanding terminal lama yang hanya 6.708 meter persegi. Luasan apron mencapai 75.522 meter persegi dan dapat menampung 13 pesawat narrow body.
Terminal baru bandara ini bisa dikatakan sebagai terminal terapung karena dibangun di atas lahan lunak dan sebagian besar berair dengan menggunakan tiang pancang pancang dan metode prefabricated vertical drain (PVD) untuk memadatkan lahan lunak tersebut. PVD sendiri merupakan sistem drainase buatan yang dipasang di dalam lapisan tanah lunak.
Bandara Ahmad Yani Semarang mengusung konsep floating airport yang dipadukan dengan konsep ecogreen. Pada area bandara juga ditanami 24 ribu pohon mangrove untuk mendukung pelestarian lingkungan.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebutkan, dengan luas Bandara Ahmad Yani yang baru sembilan kali lebih luas dari bandara lama, maka akan dapat mengatasi over capcity yang selama ini terjadi. Terminal baru mampu menampung penumpang hingga 6 juta penumpang per tahunnya.
"Kapasitas bandara lama hanya 800 ribu penumpang pertahun, namun realisasi penumpang pada 2017 mencapai 4,4 juta orang," tambahnya.
Setelah Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang dibangun baru, masyarakat akan diberi alternatif dua bandara baru di Purbalingga dan Blora.
Untuk bandara Purbalingga yakni Bandara Jenderal Sudirman di Wirasaba, Purbalingga merupakan pengembangan dari Pangkalan TNI Angkatan Udara. Saat ini sudah mulai dilakukan proses pengadaaan tanah.
Sementara itu Menteri BUMN Rini Soemarno mengaku, Pemerintah, telah menetapkan pengembangan bandara udara sebagai proyek prioritas nasional untuk mendukung konektivitas udara.
"Pengembangan dan perluasan Bandara Udara Ahmad Yani Semarang merupakan bagian dari program prioritas pemerintah dalam mendorong konektivitas udara dan pertumbuhan ekonomi daerah," tandasnya.
(rhs)