Pemprov Banten Percantik Ibu Kota
A
A
A
SERANG - Pemerintah Provinsi Banten memiliki banyak program pembangunan di Ibu Kota Serang. Selain pengembangan Kawasan Wisata Banten Lama, Pemprov Banten pun melakukan pembenahan jalan dan taman yang ada di ibu kota provinsi itu.
Pembenahan jalan yang dilakukan itu di antaranya penataan trotoar dan median jalan sehingga mempercantik kondisi Kota Serang. Bahkan, dalam program pembuatan taman, Pemprov Banten juga menempatkan kursi-kursi di trotoar untuk pejalan kaki di beberapa titik di Kota Serang.
Penataan kota yang dilakukan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Banten ini mendapatkan respons positif dari masyarakat. Kurniasari, warga Banjarsari, Kota Serang, misalnya, mengaku senang dengan adanya penataan jalur jalan di Kota Serang tersebut.
Selain makin mempercantik dan memperindah trotoar-trotoar jalanan, warga khususnya pejalan kaki, juga merasa diperhatikan haknya sebagai pengguna jalan. “Kalau bisa semua titik di Kota Serang itu diberi kursi dan taman sehingga kelihatan lebih teratur, rapi, dan bersih. Apalagi sudah ada tempat sampah dan kursi,” katanya.
Sejak adanya pembenahan jalan, kata Kurniasari, trotoar di sana terlihat lebih luas dari biasanya sehingga pejalan kaki merasa leluasa.
Padahal sebelumnya, trotoar terasa sempit dan air dari comberan yang mampet kerap meluap setiap kali musim ujan tiba. Dia berharap selain pembenahan trotoar, pemerintah juga memasang lampu di sepanjang jalur itu.
“Biar seperti di Cilegon tuh bagus, kalau ada lampu hiasnya makin mantep. Nggak usah rapat-rapat,” katanya. Kurniasari mengaku betah dan ingin merawat fasilitas yang ada di kotanya tersebut. “Kami akan jaga ini kalau sudah seperti ini. Anggap saja punya sendiri, biar tetap rapi jangan dirusak,” ujarnya.
Kepala Dinas PUPR Provinsi Banten Hadi Soeryadi meminta pihak Pemkot Serang proaktif membantu dalam hal menjaga keindahan kota.
“Kami sudah bangun, tinggal pihak Kota Serang melalui Satpol PP-nya yang mengawasi dan menertibkan pedagang kaki lima yang menggunakan trotoar jalan,” kata Hadi.
Hadi menambahkan, untuk menjaga hasil pekerjaannya, Dinas PUPR juga akan melakukan koordinasi dengan pihak Satpol PP Provinsi Banten untuk selanjutnya menggandeng Satpol PP Kota Serang. Dengan langkah itu, dia yakin hasil pekerjaan Dinas PUPR bisa dijaga bersama-sama. “Kami sudah peringatkan kepada pedagang, tinggal dari pihak Kota Serang yang harus proaktif,” katanya.
Pembenahan jalur protokol di Kota Serang tersebut merupakan instruksi Gubernur Banten Wahidin Halim. “Iya, memang Pak Gub (Gubernur) ingin Kota Serang tidak terlihat kumuh. Maka di beberapa titik kami benahi mulai dari Jalan Yumaga, arah (Tol) Serang Timur, Benggala, Trip Jamaksari juga kami lakukan pembenahan. Di median jalan juga kami lakukan penghijauan,” kata Hadi.
Tidak hanya itu, Pemprov Banten juga mendorong perbaikan jalan nasional di Kota Serang yang kondisinya rusak. Menurut Hadi, dari sepanjang 500 kilometer jalan nasional di wilayah Banten, 20% di antaranya atau sepanjang 100 kilometer jalan tersebut dalam keadaan rusak.
Rusaknya jalan itu diduga karena sering dilalui kendaraan melebihi tonase. Di wilayah ibu kota Provinsi Banten, yakni Kota Serang, masih ada yang belum layak dilalui kendaraan roda dua maupun empat. Seperti sebagian jalan di Ciracas, Kebon Jahe, dan Palima. “Kami sudah sampaikan itu ke pemerintah pusat agar segera diperbaiki,” ujarnya.
Tidak hanya itu, untuk Jalan Pakupatan-Palima saat ini pembangunannya kembali dilanjutkan. Pemerintah Provinsi Banten telah melakukan pematangan tanah di Jembatan Bogeg, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang, untuk memperluas jembatan yang melintasi Jalan Tol Tangerang-Merak dan telah menyelesaikan pembangunan taman di Palima.
Pada 2018 ini ada sekitar 80 paket perbaikan dan pemeliharaan jalan serta jembatan milik Pemprov Banten yang dilakukannya dengan anggaran sekitar Rp1 triliun. Anggaran itu diambil dari APBD TA 2018 ini. “Kami tengah persiapan untuk segera melakukan lelang,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman Banten HM Yanuar mengatakan, dalam program penataan di Kecamatan Kasemen, Kota Serang, tepatnya di kawasan Banten Lama, yang akan segera dibenahi adalah pedestrian di sekitar Keraton Surosowan, baik dari arah museum maupun di samping kanal menuju Masjid Banten Lama.
“Permasalahan utama terlihat kumuh itu adalah pedagang kaki lima. Makanya, itu kami upayakan dipindahkan sesuai master plan di sekitar kawasan penunjang wisata yang tidak jauh dari lokasi tersebut,” kata Yanuar.
Menurutnya, pada 2017, kawasan penunjang pariwisata di Banten Lama sudah dibebaskan sampai 4,5 hektare. Bahkan, kios-kios yang sudah dibangun pun mencapai 500 unit. “Tahun ini kami akan bebaskan 4,6 hektare dan membangun 500 kios sehingga nanti di sekitar kawasan penunjang pariwisata itu ada sekitar 1.000 kios,” ujar Yanuar.
Menurutnya, Dinas Permukiman telah menyiapkan anggaran yang mencapai Rp100 miliar untuk melakukan penataan itu. “Untuk pengadaan tanah saja sekitar Rp28 sampai Rp30 miliar. Fisik lainnya mencapai Rp70 miliar,” ujarnya. (Teguh Mahardika)
Pembenahan jalan yang dilakukan itu di antaranya penataan trotoar dan median jalan sehingga mempercantik kondisi Kota Serang. Bahkan, dalam program pembuatan taman, Pemprov Banten juga menempatkan kursi-kursi di trotoar untuk pejalan kaki di beberapa titik di Kota Serang.
Penataan kota yang dilakukan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Banten ini mendapatkan respons positif dari masyarakat. Kurniasari, warga Banjarsari, Kota Serang, misalnya, mengaku senang dengan adanya penataan jalur jalan di Kota Serang tersebut.
Selain makin mempercantik dan memperindah trotoar-trotoar jalanan, warga khususnya pejalan kaki, juga merasa diperhatikan haknya sebagai pengguna jalan. “Kalau bisa semua titik di Kota Serang itu diberi kursi dan taman sehingga kelihatan lebih teratur, rapi, dan bersih. Apalagi sudah ada tempat sampah dan kursi,” katanya.
Sejak adanya pembenahan jalan, kata Kurniasari, trotoar di sana terlihat lebih luas dari biasanya sehingga pejalan kaki merasa leluasa.
Padahal sebelumnya, trotoar terasa sempit dan air dari comberan yang mampet kerap meluap setiap kali musim ujan tiba. Dia berharap selain pembenahan trotoar, pemerintah juga memasang lampu di sepanjang jalur itu.
“Biar seperti di Cilegon tuh bagus, kalau ada lampu hiasnya makin mantep. Nggak usah rapat-rapat,” katanya. Kurniasari mengaku betah dan ingin merawat fasilitas yang ada di kotanya tersebut. “Kami akan jaga ini kalau sudah seperti ini. Anggap saja punya sendiri, biar tetap rapi jangan dirusak,” ujarnya.
Kepala Dinas PUPR Provinsi Banten Hadi Soeryadi meminta pihak Pemkot Serang proaktif membantu dalam hal menjaga keindahan kota.
“Kami sudah bangun, tinggal pihak Kota Serang melalui Satpol PP-nya yang mengawasi dan menertibkan pedagang kaki lima yang menggunakan trotoar jalan,” kata Hadi.
Hadi menambahkan, untuk menjaga hasil pekerjaannya, Dinas PUPR juga akan melakukan koordinasi dengan pihak Satpol PP Provinsi Banten untuk selanjutnya menggandeng Satpol PP Kota Serang. Dengan langkah itu, dia yakin hasil pekerjaan Dinas PUPR bisa dijaga bersama-sama. “Kami sudah peringatkan kepada pedagang, tinggal dari pihak Kota Serang yang harus proaktif,” katanya.
Pembenahan jalur protokol di Kota Serang tersebut merupakan instruksi Gubernur Banten Wahidin Halim. “Iya, memang Pak Gub (Gubernur) ingin Kota Serang tidak terlihat kumuh. Maka di beberapa titik kami benahi mulai dari Jalan Yumaga, arah (Tol) Serang Timur, Benggala, Trip Jamaksari juga kami lakukan pembenahan. Di median jalan juga kami lakukan penghijauan,” kata Hadi.
Tidak hanya itu, Pemprov Banten juga mendorong perbaikan jalan nasional di Kota Serang yang kondisinya rusak. Menurut Hadi, dari sepanjang 500 kilometer jalan nasional di wilayah Banten, 20% di antaranya atau sepanjang 100 kilometer jalan tersebut dalam keadaan rusak.
Rusaknya jalan itu diduga karena sering dilalui kendaraan melebihi tonase. Di wilayah ibu kota Provinsi Banten, yakni Kota Serang, masih ada yang belum layak dilalui kendaraan roda dua maupun empat. Seperti sebagian jalan di Ciracas, Kebon Jahe, dan Palima. “Kami sudah sampaikan itu ke pemerintah pusat agar segera diperbaiki,” ujarnya.
Tidak hanya itu, untuk Jalan Pakupatan-Palima saat ini pembangunannya kembali dilanjutkan. Pemerintah Provinsi Banten telah melakukan pematangan tanah di Jembatan Bogeg, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang, untuk memperluas jembatan yang melintasi Jalan Tol Tangerang-Merak dan telah menyelesaikan pembangunan taman di Palima.
Pada 2018 ini ada sekitar 80 paket perbaikan dan pemeliharaan jalan serta jembatan milik Pemprov Banten yang dilakukannya dengan anggaran sekitar Rp1 triliun. Anggaran itu diambil dari APBD TA 2018 ini. “Kami tengah persiapan untuk segera melakukan lelang,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman Banten HM Yanuar mengatakan, dalam program penataan di Kecamatan Kasemen, Kota Serang, tepatnya di kawasan Banten Lama, yang akan segera dibenahi adalah pedestrian di sekitar Keraton Surosowan, baik dari arah museum maupun di samping kanal menuju Masjid Banten Lama.
“Permasalahan utama terlihat kumuh itu adalah pedagang kaki lima. Makanya, itu kami upayakan dipindahkan sesuai master plan di sekitar kawasan penunjang wisata yang tidak jauh dari lokasi tersebut,” kata Yanuar.
Menurutnya, pada 2017, kawasan penunjang pariwisata di Banten Lama sudah dibebaskan sampai 4,5 hektare. Bahkan, kios-kios yang sudah dibangun pun mencapai 500 unit. “Tahun ini kami akan bebaskan 4,6 hektare dan membangun 500 kios sehingga nanti di sekitar kawasan penunjang pariwisata itu ada sekitar 1.000 kios,” ujar Yanuar.
Menurutnya, Dinas Permukiman telah menyiapkan anggaran yang mencapai Rp100 miliar untuk melakukan penataan itu. “Untuk pengadaan tanah saja sekitar Rp28 sampai Rp30 miliar. Fisik lainnya mencapai Rp70 miliar,” ujarnya. (Teguh Mahardika)
(nfl)