Aktivis Perempuan Berharap Ida Fauziyah Mampu Berantas Korupsi

Kamis, 01 Februari 2018 - 09:39 WIB
Aktivis Perempuan Berharap Ida Fauziyah Mampu Berantas Korupsi
Aktivis Perempuan Berharap Ida Fauziyah Mampu Berantas Korupsi
A A A
SEMARANG - Bakal Calon Wakil Gubernur Jawa Tengah Ida Fauziyah mendapat dukungan dari sejumlah aktivis perempuan. Jika terpilih nanti, Ida diharapkan mampu memberantas praktik-praktik korupsi.

Lenny Ratih Augustin dari Perempuan Amanat Nasional mengatakan, perempuan harus menanamkan mental pada suami, anak, pacar, saudara, kawan untuk mengatakan tidak pada korupsi. "Tentu harus diawali diri sendiri," katanya dalam Diskusi Reboan yang digelar Tim Relawan Perjuangan Merah Putih di Jalan Pamularsih 95, Semarang, Rabu (31/1/2018).

Dia mengatakan, jika perempuan gagal menanam mental antikorupsi pada dirinya, kasus korupsi semakin menggurita. Dalam tataran kepemimpinan tingkat provinsi, jika ingin pemerintahan yang bersih dan bermartabat harus ada sosok perempuan.

"Bu Ida Fauziyah tokoh tepat sebagai figur itu, tentu bergandeng erat dengan ibu, anak perempuan serta perempuan-perempuan Jateng," pungkasnya.

Sementara, Dyah Wiro Haswini dari Kaukus Perempuan Politik Indonesia mengatakan, perempuan menjadi tulang punggung bangsa dalam upaya pemberantasan korupsi. "Pemahaman tersebut harus dipegang teguh perempuan di mana pun. Telah menjadi rahasia umum bahwa korupsi telah mengakar di setiap sendi kehidupan," ujarnya.

Menurutnya, pendidikan politik harus dilakukan sampai akar rumput. Untuk mencapai itu, perempuan mesti bersatu dan menjadi penggerak utama gerakan melawan korupsi. "Ibu adalah simbol kepatutan. Baik posisinya sebagai ibu, istri, anak sampai kekasih, harus menjadi representasi kepatutan," jelasnya.

Saat ini, lanjut dia, perilaku korup telah mencapai di tataran paling bawah pada strata kehidupan bermasyarakat. "Strata kehidupan bermasyarakat paling bawah adalah keluarga. Nah, yang mampu mengawal kehidupan di keluarga adalah seorang ibu."

Dia kemudian mengemukakan contoh perilaku korup di tingkat RT, RW, desa, sampai level internasional. "Pada pemilihan kepala desa, misalnya, ada atau tidak pemilihan kepala desa tanpa permainan uang? Dalam pilkada, pileg, pilgub maupun pilpres?" tuturnya dengan nada tanya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4839 seconds (0.1#10.140)