Ironis, Kerap Raih Predikat Kota Terbersih Palembang Terlihat Kumuh
A
A
A
PALEMBANG - Meski setiap tahunnya Kota Palembang kerap mendapatkan predikat sebagai kota terbersih, namun nyatanya masih ada beberapa kawasan yang terkesan kumuh dan luput dari pantauan pemerintah.
Seperti di salah satu perkampungan yang berada di sepanjang kali Sekanak, 27 Ilir, Palembang. Perkampungan yang besebelahan langsung dengan balai kota itu, didominasi oleh rumah panggung berbahan kayu yang dihuni belasan kepala keluarga.
Bahkan sebagian rumah lainnya hanya berdinding seng. Tidak hanya itu, warna air kali yang cokelat kehitaman menambah kesan kumuh perkampungan tersebut.
Warga setempat, Ishak menceritakan, dirinya sudah sejak 10 tahun lalu tinggal di kawasan tersebut. Awalnya perkampungan tersebut tidak sekumuh itu. Air yang ada di kali Sekanak tersebut juga bening dan layak digunakan.
"Sekitar tahun 1990 airnya masih bening, bagian dalam kali juga bisa terlihat. Kalau sekarang jorok, bau dan keruh. Bagian bawah kali ini kebanyakan sampah semua,” ucap Ishak, Jumat (26/1/2018).
Sampah tersebut, katanya, berasal dari aliran Sungai Musi dan kali di ujung anak Sungai Musi di dekat pemukimannya. Bahkan, ada satu got kecil di samping rumahnya yang mampet dan penuh dengan tumpukan sampah rumah tangga. "Kalau air pasang, air got di samping rumah ini baru mengalir. Kalau tidak, ya penuh dengan sampah dan jorok,” katanya.
Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang sendiri saat ini mengaku masih berupaya mengubah kawasan kumuh agar lebih tertata.
Wakil Walikota Palembang, Fitrianti Agustinda mengatakan, keseriusan Pemkot Palembang untuk mengubah kawasan kumuh direalisasikan melalui program "Kotaku". "Seluruh daerah di 18 kecamatan di Palembang akan mendapatkan program Kotaku. Kita ubah kawasan utama yang kumuh, lambat laun Palembang akan menjadi lebih indah dan rapi," kata Finda.
Finda menyebut, program "Kotaku" sebenarnya sudah digalakkan Pemkot Palembang sejak tahun lalu. Salah satunya kawasan yang sudah merasakan program tersebut yakni Lorong Batu Karang, Kelurahan 26 Ilir, Kecamatan Bukit Kecil, Palembang.
Dulunya, sambung Finda, kawasan ini termasuk pemukiman kumuh dan sering banjir. "Sejak tahun lalu, Pemkot Palembang menggalakkan program Kotaku, dengan memperbaiki infrastruktur jalan dan menyediakan tong sampah," tuturnya.
Dia juga menghimbau, agar kawasan yang sudah terjamah program "Kotaku" agar dapat dijaga dengan baik oleh masyarakatnya. "Saya himbau masyarakat Palembang agar bisa menjaga dengan baik infrastruktur yang dibangun. Agar lebih menari, lorong ini juga bagusnya dihias dengan lukisan, tapi harus persetujuan warga dulu," pungkasnya.
Seperti di salah satu perkampungan yang berada di sepanjang kali Sekanak, 27 Ilir, Palembang. Perkampungan yang besebelahan langsung dengan balai kota itu, didominasi oleh rumah panggung berbahan kayu yang dihuni belasan kepala keluarga.
Bahkan sebagian rumah lainnya hanya berdinding seng. Tidak hanya itu, warna air kali yang cokelat kehitaman menambah kesan kumuh perkampungan tersebut.
Warga setempat, Ishak menceritakan, dirinya sudah sejak 10 tahun lalu tinggal di kawasan tersebut. Awalnya perkampungan tersebut tidak sekumuh itu. Air yang ada di kali Sekanak tersebut juga bening dan layak digunakan.
"Sekitar tahun 1990 airnya masih bening, bagian dalam kali juga bisa terlihat. Kalau sekarang jorok, bau dan keruh. Bagian bawah kali ini kebanyakan sampah semua,” ucap Ishak, Jumat (26/1/2018).
Sampah tersebut, katanya, berasal dari aliran Sungai Musi dan kali di ujung anak Sungai Musi di dekat pemukimannya. Bahkan, ada satu got kecil di samping rumahnya yang mampet dan penuh dengan tumpukan sampah rumah tangga. "Kalau air pasang, air got di samping rumah ini baru mengalir. Kalau tidak, ya penuh dengan sampah dan jorok,” katanya.
Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang sendiri saat ini mengaku masih berupaya mengubah kawasan kumuh agar lebih tertata.
Wakil Walikota Palembang, Fitrianti Agustinda mengatakan, keseriusan Pemkot Palembang untuk mengubah kawasan kumuh direalisasikan melalui program "Kotaku". "Seluruh daerah di 18 kecamatan di Palembang akan mendapatkan program Kotaku. Kita ubah kawasan utama yang kumuh, lambat laun Palembang akan menjadi lebih indah dan rapi," kata Finda.
Finda menyebut, program "Kotaku" sebenarnya sudah digalakkan Pemkot Palembang sejak tahun lalu. Salah satunya kawasan yang sudah merasakan program tersebut yakni Lorong Batu Karang, Kelurahan 26 Ilir, Kecamatan Bukit Kecil, Palembang.
Dulunya, sambung Finda, kawasan ini termasuk pemukiman kumuh dan sering banjir. "Sejak tahun lalu, Pemkot Palembang menggalakkan program Kotaku, dengan memperbaiki infrastruktur jalan dan menyediakan tong sampah," tuturnya.
Dia juga menghimbau, agar kawasan yang sudah terjamah program "Kotaku" agar dapat dijaga dengan baik oleh masyarakatnya. "Saya himbau masyarakat Palembang agar bisa menjaga dengan baik infrastruktur yang dibangun. Agar lebih menari, lorong ini juga bagusnya dihias dengan lukisan, tapi harus persetujuan warga dulu," pungkasnya.
(nag)