Mitigasi Penting untuk Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana

Selasa, 16 Januari 2018 - 08:48 WIB
Mitigasi Penting untuk...
Mitigasi Penting untuk Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana
A A A
SEMARANG - Upaya mitigasi dinilai penting untuk dilakukan agar masyarakat memiliki kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Hal tersebut disampaikan Ketua Pusat Studi Bencana Universitas Negeri Semarang (Unnes) Ananto Aji dalam Diskusi Prime Topic bertema Mitigasi Bencana Alam yang digelar MNC Trijaya FM di Loby Hotel Quest, Semarang, Jawa Tengah, Senin (15/1/2018).

"Upaya mitigasi bencana itu penting. Bagaimana sosialisasi kepada seluruh masyarakat yang berdomilisi di wilayah rawan bencana," kata Ananto Aji. Dia menyebutkan ada tiga hal yang perlu dipahami dalam kebencanaan, yakni prabencana, bencana, dan pascabencana.

Menurutnya, upaya mitigasi sangat tepat dilakukan pada prabencana, meskipun pada dua hal lainnya bencana dan pasca juga perlu dilakukan. "Mitigasi pada intinya kan upaya mengurangi risiko bencana. Jadi akan lebih tepat dilakukan saat prabencana. Seperti dengan cara latihan, pembentukan forum kebencanaan, penelitian dan lain sebagainya," ungkapnya.

Sementara, Kalakhar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah, Sarwa Pramana menambahkan, kesiapsigaan dalam menghadapi bencana memang sangat diperlukan kerjasama dari semua stakeholder, termasuk masyarakat yang berdomilisi di daerah rawan bencana.

Dia mengungkapkan hasil sebuah survey kebencanaan menyebutkan, 35% merupakan upaya menyelamatkan sendiri, kemudian 31% dilakukan keluarga, 28,1% tetangga atau teman. "Dan 2,6 % oleh orang yang lewat serta 1,7% dilakukan tim SAR," ungkap Sarwa.

Sarwa membeberkan, pada tahun 2017 kejadian bencana di wilayah Jawa Tengah total terjadi sebanyak 2.463 bencana dengan angka kerugian Rp87,1 Triliun.

"Untuk 2018 ini, di awal Januari sudah ada kejadian bencana yang melanca Purworejo, Wonosobo dan Banjarnegara. Rata-rata bencana tanah longsong dan tanah bergerak," ungkapnya.

Anggota Komisi E DPRD Jateng, Abdul Hamid mengatakan bahwa semua provinsi di Indonesia mempunyai potensi bencana, namun untuk potensi bencana di Jawa Tengah hendaknya terus diwaspadai. "Terutama bencana tanah longsor dan banjir yang meningkat," sebut Hamid.

Menurutnya, potensi bencana itu muncul karena faktor alamiah dan kesalahan manusia.
Oleh karena itu, dia berharap Pemprov Jawa Tengah bersama stakeholder terkait harus siap menghadapi bencana dengan mewaspadai titik-titik rawan yang telah dipetakan. "Program sudah punya program tangguh bencana. Dan ini perlu untuk sosialisasi kepada masyarakat," pungkasnya.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1599 seconds (0.1#10.140)