Kapal Hancur Dihantam Gelombang, Dua Nelayan Terombang Ambing di Laut
A
A
A
JAMBI - Tragedi angin dan gelombang besar yang menghantam sejumlah kapal nelayan di perairan Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), Jambi, Jumat (12/1/2018), ternyata juga menenggelamkan KM Kasmawati yang sebelumnya hilang kontak.
Warga menemukan seorang Anak Buah Kapal (ABK), Ridwan, yang berenang ke pantai Sungai Itik. Ridwan saat ini sudah bersama Tim Basarnas. Namun rekannya, Rusdi, yang juga memutuskan berenang ke pantai, hingga saat ini belum diketahui nasibnya.
Sedangkan dua rekannya yang lain, Yasiman dan Johan Asattar, lebih memilih bertahan di puing kapal. Mereka juga belum diketahui nasibnya. Hanya saja, meski sudah memasuki hari ketiga, Ridwan yakin dua rekannya masih hidup.
"Ridwan sangat yakin dua rekannya yang terapung di laut masih hidup. Karena itu kami butuh gerakan cepat," kata Camat Nipah Panjang, Tanjabtim, Kamaruddin, Minggu (14/1/2018).
Kamaruddin sudah berkoordinasi dengan Basarnas, namun kapal Basarnas tidak sanggup menjemput keduanya, karena gelombang dan angin yang masih besar hingga saat ini. Sementara sebagian tim akan menyisir pantai untuk menemukan Rusdi.
Satu-satunya cara menjemput nelayan yang terapung menggunakan helikopter khusus. Sayangnya, helikopter milik Basarnas saat ini sedang berada di Sumatera Utara.
"Kalau dengan kapal kita, jelas tidak sanggup, harus pakai heli. BPBD Provinsi Jambi mungkin standbye helinya. Kalo mereka bisa bantu, kami siap searching lokasi perkiraan para korban," kata Erwin, kapten kapal Basarnas.
Untuk diketahui Jumat (12/1/2018) sekitar pukul 17.30 WIB gelombang besar disertai angin kencang memporak-porandakan sejumlah kapal nelayan Tanjabtim. Mereka melaut di perairan Kecamatan Nipah Panjang-Sadu. Sejumlah nelayan berhasil selamat.
Warga menemukan seorang Anak Buah Kapal (ABK), Ridwan, yang berenang ke pantai Sungai Itik. Ridwan saat ini sudah bersama Tim Basarnas. Namun rekannya, Rusdi, yang juga memutuskan berenang ke pantai, hingga saat ini belum diketahui nasibnya.
Sedangkan dua rekannya yang lain, Yasiman dan Johan Asattar, lebih memilih bertahan di puing kapal. Mereka juga belum diketahui nasibnya. Hanya saja, meski sudah memasuki hari ketiga, Ridwan yakin dua rekannya masih hidup.
"Ridwan sangat yakin dua rekannya yang terapung di laut masih hidup. Karena itu kami butuh gerakan cepat," kata Camat Nipah Panjang, Tanjabtim, Kamaruddin, Minggu (14/1/2018).
Kamaruddin sudah berkoordinasi dengan Basarnas, namun kapal Basarnas tidak sanggup menjemput keduanya, karena gelombang dan angin yang masih besar hingga saat ini. Sementara sebagian tim akan menyisir pantai untuk menemukan Rusdi.
Satu-satunya cara menjemput nelayan yang terapung menggunakan helikopter khusus. Sayangnya, helikopter milik Basarnas saat ini sedang berada di Sumatera Utara.
"Kalau dengan kapal kita, jelas tidak sanggup, harus pakai heli. BPBD Provinsi Jambi mungkin standbye helinya. Kalo mereka bisa bantu, kami siap searching lokasi perkiraan para korban," kata Erwin, kapten kapal Basarnas.
Untuk diketahui Jumat (12/1/2018) sekitar pukul 17.30 WIB gelombang besar disertai angin kencang memporak-porandakan sejumlah kapal nelayan Tanjabtim. Mereka melaut di perairan Kecamatan Nipah Panjang-Sadu. Sejumlah nelayan berhasil selamat.
(nag)