Kekuatan Berimbang, Pertarungan Pilgub Jateng Diprediksi Sengit
A
A
A
SEMARANG - Dua pasangan calon Pilgub Jawa Tengah (Jateng) yakni Ganjar Pranowo-Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin) dan Sudirman Said-Ida Fauziyah telah resmi mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jateng. Kedua paslon itu dinilai memiliki kekuatan berimbang karena masing-masing diusung oleh empat parpol.
Ganjar-Yasin secara resmi diusung koalisi parpol PDIP, PPP, Nasdem, dan Demokrat, atau memiliki 48 kursi di DPRD Jateng. Sementara Sudirman-Ida diusung oleh koalisi parpol Gerindra, PKB, PKS, dan PAN yang memiliki sebanyak 42 kursi di DPRD Jateng.
Meski Golkar yang memiliki 10 kursi di DPRD Jateng ikut datang saat pendaftaran Ganjar-Yasin, namun tidak tertulis secara administratif. Sedangkan PBB yang datang saat pendaftaran Sudirman-Ida juga bukan sebagai partai pengusung karena tidak memiliki kursi di DPRD Jateng.
“Kalau dilihat dari partai pengusung, saya kira fifty-fifty. Tapi kan penentuan kalah dan menang tidak berbanding lurus dengan jumlah parpol pengusung. Pemilu dengan pilkada itu beda karena ada pertarungan figure di sana,” kata pengamat politik asal Universitas Diponegoro (Undip), Teguh Yuwono, Kamis (11/1/2018).
Dia mengatakan, figur-figur dua paslon itu juga memiliki kekuatan berimbang sehingga berpotensi menarik perhatian pemilih. Dengan kondisi tersebut, maka pertarungan pada Pilgub Jateng diperkirakan akan berlangsung sengit karena memilikin kekuatan berimbang.
“Kompetisi ini (pikkada) banyak aspek, tak hanya partai tetapi juga figur. Dinamika pemilih itu kan selalu berkembang setiap saat, karena itu harus didorong supaya bisa lebih kreatif dalam melakukan proses terhadap pemilihan figur,” ulasnya.
Untuk itu masing-masing koalisi parpol harus bekerja keras untuk mengenalkan paslon yang diusung agar menarik simpati pemilih. Apalagi, setelah kedua paslon resmi mendaftar ke KPU maka pertarungan Pilgub Jateng sudah dimulai.
“Bagaimana rakyat mau membeli (memilih) bukan itu (paslon) bisa dijual atau tidak. Jika barang enggak bagus amat tapi pembeli suka ya tetep dibeli. Saya kira pemilih akan mengikuti polesan setelah pendaftaran ini. Peluang keduanya tetap 50:50, sehingga bagaimana memastikan untuk mendorong pemilih loyal untuk memilih,” tandasnya.
Ganjar-Yasin secara resmi diusung koalisi parpol PDIP, PPP, Nasdem, dan Demokrat, atau memiliki 48 kursi di DPRD Jateng. Sementara Sudirman-Ida diusung oleh koalisi parpol Gerindra, PKB, PKS, dan PAN yang memiliki sebanyak 42 kursi di DPRD Jateng.
Meski Golkar yang memiliki 10 kursi di DPRD Jateng ikut datang saat pendaftaran Ganjar-Yasin, namun tidak tertulis secara administratif. Sedangkan PBB yang datang saat pendaftaran Sudirman-Ida juga bukan sebagai partai pengusung karena tidak memiliki kursi di DPRD Jateng.
“Kalau dilihat dari partai pengusung, saya kira fifty-fifty. Tapi kan penentuan kalah dan menang tidak berbanding lurus dengan jumlah parpol pengusung. Pemilu dengan pilkada itu beda karena ada pertarungan figure di sana,” kata pengamat politik asal Universitas Diponegoro (Undip), Teguh Yuwono, Kamis (11/1/2018).
Dia mengatakan, figur-figur dua paslon itu juga memiliki kekuatan berimbang sehingga berpotensi menarik perhatian pemilih. Dengan kondisi tersebut, maka pertarungan pada Pilgub Jateng diperkirakan akan berlangsung sengit karena memilikin kekuatan berimbang.
“Kompetisi ini (pikkada) banyak aspek, tak hanya partai tetapi juga figur. Dinamika pemilih itu kan selalu berkembang setiap saat, karena itu harus didorong supaya bisa lebih kreatif dalam melakukan proses terhadap pemilihan figur,” ulasnya.
Untuk itu masing-masing koalisi parpol harus bekerja keras untuk mengenalkan paslon yang diusung agar menarik simpati pemilih. Apalagi, setelah kedua paslon resmi mendaftar ke KPU maka pertarungan Pilgub Jateng sudah dimulai.
“Bagaimana rakyat mau membeli (memilih) bukan itu (paslon) bisa dijual atau tidak. Jika barang enggak bagus amat tapi pembeli suka ya tetep dibeli. Saya kira pemilih akan mengikuti polesan setelah pendaftaran ini. Peluang keduanya tetap 50:50, sehingga bagaimana memastikan untuk mendorong pemilih loyal untuk memilih,” tandasnya.
(rhs)