Miris! Siswa Madrasah Belajar Bersekat Triplek Bolong
A
A
A
LAMPUNG SELATAN - Puluhan siswa Madrasah Ibtidaiyah Kecamatan Penengahan, Kabupaten Lampung Selatan terpaksa belajar digabung lantaran kekurangan ruangan kelas. Parahnya, dalam satu ruangan diisi dua kelas dengan bersekat dinding triplek yang berlubang.
Meski suasana bising kerap terjadi, para guru pantang menyerah dan berupaya membuat metode pembelajaran baru agar tercipta suasana belajar yang nyaman dan gembira. Namun, hal itu tidak berlangsung lama.
Sekolah Yayasan pendidikan Islam Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah, Desa Padan, Kecamatan Penengahan, Kabupaten Lampung Selatan memiliki 79 siswa. Madrasah ini hanya memiliki 3 ruang belajar.
Suasana kelas yang bising membuat konsentrasi belajar pun terganggu. Siswa terpaksa menanyakan materi pelajaran yang disampaikan guru hingga berulang kali.
Berbagai metode pembelajaran dilaksanakan oleh para dewan guru. Dari mulai satu kelas belajar di luar kelas, satu kelas menulis, kelas sebelah menerangkan juga pernah dilakukan.
Selain bersekat dinding triplek yang rusak dan berlubang, kelas 2 terpaksa belajar di lorong gelap dan sempit antara ruang kantor dan kelas 5.
Siti Nurjannah, kepala sekolah menuturkan, untuk mendapatkan bantuan ruang kelas baru menjadi harapan siswa guru. Upaya pengajuan baik ke kabupaten, provinsi, maupun pusat sudah sering kali dilakukan. “Namun selama 17 tahun lebih tidak ada bantuan sedikit pun jatuh ke sekolah ini,” kata Nurjannah.
Sementara itu, Kepala Kemenag Lampung Selatan Sukandi mengaku terdapat puluhan sekolah madrasah di kabupaten ini yang kondisinya cukup memprihatinkan. Pihaknya tidak bisa berbuat banyak dengan melihat kondisi yang ada.
Kondisi minimnya lokal kelas dan ruang belajar berdinding triplek buruk menyebabkan jumlah siswa setiap tahunnya menurun. Bantuan ruang kelas baru menjadi harapan guru, siswa dan wali murid agar dapat mengenyam pendidikan berbasis agama.
Meski suasana bising kerap terjadi, para guru pantang menyerah dan berupaya membuat metode pembelajaran baru agar tercipta suasana belajar yang nyaman dan gembira. Namun, hal itu tidak berlangsung lama.
Sekolah Yayasan pendidikan Islam Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah, Desa Padan, Kecamatan Penengahan, Kabupaten Lampung Selatan memiliki 79 siswa. Madrasah ini hanya memiliki 3 ruang belajar.
Suasana kelas yang bising membuat konsentrasi belajar pun terganggu. Siswa terpaksa menanyakan materi pelajaran yang disampaikan guru hingga berulang kali.
Berbagai metode pembelajaran dilaksanakan oleh para dewan guru. Dari mulai satu kelas belajar di luar kelas, satu kelas menulis, kelas sebelah menerangkan juga pernah dilakukan.
Selain bersekat dinding triplek yang rusak dan berlubang, kelas 2 terpaksa belajar di lorong gelap dan sempit antara ruang kantor dan kelas 5.
Siti Nurjannah, kepala sekolah menuturkan, untuk mendapatkan bantuan ruang kelas baru menjadi harapan siswa guru. Upaya pengajuan baik ke kabupaten, provinsi, maupun pusat sudah sering kali dilakukan. “Namun selama 17 tahun lebih tidak ada bantuan sedikit pun jatuh ke sekolah ini,” kata Nurjannah.
Sementara itu, Kepala Kemenag Lampung Selatan Sukandi mengaku terdapat puluhan sekolah madrasah di kabupaten ini yang kondisinya cukup memprihatinkan. Pihaknya tidak bisa berbuat banyak dengan melihat kondisi yang ada.
Kondisi minimnya lokal kelas dan ruang belajar berdinding triplek buruk menyebabkan jumlah siswa setiap tahunnya menurun. Bantuan ruang kelas baru menjadi harapan guru, siswa dan wali murid agar dapat mengenyam pendidikan berbasis agama.
(rhs)