Akun FB Wali Kota Pekalongan Dibobol, Pelaku Minta Transfer Uang
A
A
A
PEKALONGAN - Akun Facebook (FB) Wali Kota Pekalongan, Moch Saelany Machfudz, dihack oleh orang tak dikenal. Hal itu diketahui setelah sejumlah pejabat dan kolega melaporkan adanya upaya permintaan transfer sejumlah uang dari akun Wali Kota Pekalongan atas nama 'Saelany Machfudz', Selasa (9/1/2018)
Permintaan transfer tersebut dilakukan melalui pesan messenger dari FB walikota. Salah satunya dikirimkan kepada akun Kabag Humas Setda Pekalongan, Arif Karyadi.
Dalam screenshoot percakapan messenger antara keduanya, terlihat bahwa penipu yang mengatasnamakan wali kota meminta sejumlah uang dengan alasan bahwa ATM miliknya masih bermasalah.
Chat dari akun FB wali kota berisi pesan 'Kalau saldo di dalam ATM Pak Arif ada simpan gak. Kalau ada bisa saya pinjam dulu saldonya Pak Arif. Saya ada perlu mau ngirim uang ke family saya yang lagi kekurangan biaya tambahan rumah sakit Pak Arif. Soalnya ATM saya lagi bermasalah Pak Arif'. Chat kemudian dilanjutkan dengan janji pengembalian pada malam harinya. 'Menjelang nanti malam sekitar jam 10 sudah saya kembalikan lagi uangnya Pak Arif'.
Selain kepada akun FB Kabag Humas, upaya penipuan serupa juga dikirimkan ke sejumlah akun lainnya. Dalam screenshoot lainnya juga berisi percakapan permintaan uang sejumlah Rp1 juta dan diminta untuk dikirimkan ke nomor rekening yang disebut milik family nya yakni rekening Bank Panin atas nama Suryanto dengan nomor rekening 3002027689.
Hingga Selasa siang, sudah ada dua orang yang melaporkan telah menerima pesan serupa dari akun FB wali kota. Namun menurut informasi, sampai sore hari masih ada sejumlah orang yang menerima pesan upaya penipuan tersebut.
Wali Kota Pekalongan, saat dikonfirmasi menyatakan tidak tahu sama sekali perihal akun FB nya yang dibobol orang tak bertanggung jawab. Dia baru mengetahui peristiwa tersebut setelah menerima laporan.
"Saya sebetulnya tidak tahu sama sekali. Saya dapat laporan saja ada yang dimintai uang dengan menggunakan akun FB saya. Ternyata itu pemalsuan, dia nge-hack akun saya," tutur Saelany yang ditemui di ruang kerjanya, Selasa (9/1/2018).
Mengetahui hal itu, Saelany segera meminta kepada Diskominfo untuk membantu membekukan akun FB miliknya untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan. "Saya sudah perintahkan dari pagi agar cepat itu akun saya dibekukan sehingga tidak lagi terjadi upaya penipuan dengan menggunakan akun tersebut," tambah Saelany.
Saelany mengaku memiliki sejumlah akun media sosial. Selain FB, dia juga memiliki akun Instagram. Saelany terbilang aktif membuat status terkait kegiatannya sehari-hari dalam akun-akun media sosial miliknya. Namun dia mengaku, memerintahkan ajudan dan salah satu anaknya sebagai operator untuk menuliskan dan memposting pesan yang dia kehendaki. "Yang membuat status aktif itu ajudan dan anak saya," tuturnya.
Dia menyatakan, media sosial merupakan salah satu kebutuhan penting saat ini. Sehingga dia juga memanfaatkan media sosial untuk memposting dan menginformasikan kegiatannya sebagai wali kota. "Tapi setelah kejadian ini, saya harus hati-hati dan selektif. Mana yang mudah dibobol, mana yang tidak. Jadi sementara istirahat duulu," kata Wali Kota.
Kepala Diskominfo, Sri Budi Santoso yang mendampingi wali kota menjelaskan, pihaknya mendapatkan informasi dari ajudan terkait akun FB wali kota yang dibobol dan disalahgunakan. Diskominfo, katanya, langsung melakukan pengamanan akun FB tersebut dengan mengambil alih akun milik wali kota.
Namun dia menyatakan, baru mengamankan satu akun yakni dengan foto profil menggunakan seragam resmi wali kota. Sebab menurut ajudan, akun tersebut yang selama ini aktif digunakan. Satu akun lainnya, tengah dilakukan penelusuran apakah memang juga dibuat oleh Wali kota atau oleh orang lain dengan mengatasnamakan wali kota.
Sementara dari hasil penelusuran akun yang sudah diamankan, dikatakan Sri Budi ada beberapa fakta. Diantaranya bahwa hacker hanya menggunakan fasilitas messenger untuk berkirim pesan dan tidak beraktivitas dalam membuat status.
Hal itu menurut Sri Budi, kemungkinan dilakukan untuk meminimalisir kecurigaan. Kemudian, dia menduga hacker juga telah merencanakan langkah tersebut dengan baik. Terbukti, seluruh riwayat percakapan dengan akun lain dalam messenger telah dihapus.
"Sementara ini, untuk penanganannya kami sudah ambil alih dan mengganti password akun FB wali kota. Harapannya agar akun tersebut tidak kembali disalahgunakan untuk upaya penipuan. Sampai saat ini ada dua laporan yang masuk dan mengaku sudah menerima pesan upaya penipuan. Tapi belum ada laporan yang sudah melakukan transfer," jelas Sri Budi.
Ditanya mengenai langkah hukum, dia menyatakan bahwa bisa saja masalah tersebut dibawa ke ranah hukum. Namun sejauh ini pihaknya masih terus berkoordinasi untuk menjajaki kemungkinan tersebut.
Yang utama, Diskominfo akan mengamankan akun FB wali kota sehingga bisa menghentikan aktivitas penyalahgunaan akun FB tersebut.
Permintaan transfer tersebut dilakukan melalui pesan messenger dari FB walikota. Salah satunya dikirimkan kepada akun Kabag Humas Setda Pekalongan, Arif Karyadi.
Dalam screenshoot percakapan messenger antara keduanya, terlihat bahwa penipu yang mengatasnamakan wali kota meminta sejumlah uang dengan alasan bahwa ATM miliknya masih bermasalah.
Chat dari akun FB wali kota berisi pesan 'Kalau saldo di dalam ATM Pak Arif ada simpan gak. Kalau ada bisa saya pinjam dulu saldonya Pak Arif. Saya ada perlu mau ngirim uang ke family saya yang lagi kekurangan biaya tambahan rumah sakit Pak Arif. Soalnya ATM saya lagi bermasalah Pak Arif'. Chat kemudian dilanjutkan dengan janji pengembalian pada malam harinya. 'Menjelang nanti malam sekitar jam 10 sudah saya kembalikan lagi uangnya Pak Arif'.
Selain kepada akun FB Kabag Humas, upaya penipuan serupa juga dikirimkan ke sejumlah akun lainnya. Dalam screenshoot lainnya juga berisi percakapan permintaan uang sejumlah Rp1 juta dan diminta untuk dikirimkan ke nomor rekening yang disebut milik family nya yakni rekening Bank Panin atas nama Suryanto dengan nomor rekening 3002027689.
Hingga Selasa siang, sudah ada dua orang yang melaporkan telah menerima pesan serupa dari akun FB wali kota. Namun menurut informasi, sampai sore hari masih ada sejumlah orang yang menerima pesan upaya penipuan tersebut.
Wali Kota Pekalongan, saat dikonfirmasi menyatakan tidak tahu sama sekali perihal akun FB nya yang dibobol orang tak bertanggung jawab. Dia baru mengetahui peristiwa tersebut setelah menerima laporan.
"Saya sebetulnya tidak tahu sama sekali. Saya dapat laporan saja ada yang dimintai uang dengan menggunakan akun FB saya. Ternyata itu pemalsuan, dia nge-hack akun saya," tutur Saelany yang ditemui di ruang kerjanya, Selasa (9/1/2018).
Mengetahui hal itu, Saelany segera meminta kepada Diskominfo untuk membantu membekukan akun FB miliknya untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan. "Saya sudah perintahkan dari pagi agar cepat itu akun saya dibekukan sehingga tidak lagi terjadi upaya penipuan dengan menggunakan akun tersebut," tambah Saelany.
Saelany mengaku memiliki sejumlah akun media sosial. Selain FB, dia juga memiliki akun Instagram. Saelany terbilang aktif membuat status terkait kegiatannya sehari-hari dalam akun-akun media sosial miliknya. Namun dia mengaku, memerintahkan ajudan dan salah satu anaknya sebagai operator untuk menuliskan dan memposting pesan yang dia kehendaki. "Yang membuat status aktif itu ajudan dan anak saya," tuturnya.
Dia menyatakan, media sosial merupakan salah satu kebutuhan penting saat ini. Sehingga dia juga memanfaatkan media sosial untuk memposting dan menginformasikan kegiatannya sebagai wali kota. "Tapi setelah kejadian ini, saya harus hati-hati dan selektif. Mana yang mudah dibobol, mana yang tidak. Jadi sementara istirahat duulu," kata Wali Kota.
Kepala Diskominfo, Sri Budi Santoso yang mendampingi wali kota menjelaskan, pihaknya mendapatkan informasi dari ajudan terkait akun FB wali kota yang dibobol dan disalahgunakan. Diskominfo, katanya, langsung melakukan pengamanan akun FB tersebut dengan mengambil alih akun milik wali kota.
Namun dia menyatakan, baru mengamankan satu akun yakni dengan foto profil menggunakan seragam resmi wali kota. Sebab menurut ajudan, akun tersebut yang selama ini aktif digunakan. Satu akun lainnya, tengah dilakukan penelusuran apakah memang juga dibuat oleh Wali kota atau oleh orang lain dengan mengatasnamakan wali kota.
Sementara dari hasil penelusuran akun yang sudah diamankan, dikatakan Sri Budi ada beberapa fakta. Diantaranya bahwa hacker hanya menggunakan fasilitas messenger untuk berkirim pesan dan tidak beraktivitas dalam membuat status.
Hal itu menurut Sri Budi, kemungkinan dilakukan untuk meminimalisir kecurigaan. Kemudian, dia menduga hacker juga telah merencanakan langkah tersebut dengan baik. Terbukti, seluruh riwayat percakapan dengan akun lain dalam messenger telah dihapus.
"Sementara ini, untuk penanganannya kami sudah ambil alih dan mengganti password akun FB wali kota. Harapannya agar akun tersebut tidak kembali disalahgunakan untuk upaya penipuan. Sampai saat ini ada dua laporan yang masuk dan mengaku sudah menerima pesan upaya penipuan. Tapi belum ada laporan yang sudah melakukan transfer," jelas Sri Budi.
Ditanya mengenai langkah hukum, dia menyatakan bahwa bisa saja masalah tersebut dibawa ke ranah hukum. Namun sejauh ini pihaknya masih terus berkoordinasi untuk menjajaki kemungkinan tersebut.
Yang utama, Diskominfo akan mengamankan akun FB wali kota sehingga bisa menghentikan aktivitas penyalahgunaan akun FB tersebut.
(sms)