Waspadai Peredaran Pil PCC, Pengawasan Pelajar Harus Diperketat

Senin, 18 Desember 2017 - 16:34 WIB
Waspadai Peredaran Pil PCC, Pengawasan Pelajar Harus Diperketat
Waspadai Peredaran Pil PCC, Pengawasan Pelajar Harus Diperketat
A A A
SEMARANG - Warga Kota Semarang harus mewaspadai peredaran pil Paracetamol Cafein Carisoprodol (PCC), meski barang haram tersebut banyak beredar di Kalimantan. Pemerintah dan masyarakat diminta melakukan pencegahan dan pemberantasan peredaran pil PCC dan narkoba jenis lainnya. Seperti diketahui, di Kota Semarang, Badan Narkotika Nasional (BNN) telah menggerebek belasan juta pil PCC di rumah Jalan Halmahera No 27 dan Jalan Gajah beberapa waktu lalu.

"Pil PCC itu pada umumnya menyasar kalangan pelajar. Maka perlu ada pengawasan lebih ekstra terhadap pelajar,” tegas Ketua DPRD Kota Semarang, Supriyadi, dalam diskusi Prime Topic yang digelar MNC Trijaya FM Semarang bertemakan Menyelamatkan Generasi Milenial, di Hotel Grasia Semarang, Senin (18/12/
2017).

Menurutnya, pengawasan dilakukan agar pelajar tidak mudah ikut-ikutan mengonsumsi Pil PCC tersebut. “Terutama pelajar yang hobinya nongkrong, lalu mudah tersulut emosinya hingga terjadi tawuran. Semua ini terjadi karena pengaruh obat-obatan terlarang," ungkapnya.

Kepala Badan Kesbanglinmas Pemkot Semarang, Isdiyanto menilai, perlu adanya inovasi baru dalam memberikan dukungan kepada Badan Narkotika Provinsi (BNP). Dukungan itu, sebut Isdiyanto, misalnya dengan sosialisasi hingga tes urine di kalangan pelajar.

"Peredaran narkoba ternasuk pil PCC bisa jadi dilator belakangi persoalan ekonomi. Namun ada upaya dari pihak luar untuk menghancurkan bangsa,” ujar Isdiyanto. Karena itu, para orang tua harus lebih waspada, terutama terkait uang saku anaknya yang bisa saja digunakan untuk membeli pil PCC.

Menurut Sosiolog dari Universitas Diponegoro (Undip), Ani Purwanti, apabila hasil investigasi mengungkapkan bahwa bisa jadi pil PCC tidak hanya dijual di Kalimantan, namun bisa juga di wilayah Jawa Tengah.

”Jika harganya murah dan adanya pergaulan yang semakin tidak benar, tentu akan menarik minat pelajar mengonsumsinya. Maka yang terjadi kasus ini jika dibiarkan, seperti fenomena gunung es atau menjadi bom waktu," pungkas Ani.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.9269 seconds (0.1#10.140)