Kemiskinan di Jatim Terus Menyusut
A
A
A
SURABAYA - Kementerian Sosial (Kemensos) berencana menaikkan jumlah penerima Program Keluarga Harapan (PKH) di Jawa Timur (Jatim) sebanyak 560.000 atau 52% tahun depan. Sehingga, penerima bantuan di Jatim menjadi 1,5 juta jiwa.
Saat ini di Jatim ada 1 juta penerima PKH. Jumlah PKH sebesar itu menghabiskan anggaran Rp6,41 triliun. Penambahan penerima PKH ini nantinya diikuti bertambahnya bantuan pangan.
Pemerintah menargetkan seluruh penerima PKH di Jatim akan menerima bantuan pangan. PKH dibentuk untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia terutama pada kelompok masyarakat miskin.
Pencairan dana PKH dilakukan sebanyak empat kali dalam setahun yakni pada bulan Februari, Mei, Agustus dan November. Total bantuan PKH per tahun adalah Rp1.890.000 untuk setiap penerima. “Sejauh ini kami belum dapat laporan dari dinas sosial Jatim terkait keberhasilan program PKH ini,” kata Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim, Suli Daim.
Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf meyakini pendamping PKH diyakini mampu bertugas secara profesional dan proporsional. Di Jatim pendamping PKH mencapai 4.008 orang dan tersebar di 38 kabupaten/kota. Sedangkan keluarga penerima PKH telah mencapai 1 juta keluarga.
Sementara itu, data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim menunjukkan, jumlah penduduk miskin di provinsi ini pada periode Maret 2017 sebanyak 4,62 juta jiwa atau berkurang 1,86% dibanding Maret 2016 yang sebanyak 4,64 juta jiwa. Secara persentase penduduk miskin di Jatim sebesar 11,77% juga berkurang sebesar 0,08% dibanding tahun sebelumnya.
Persentase penduduk miskin di Jatim berada di posisi ketiga dibanding seluruh provinsi di Jawa, setelah Yogyakarta(13,02% dan Jawa Tengah 13,01%. Penurunan angka kemiskinan di Jatim tersebut terindikasi oleh cukup rendahnya inflasi umum pada periode September 2016 Maret 2017 sebesar 2,45%.
”Selain itu turunnya angka kemiskinan dipengaruhi penurunan harga beras, dari Rp9.363/kilogram di September 2016 menjadi Rp9.240/kilogram di Maret 2017,” kata Kepala BPS Jatim, Teguh Pramono.
Saat ini di Jatim ada 1 juta penerima PKH. Jumlah PKH sebesar itu menghabiskan anggaran Rp6,41 triliun. Penambahan penerima PKH ini nantinya diikuti bertambahnya bantuan pangan.
Pemerintah menargetkan seluruh penerima PKH di Jatim akan menerima bantuan pangan. PKH dibentuk untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia terutama pada kelompok masyarakat miskin.
Pencairan dana PKH dilakukan sebanyak empat kali dalam setahun yakni pada bulan Februari, Mei, Agustus dan November. Total bantuan PKH per tahun adalah Rp1.890.000 untuk setiap penerima. “Sejauh ini kami belum dapat laporan dari dinas sosial Jatim terkait keberhasilan program PKH ini,” kata Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim, Suli Daim.
Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf meyakini pendamping PKH diyakini mampu bertugas secara profesional dan proporsional. Di Jatim pendamping PKH mencapai 4.008 orang dan tersebar di 38 kabupaten/kota. Sedangkan keluarga penerima PKH telah mencapai 1 juta keluarga.
Sementara itu, data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim menunjukkan, jumlah penduduk miskin di provinsi ini pada periode Maret 2017 sebanyak 4,62 juta jiwa atau berkurang 1,86% dibanding Maret 2016 yang sebanyak 4,64 juta jiwa. Secara persentase penduduk miskin di Jatim sebesar 11,77% juga berkurang sebesar 0,08% dibanding tahun sebelumnya.
Persentase penduduk miskin di Jatim berada di posisi ketiga dibanding seluruh provinsi di Jawa, setelah Yogyakarta(13,02% dan Jawa Tengah 13,01%. Penurunan angka kemiskinan di Jatim tersebut terindikasi oleh cukup rendahnya inflasi umum pada periode September 2016 Maret 2017 sebesar 2,45%.
”Selain itu turunnya angka kemiskinan dipengaruhi penurunan harga beras, dari Rp9.363/kilogram di September 2016 menjadi Rp9.240/kilogram di Maret 2017,” kata Kepala BPS Jatim, Teguh Pramono.
(rhs)