RSUD Karawang Kehabisan Serum Tangani Penderita Difteri

Senin, 11 Desember 2017 - 16:42 WIB
RSUD Karawang Kehabisan Serum Tangani Penderita Difteri
RSUD Karawang Kehabisan Serum Tangani Penderita Difteri
A A A
KARAWANG - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Karawang kehabisan stok obat Anti Difteri Serum (ADS) untuk mengobati pasien penderita Difteri. Saat ini terdapat lima orang pasien dari 14 pasien penderita Difteri yang belum bisa ditangani karena kehabisan ADS. Pihak RSUD mengaku kesulitan untuk mendapatkan ADS karena harganya cukup mahal.

"Persediaan ADS di RSUD sudah habis karena sudah digunakan untuk pasien penderita Difteri sebelumnya. Satu orang pasien membutuhkan empat ADS yang harganya mencapai Rp30 juta hingga Rp40 juta per ADSnya. Kita sudah mengajukan permohonan ke Provinsi namun belum ada jawaban," kata Direktur Utama RSUD Karawang, Asep Hidayat Lukman, Senin (11/12/2017).

Asep mengatakan seharusnya pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan setempat sudah bisa menetapkan penyakit Difteri di Karawang menjadi KLB (kejadian luar biasa).

Status KLB ini akan memudahkan untuk mendapatkan ADS karena jumlah pasien yang masuk RSUD terus bertambah. Pihaknya sudah menyarankan kepada dinas kesehatan agar segera menetapkan Karawang sebagai KLB.

"Kalau sudah status KLB ada jaminan untuk mendapatkan ADS sehingga kami bisa melayani pengobatan terhadap pasien penderita Difteri. Status KLB ini harus ditetapkan oleh dinas kesehatan dan ditandatangani oleh bupati," katanya.

Menurut Asep, hingga saat ini RSUD Karawang sudah melayani 14 pasien penderita Difteri. sembilan pasien sudah dibolehkan pulang sedangkan yang lima pasien lagi masih menunggu kiriman ADS dari provinsi. Jika melihat berdasarkan grafik penyakit yang masuk kategori menular ini mengalami peningkatan pasien yang cukup memprihatinkan.

"Trend penyakit ini lumayan tinggi juga dalam 3 bulan terakhir kita sudah menangani 14 pasien. Dan saya kira jumlah itu akan terus bertambah sehingga kami harus mengantipasi dengan meningkatkan persediaan obat termasuk ADS," katanya. Selain kekurangan ADS RSUD Karawang juga kekurangan ruang isolasi untuk pasien penderita Difteri.

Sesuai dengan SOP penderita Difteri harus dirawat diruang isolasi. Mengantisipasi hal tersebut pihak RSUD merubah salah satu ruangan umum menjadi ruang isolasi. "Selama perawatan tidak boleh ada kunjungan dalam ruang isolasi tersebut karena penyakit ini mudah menular," timpalnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6182 seconds (0.1#10.140)