Pilgub Jateng 2018, Rakyat Dininabobokan Parpol
A
A
A
SEMARANG - Perhelatan Pemilihan Gubernur Jateng 2018 sudah semakin dekat. Namun, belum ada satu pun partai politik (parpol) pun yang secara resmi mendeklarasikan pasangan calon untuk diusung mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Pengamat politik dari Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang, Joko J Prihatmoko, menyatakan, masyarakat berhak mengetahui nama-nama calon yang bakal menjadi pemimpin mereka. Dengan rentang waktu cukup panjang, rakyat seharusnya bisa mencari tahu tentang sosok yang diusung parpol.
"Pilgub Jateng mengabaikan pendidikan politik di masyarakat. Mestinya parpol segera munculkan calon sehingga masyarakat punya peluang dan waktu untuk mengevaluasi calon yang muncul, sehingga pilihannya akan yang terbaik," terang Joko, Kamis (30/11/2017).
Menurut dia, hingga saat ini baru PDIP yang secara tak langsung telah mengenalkan beberapa figur calon. Secara tak sadar, masyarakat digiring untuk melihat beberapa sosok yang bakal diusung, melalui proses penjaringan dan penyaringan.
"Yang ada saat ini partai belum memunculkan calon. Rakyat dininabaobokan dan dibodohi. Yang pinter hari ini adalah PDIP. Dia (PDIP) melakukan penjaringan dan penyaringan calon dibanding parpol lain. Dia menempatkan penjaringan dan penyaringan sebagai strategi kampanye. Partai lain tidak melakukan itu," terangnya.
Dia juga menyampaikan, parpol lain belum berani melangkah lebih jauh karena tersandera strategi politik yang dimainkan PDIP. Partai yang digawangi Megawati Soekarnoputri itu memiliki basis massa yang sangat kuat di Jateng. Berdasarkan pengalaman, PDIP selalu menentukan bakal Calon Gubernur Jateng pada detik akhir pendaftaran ke KPU.
"Mestinya partai lain melakukan penjaringan, konvensi, pra pemilu, atau apalah namanya. Seperti di PDIP masa pendaftaran (penjaringan) semua media memerhatikan. Tapi partai lain tidak melakukan, tidak kampanye calon-calonnya. Tersandera oleh strategi yang dimainkan PDIP. Itu harus diterobos, baik calon-calonnya maupun partainya," tandasnya.
Pengamat politik dari Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang, Joko J Prihatmoko, menyatakan, masyarakat berhak mengetahui nama-nama calon yang bakal menjadi pemimpin mereka. Dengan rentang waktu cukup panjang, rakyat seharusnya bisa mencari tahu tentang sosok yang diusung parpol.
"Pilgub Jateng mengabaikan pendidikan politik di masyarakat. Mestinya parpol segera munculkan calon sehingga masyarakat punya peluang dan waktu untuk mengevaluasi calon yang muncul, sehingga pilihannya akan yang terbaik," terang Joko, Kamis (30/11/2017).
Menurut dia, hingga saat ini baru PDIP yang secara tak langsung telah mengenalkan beberapa figur calon. Secara tak sadar, masyarakat digiring untuk melihat beberapa sosok yang bakal diusung, melalui proses penjaringan dan penyaringan.
"Yang ada saat ini partai belum memunculkan calon. Rakyat dininabaobokan dan dibodohi. Yang pinter hari ini adalah PDIP. Dia (PDIP) melakukan penjaringan dan penyaringan calon dibanding parpol lain. Dia menempatkan penjaringan dan penyaringan sebagai strategi kampanye. Partai lain tidak melakukan itu," terangnya.
Dia juga menyampaikan, parpol lain belum berani melangkah lebih jauh karena tersandera strategi politik yang dimainkan PDIP. Partai yang digawangi Megawati Soekarnoputri itu memiliki basis massa yang sangat kuat di Jateng. Berdasarkan pengalaman, PDIP selalu menentukan bakal Calon Gubernur Jateng pada detik akhir pendaftaran ke KPU.
"Mestinya partai lain melakukan penjaringan, konvensi, pra pemilu, atau apalah namanya. Seperti di PDIP masa pendaftaran (penjaringan) semua media memerhatikan. Tapi partai lain tidak melakukan, tidak kampanye calon-calonnya. Tersandera oleh strategi yang dimainkan PDIP. Itu harus diterobos, baik calon-calonnya maupun partainya," tandasnya.
(wib)