Jumlah Pengungsi Erupsi Gunung Agung Tembus 43.358 Jiwa
A
A
A
KARANGASEM - Jumlah pengungsi akibat meletusnya Gunung Agung di Karangasem, Bali terus meningkat. Berdasarkan data sementara yang dihimpun Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BPBD Bali, pada Rabu (29/11/2017) pukul 18.00 Wita jumlah pengungsi tercatat sebanyak 43.358 jiwa.
Mereka tersebar di 229 titik pengungsian. Di Kabupaten Buleleng terdapat 5.992 pengungsi, Klungkung (7.790 jiwa), Karangasem (22.738 jiwa), Bangli (864 jiwa), Tabanan (657 jiwa), Kota Denpasar (1.488 jiwa), Gianyar (2.968 jiwa), Badung (549 jiwa), dan Jembrana (312 jiwa).
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, jumlah penduduk di 22 desa radius berbahaya sekitar 90.000 hingga 100.000 jiwa.
"Mereka harus mengungsi karena mereka tinggal kawasan rawan bencana yang ancamannya adalah bahaya dari landaan awan panas, aliran lava, guguran batu, lontaran batu pijar, dan hujan abu lebat. Sangat berbahaya dan mematikan," katanya, Rabu (29/11/2017)
Gubernur Bali Made Mangku Pastika telah mengimbau agar masyarakat mengungsi di sekitar Karangasem saja, tidak perlu yang jauh-jauh karena akan memudahkan penanganan pengungsi. Namun demikian masyarakat tetap mengungsi ke luar Karangasem. Bahkan ada yang mengungsi ke Lombok.
Sebelumnya PVMBG telah menyatakan Gunung Agung berstatus Awas dan penetapan radius 8-10 km sebagai daerah berbahaya pada Senin 27 November 2017. Masyarakat di radius berbahaya diperintahkan mengungsi.
Mereka tersebar di 229 titik pengungsian. Di Kabupaten Buleleng terdapat 5.992 pengungsi, Klungkung (7.790 jiwa), Karangasem (22.738 jiwa), Bangli (864 jiwa), Tabanan (657 jiwa), Kota Denpasar (1.488 jiwa), Gianyar (2.968 jiwa), Badung (549 jiwa), dan Jembrana (312 jiwa).
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, jumlah penduduk di 22 desa radius berbahaya sekitar 90.000 hingga 100.000 jiwa.
"Mereka harus mengungsi karena mereka tinggal kawasan rawan bencana yang ancamannya adalah bahaya dari landaan awan panas, aliran lava, guguran batu, lontaran batu pijar, dan hujan abu lebat. Sangat berbahaya dan mematikan," katanya, Rabu (29/11/2017)
Gubernur Bali Made Mangku Pastika telah mengimbau agar masyarakat mengungsi di sekitar Karangasem saja, tidak perlu yang jauh-jauh karena akan memudahkan penanganan pengungsi. Namun demikian masyarakat tetap mengungsi ke luar Karangasem. Bahkan ada yang mengungsi ke Lombok.
Sebelumnya PVMBG telah menyatakan Gunung Agung berstatus Awas dan penetapan radius 8-10 km sebagai daerah berbahaya pada Senin 27 November 2017. Masyarakat di radius berbahaya diperintahkan mengungsi.
(poe)