Bimbingan Pernikahan Kurang Diminati, Perceraian di Blitar Membludak
A
A
A
BLITAR - Program bimbingan pranikah untuk calon mempelai di Kabupaten Blitar kurang diminati. Program yang bertujuan menekan angka perceraian itu, sejauh ini hanya diikuti empat pasang calon pengantin.
"Memang belum berjalan maksimal. Masih empat pasang yang ikut program bimbingan yang dimulai bulan November ini," ujar Humas Kementrian Agama Kabupaten Blitar Jamil Mashadi kepada wartawan.
Munculnya program ini berkaca dari kasus perceraian yang tinggi di Kabupaten Blitar. Jamil menyebut ribuan pasang suami istri cerai setiap tahun. Pasangan yang gagal melanjutkan keutuhan rumah tangga itu berasal dari beragam latar belakang dan usia.
Tidak sedikit yang berusia 20 tahun. Sayangnya Jamil tidak menyebut angka secara detil. "Ada ribuan pasangan yang cerai setiap tahun di Kabupaten Blitar. Dan jumlahnya relatif meningkat, " terangnya.
Bimbingan pranikah yang menggunakan pendekatan agama diharapkan mampu menekan angka perceraian. Hanya saja, kata Jamil, bimbingan masih terpusat di kemenag. Hingga saat ini Kantor Urusan Agama di tiap kecamatan belum bisa melaksanakan bimbingan.
"Hal ini (terpusat di Kemenag) menjadi salah satu hambatan kenapa belum banyak yang ikut bimbingan, "paparnya.
Zaenal Arifin warga Kecamatan Wonodadi menilai perceraian lebih banyak dilatarbelakangi persoalan ekonomi. Banyaknya warga yang menjadi buruh migran, dan tidak sedikit pernikahannya yang berakhir, lebih banyak dipicu soal ekonomi.
Karenanya perbaikan ekonomi menjadi solusi yang efektif menekan angka perceraian. "Bimbingan pranikah memang penting. Namun saya kira lebih penting bila pemerintah melakukan perbaikan ekonomi buat warga. Karena ini solusi yang nyata menekan perceraian," pungkasnya.
"Memang belum berjalan maksimal. Masih empat pasang yang ikut program bimbingan yang dimulai bulan November ini," ujar Humas Kementrian Agama Kabupaten Blitar Jamil Mashadi kepada wartawan.
Munculnya program ini berkaca dari kasus perceraian yang tinggi di Kabupaten Blitar. Jamil menyebut ribuan pasang suami istri cerai setiap tahun. Pasangan yang gagal melanjutkan keutuhan rumah tangga itu berasal dari beragam latar belakang dan usia.
Tidak sedikit yang berusia 20 tahun. Sayangnya Jamil tidak menyebut angka secara detil. "Ada ribuan pasangan yang cerai setiap tahun di Kabupaten Blitar. Dan jumlahnya relatif meningkat, " terangnya.
Bimbingan pranikah yang menggunakan pendekatan agama diharapkan mampu menekan angka perceraian. Hanya saja, kata Jamil, bimbingan masih terpusat di kemenag. Hingga saat ini Kantor Urusan Agama di tiap kecamatan belum bisa melaksanakan bimbingan.
"Hal ini (terpusat di Kemenag) menjadi salah satu hambatan kenapa belum banyak yang ikut bimbingan, "paparnya.
Zaenal Arifin warga Kecamatan Wonodadi menilai perceraian lebih banyak dilatarbelakangi persoalan ekonomi. Banyaknya warga yang menjadi buruh migran, dan tidak sedikit pernikahannya yang berakhir, lebih banyak dipicu soal ekonomi.
Karenanya perbaikan ekonomi menjadi solusi yang efektif menekan angka perceraian. "Bimbingan pranikah memang penting. Namun saya kira lebih penting bila pemerintah melakukan perbaikan ekonomi buat warga. Karena ini solusi yang nyata menekan perceraian," pungkasnya.
(nag)